Senin, 05 Maret 2018

Perjumpaan

Dia terlihat gagah hari itu, dengan kemeja hitamnya dan rambut yang tidak lagi sebahu. Dia tersenyum saat menatap mataku yang hari ini memakai baju coklat muda.

Sepatu tinggiku membuatnya tersenyum mencibir. Dia bilang aku kaku jika memakai itu. Tapi aku terlihat cantik dengan dandanan sederhana.

Kami mengadiri acara pertemuan para dosen. Dia menawarkan lengannya untuk ku gengam, namun aku mengantupkan tanganku sembari bergeleng lembut.

Dia menepuk jidatnya pelan dibarengi dengan senyuman. Dia mempersilahkan ku jalan duluan dan dia mengikuti di sebelahku laksana adipati dan putri.

Aku tersenyum bahagia hari ini. Sebagian orang berkata kami tampak serasi hari ini. Dia tersenyum salah tingkah, sama denganku yang tak jauh beda.

Aku tak tahu, akan bertahan berapa lama perasaan kami sekarang. Yang aku ketahui hanya kami, adalah dua orang yang berjalan bersama Ridho Tuhan. Meski banyak salahnya, banyak ketidak tahuannya namun setiap derap langkah dan pilihan kami selalu mengikutsertakan Tuhan sang pencipta alam.

Entah, apakan aku rusuknya yang baik atau dia kah tulang punggungku yang kuat. Yang ku tahu kami hanya saling menjaga satu dan lainnya. Dibumbui dengan cemburu dan rindu sebagai pemanis jalan hidup.

-Hana Larasati