Selasa, 16 Februari 2016

Ketika Pacaran Bukan Menjadi Suatu Pilihan

"Sok suci." , "Hih jual mahal, mending cakep.", "Sok jaga image temennya juga banyak yang laki-laki."

Kata-kata merdu itu pasti bukan kata-kata yang baru untuk perempuan yang berusaha menghijab hati dan dirinya. Bukan hanya di belakang telinga, tapi di depan pun pasti ada.

Ketika seorang wanita memutuskan untuk menghijab hatinya, bukan berarti wanita itu sok suci. Tapi ia ingin menjaga kesuciannya. Bukannya dalam surah An-Nur sudah jelas ya. Hendaknya perempuan yang beriman menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, serta menampakan perhiasan yang biasa di tampakan saja.

Wanita yang memilih menolak ajakan pacaran, bukan karena mereka angkuh dan sombong. Justru mereka menunjukan bahwa harga yang perlu di bayar untuk mendapatkan seorang wanita solehah sangatlah mahal. Karena wanita solehah adalah harta simpanan yang paling berharga.

"Kalo jual mahal mulu, nanti gak laku loh." Pasti pernah nemuin kata-kata seperti ini kan, dalam perjuangan kalian. Saya tuh suka bingung sama pertanyaan model itu. Lah terus kalo gak jual mahal, mau jual murah gitu? Diobral.. diobral.. 10 ribu 3. Begitu?

Bukannya Allah memang menciptakan perempuan dalam harga yang mahal? Ketika ia lahir, Allah membukakan pintu surga untuk ayahnya. Ketika ia taat pada Allah dia bisa memasuki surga lewat pintu mana pun yang ia suka. Ketika ia menjadi ibu, surga ada di bawah telapak kakinya. Maka kenapa engkau menjatuhkan harga mu secara murah, ketika Allah sudah meninggikannya?

Wanita yang menghijab hatinya hanya ingin ketika kata ‘sah’ membahana, hal-hal yang di lakukan selanjutnya adalah hal-hal pertama yang belum pernah di rasakan sebelumnya. Contohnya bergandengan tangan, memeluk suaminya.

Ia hanya ingin dimiliki oleh satu-satunya orang yang namanya telah Allah tuliskan di lauhul mahfudz untuknya. Mungkin bisa jadi kamu atau orang lain. Siapa yang tidak beruntung mendapatkan seorang akhwat yang tak pernah tersentuh sebelumnya ?

"Ngomonginnya nikah mulu. Pengen nikah banget emang?" Pasti ada aja celetukan kaya gini. Ketika sepertinya selalu saja yang disinggung adalah mengenai pernikahan saat mendekati seorang wanita solehah. Harus kalian tau, itu bukan berarti ia ingin terburu-buru untuk segera menikah atau nafsu belaka. Tapi karena memang baginya, hanya dengan pernikahan sajalah segala sesuatunya akan menjadi halal.

Wanita solehah tidak mau menjalin status dengan laki-laki yang tukang modus. Karena dia tau Allah memberikan hati bukan untuk tempat bermain laki-laki yang tak berani berperinsip.

Buat saya pribadi pacaran bukan menjadi suatu pilihan ketika seorang wanita mulai jatuh cinta. Sulit memang menjaga hati terlebih di usia saya yang baru memasuki 20 tahun. Saya pun tentu memiliki kecenderungan menyukai juga seperti manusia lainnya. Tapi saya tak mau mengikuti bujukan perasaannya begitu saja. Saya hanya bisa terus mencoba mengendalikan perasaan saya semampunya.

Jika bertemu seorang wanita yang sedang berusaha menghijab hatinya. Tolong kuatkanlah ia dengan perinsipnya. Bukan melemahkannya. Sudah menjadi fitrah, hati seorang akhwat itu sensitif, maka jangan kikis tembok tipis itu dengan ujaran kata.

Karena sesungguhnya, apa yang ia lakukan, apa yang ia jaga, bukan hanya untuk dirinya. Tapi juga untuk suaminya kelak. Yang bisa jadi kamu, atau orang lain.

-Hana Larasati

6 komentar:

  1. Daging isi tulisannya.

    Tinggal eyd di + kata kerja = disambung.

    Bukan di lakukan tapi dilakukan.

    Di + kata benda/selain kata kerja = dipisah tulisannya
    Contoh:
    Di Jakarta, di tempat dll

    BalasHapus
  2. Suka mbak hana .. Lagi butuh tulisan kayak gini buat istiqomah .
    Kalau di gambarkan lagi pasti tambah cakep

    BalasHapus
  3. keren ka ;) dan setuju banget sama apa yang kakak tuliskan :))

    BalasHapus