Sabtu, 25 Januari 2014

Sahabat



Kalo ada yang bilang lebih baik punya 1 sahabat yang baik, dari pada 1000 temen yang dateng kalo ada butuhnya, itu gua iyain banget. Sampe segede gini gua cuma punya 1 orang yang bener-bener gua percayain.
Emang  gua punya banyak sahabat tapi yang bener-bener tau semua rahasia gua cuma si doi doang. Hampir setiap hari gua curhat ke dia, mulai dari yang bener-bener penting dan rahasia banget sampe harga cilok dikampus gua ceritain ke dia. Kita udah sahabatan itu hampir 9 tahunan lah, dan selama itu kita tuh hampir gak pernah berantem.  
Kadang buat nemuin sahabat yang bener-bener sahabat itu gak gampang, soalnya pasti ada yang di depan like a angel  ternyata dibelakang like a devil. Kalo enggak di depan nyanjung-nyanjung dibelakang tau-tau nusuk, banyak banget kasus kaya gitu sekarang.
Kadang gua mikir orang yang kaya gitu itu hatinya masih ada gak sih? Maksud gua ya gimana bisa jadi dua kepribadian di depan orang yang bener-bener deket banget sama kita. Kok bisa menghianati kepercayaan orang. Banyak loh kasus kaya gitu.
Perlu di inget persahabat itu saling bukanya paling. Lu gak perlu jadi Sellena Gomez buat jadi sahabat yang baik atau taylor swift biar dia mau jadi sahabat lu. Lu cukup jadi apa adanya diri lu, karena sahabat itu orang yang nerima lu masuk ke kehidupanya tanpa liat lu siapa, atau lu gimana. Dan lu juga harus sebaliknya kalo lu mau sahabatan sama dia lu gak boleh liat dia gimana, atau liat dia siapa. Selama dia bawa pengaruh baik buat lu dan kehidupan lu ya why not? Gak usah deh banding-bandingin dia sama orang lain atau nuntut dia yang berlebihan sahabat itu kan saling melengkapi. Apa yang kurang di dia lu lengkapi dengan kelebihan di lu begitu pun sebaliknya.
Kalo lu terus-terusan nyari yang sempurna dan sesuai keinginan lu gua jamin seumur hidup lu gak akan punya sahabat. Ya karena gak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan Yang Maha Esa. Lu harus belajar nerima kekuranganya.
Buat yang udah punya sahabat jaga deh sahabatnya, karena lebih sakit kehilangan sahabat dari pada kehilangan pacar atau apalah. Karena sahabat itu orang yang selalu ada diwaktu-waktu lu bener-bener jatuh dan terpuruk dimana orang lain gak mau tau keadaan lu dia tetep setia di samping lu. Ngasih semangat, ngajak lu buat bangkit, ngapus air mata lu, dan yakinin kalo lu bisa lewatin itu semua. Dan dia satu-satunya orang yang gak minta lu anggep  tapi tetep setia buat lu.

Rabu, 22 Januari 2014

Sakit Hati dan Media social



Kadang ketika lo sakit hati, hanya lo yang bisa ngobati rasa sakit itu sendiri. Iya sendiri.
Ada yang bilang buat ngilangin sakit harus nyari penganti orang itu. Tapi gua punya pemikiran sendiri kita  ibaratkan sakit hati kaya luka ditelapak kaki. Lu gak akan bisa memfungsikan kaki lu dengan baik kalo luka itu belom sembuh, lu harus ngobatin luka itu sampe dia bener-bener sembuh supaya lu bisa memfungsikan kaki lu dengan baik. Sama kaya hati, lu harus ngobatin sakit hati lu sampe dia bener-bener sembuh supaya dia bisa berfungsi dengan baik.
Kadang ketika lu sakit hati yang lu butuhin bukan orang penganti, tapi perhatian penganti. Kerena ketika sakit obat yang paling mujarab adalah perhatian. Gak tau kenapa perhatian itu kaya punya unsur magic tersendiri yang bikin mood seakan balik lagi.
Entah itu dari sahabat, orang tua atau apa pun, perhatian itu sangat dibutuhkan. Dengan perhatian kita merasa masih diperdulikan. Masih dianggap ada, gak merasa sendirian. Iya perhatian.
Lalu kenapa kebanyakan orang lebih memilih mencurahkan isi hatinya ke media social? Jawabanya simple, yak karena media social satu-satunya tempat yang dia rasa bisa memahaminya, bisa memberi perhatian disaat dunia nyata mengacuhkanya. Ia kadang kita suka mengejudge orang yang suka curhat di twitter atau fb itu alay tapi apa kita pernah berpikir kenapa dia melakukan itu?
Kebanyakan orang yang suka curhat di media social karena jiwanya kosong, ketika seluruh dunia berpaling padanya dia pun berpaling ke media social yang dia rasa bisa mengerti dia. Bukanya itu udah naluri setiap manusia ya, manusia akan mencari tempat dimana dia bisa nyaman dan mengerti isi hatinya.
Yak maka dari itu buat lo, lo, dan lo yang suka ngejudge orang yang suka curhat di sosmed itu alay coba dah liat dari sisi terdalamnya mungkin aja dia kesepian sehinga memalingkan dunia nyata untuk dunia maya dimana dia bisa menemukan apa yang dia cari selama ini, perhatian. Atau mungkin gak ada satu orang pun yang mengerti dia dan akhirnya dia pun menuangkan unek-uneknya kedalam sosmed itu. We never know… karena dalamnya hati manusia gak ada yang tau. Tapi coba deh buat sedikit aja peduli sama keadaan lingkungan sekitar, coba lebih peka sama perasaan orang lain. Dijaman moderenitas ini rasanya kita krisis akan rasa peka antar sesama manusia.

Jumat, 17 Januari 2014

Surat untuk Tuhan :))



Tuhan.. selamat pagi, atau selamat siang, dan selamat malam. Aku tak tau di surga sedang musim apa? Penghujan atau kemaraukah? Ataukah mungkin sekarang sedang turun salju? Di sana pasti indah. Kalau boleh berbincang sedikit, aku ingin sekali melihat salju Tuhan, semoga nanti setelah dewasa aku bisa melihat salju secara langsung.
Aku tau Enkau tidak pernah sibuk, aku tau Engkau selalu mendengar isi hatiku, meskipun Engkau tak segera memberi pukpuk dibahuku. Aku tak perlu curiga padaMu , soal Enkau mendengar doaku atau tidak. Aku tau telingaMu selalu tersedia untuk siapapun yang percaya padaMu. Aku tau pelukanMu selalu terbuka untuk siapapun yang lelah pada dunia. Aku mengerti tanganMu selalu siap menyatukan kembali kepingan-kepingan hati yang patah.
Masih tentang hal yang sama Tuhan. Aku belum ingin ganti topik. Tentang dia, seseorang yang namanya selalu ku perbincangkan sangat lama bersamaMu. Seseorang yang selalu ku sebut dalam setiap kata ketika aku berbicara panjang denganMu.
Aku sudah tau, perpisahan yang Kau ciptakan adalah sesuatu yang terbaik untukku. Aku mengerti kalau Engkau sudah mempersiapkan seseorang yang jauh lebih baik darinya. Tapi…… bukan berarti aku harus absen menyebut namanya dalam doaku bukan? 
Nah… kalau yang ini aku juga sudah tau, dia sudah menemukan penggantiku, entah lebih baik atau lebih buruk dariku. Atas alasan apapun aku harus turut bahagia mendengar berita itu, karena ia tak perlu merayakan kesedihanya seperti yang aku lakukan beberapa hari terakhir ini. Seiring mendapatkan penggantiku, ia tak perlu merasa galau ataupun merasa kehilangan. Sungguh…. Aku tak pernah ingin dia merasakan sakit seperti yang aku rasakan Tuhan. Aku tak pernah tega melihat kecintaanku terluka seperti luka yang belum juga kering didadaku. Aku hanya ingin kebahagiaanya terjamin olehMu, dengan atau tanpa ku. 
Tolong kali ini jangan tertawakan aku Tuhan. Aku tentu saja menangis, dadaku sesak ketika tau semua berlalu begitu cepat. Apalagi ketika dia menemukan penggantiku hanya dalam hitungan jam. Aku memang tidak habis pikir. Padahal aku sedang menikmati perasaan bahagia yang meletup pelan-pelan itu. Bukannya ingin berpikiran negative tapi itu yang aku rasakan selama ini Tuhan. Sepertinya aku belum cukup cerdas untuk mengerti wajah dan kenampakan aslinya. Aku hanya melihat segala hal yang ia tunjukan padaku, tanpa pernah tau apa yang sebenarnya ada didalam hatinya. Aku tidak tau bagaimana kabarnya sekarang. Bagaimana hubungan dengan kekasih barunya. Aku tidak terlalu ingin mengurusi hal itu. Aku yakin dia pasti bahagia, karena begitu mudah mendapatkan penggantiku.
Aku percaya dia sedang dalam titik jatuh cinta setengah mati pada kekasih barunya. Dan tidak lagi membutuhkan aku dalam helaan nafasnya. Permintaan yang sama seperti kemarin Tuhan, jagalah kebahagianya untukku. Bahagiakan dia untukku. Senyumnya adalah segalanya yang kuharapkan. Bahkan aku rela menangis untuknya agar ada lengkungan senyum dibibirnya. Aku ingin lakukan apa pun untuknya tanpa mengurangi rasa cintaku padaMu Tuhan. Aku memang tak menyentuhnya. Tapi…. dalam jarak sejauh ini aku bisa memeluknya dalam doa.
Pernah terpikir agar aku bisa terkena amnesia atau gagar otak dan melupakan segala sakit yang pernah ku rasa. Agar aku tak pernah merasa kehilangan dan tak perlu menangisi perpisahan. Rasanya hidup tak terlalu rumit jika setiap orang mudah melupakan rasa sakit dan hanya mengingat rasa bahagia. Namun…. Aku tak tau hidup bisa seperti itu. Harus ada rasa sakit agar kita tau rasa bahagia. Tapi.. bagiku rasa sakit yang terlalu sering bisa membuat seseorang menikmati yang telah terjadi. Itu dalam presepsiku loh Tuhan.
Aku memang tak perlu meratap, karena sepertinya ia bahagia bersama kekasih barunya. Ia pasti telah menemukan dunia baru  yang indah dan menyenangkan. Aku turut senang jika hal itu benar, kembali pada bagian awal Tuhan. Aku tak pernah ingin dia merasakan sakitnya perpisahan, seperti yang aku rasakan.
Akhir percakapan, aku tidak minta agar dia segera putus dengan kekasihnya, atau hubungan mereka segera kandas di tengah jalan. Aku hanya minta agar telat makannya dihilangkan supaya dia tidak terkena maag. Agar ia tidak tidur hingga larut malam. Agar ia tidak sakit ketika tubuhnya kelelahan dihajar tugas. Semoga kekasih barunya mengerti betul kebiasaannya seperti aku mengerti rasa sakitnya.
Kembali pada bagian awal. Aku hanya ingin dia bahagia Tuhan. Itu saja cukup. 

Biodata Penulis.

Hallo perkenalkan nama saya Hana lahir di Solo 13 agustus 1995, anak pertama dan terakhir. Saya orangnya lebih suka disapa dari pada menyapa, karena saya sedikit pemalu mungkin buat yang baru kenal pasti menilai saya jutek. Saya juga termasuk orang yang simple dan apa adanya. Gak terlalu suka keramaian tapi gak suka kesepian juga, paling takut sama gelap, dan petir.