Senin, 30 Juni 2014

Ketika Wanita Bercerita



Hanya wanita tegar yang bisa membingkis duka dalam senyuman. Hanya wanita kuat yang sangup bertahan ketika kesetiaanya di abaikan. Hanya wanita pilihan yang mampu mengucapkan doa semoga bahagia dengan ikhlas ketika tau segala sesuatu kenyataan yang menyakitkan terungkap.

Hati wanita mana yang tak terusik ketika mengetahui bahwa kecintaannya mendua? Air mata wanita mana yang tak mengalir saat kepercayaan digadaikan?

Ketika kebahagiaan mulai menyerpih, ku kuatkan batinku untuk mengumpulkanya kembali. Berharap bisa merangkainya menjadi kebahagiaan yang utuh seperti dulu. Tapi apa bisa, hal yang sudah porak poranda kembali seperti sedia kala? Kalau pun bisa terangkai, mungkin tidak akan seutuh dulu.

Ketika kepercayaan di hianati apa mungkin hati bisa mencintai kembali? Bukankah kepercayaan adalah pilar-pilar pokok dalam setiap hubungan? Ketika pilar itu runtuh makan hubungan itu pun akan hancur.

Aku sadar sepenuhnya dalam hidup persoalan akan terus datang silih berganti. Bergantian menbawa duka dan air mata. Tapi hanya hamba yang kuat yang bisa terus bersyukur dalam setiap cobaan yang diberikan yang akan menemukan hikmah berharga dari setiap cobaan.

Ya Rabb, jika ini memang jalan Mu untukku ridhoi aku, kuatkan aku, lapangkan hatiku untuk selalu bersuka cita dalam menerima setiap rencana Mu yang pastinya baik untukku. Aamiin.

Ya Rabb



Ya Rabb, maafkan atas rasa yang tak pantas ini. Maafkan atas segala kecurigaan dan rasa su’udzon dalam hati ini. Berilah kekuatan serta kelapangan hati dalam setiap maslah yang datang silih berganti.

Ya Rabb, Engkau telah membekali kami dengan rasa sabar. Jadikan rasa sabar itu tak berbatas. Lapangkanlah hati ini untuk selalu bersuka cita menerima segala rancanaMu. Ubahlah sifat pengerutu ini menjadi sifat yang selalu bersyukur. Ya Rabb, aku sadar seutuhnya bersyukur bukan perkara seberapa banyak kita bahagia, tapi dengan bersyukur maka kita akan bahagia.
  
Ya Rabb, kabulkan lah doa ku. Aamiin.

Rencana Tuhan



Benci? Tidak saya sayang dia. Menjauh pun rasanya tak sanggup. Tapi saya tau, makin lama, makin cinta, makin mendalam, makin menyakitkan.

Sedih? Tentu. Saya tak bisa mengobrol dengannya lagi, tak bisa bertemu dia lagi, atau  bersenda gurau dengan dia lagi.

Lega? Iya. Memutuskan untuk pergi dan menjaga jarak itu penting, saat saya tau buka saya yang dia mau. Memutuskan pergi saat sudah sejauh ini ya berat, tapi harus.

Saya tau, kita tidak pernah belajar untuk melupakan seseorang atau kenangan manis tentangnya. Kita hanya mampu belajar membiasakan diri untuk hidup tanpanya. Menerima, bahwa mungkin yang terbaik adalah merelakan, bukan memaksakan diri untuk lupa.

Inti dari move on itu ikhlas. Ketika hati kita ikhlas untuk melepaskan karena alasan yang baik, maka pada saat itu pula dari atas langit Tuhan memutuskan untuk menganti dan mempertemukan kita dengan orang yang lebih baik.

Saya  selalu percaya apa pun kata Tuhan, karena saya tau rencanya adalah rencana yang paling indah di dunia ini. Kita hanya perlu bersabar untuk mengetahui apa yang di inginkan Tuhan ketika dia mulai memberi rencananya kepada kita.

Hana Larasati.

Selasa, 24 Juni 2014

Setitik Pesan



Wanita itu ibarat pakaian untuk laki-laki. Menghangatkan di kala hujan dan menyejukan ketika panas. Jika laki-laki melakukan kesalahan sentuhlah hatinya dengan lembut, bukan menyudutkannya. Berilah dia motivasi bukan mengintimidasi.

Laki-laki itu ibarat kepala, dan wanita adalah tubuhnya. Bagaimana bisa kepala tetap tegap jika tubuh yang menopangnya lemah? Sebagai wanita kita harus kuat. Kuat disini maksudnya wanita haruslah memiliki hati yang kokoh.

Hati yang kokoh bisa diperoleh dari hati yang bersih. Ketika hati kita bersih terhindarlah kita dari sifat-sifat yang dibenci Allah yaitu iri, benci, curiga, bahkan su’uzon yang bisa merusak pilar-pilar kekokohan hati kita. Untuk mendapatkan hati yang bersih kita tentunya harus melewati proses yang tidak mudah, maka memintalah kepada  Allah untuk selalu menjaga hati kita agar terhindar dari sifat-sifat tercela.

Berubahlah jika semuanya belum terlambat. Berubahlah sebelum kamu kehilangan banyak. Karena kehilangan adalah suatu titik yang sakitnya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Hana Larasati.

Senin, 23 Juni 2014

Kebahagiaan



Ketika seseorang memutuskan untuk pergi bukan karena dia tidak suka melainkan menurut dia mungkin dengan kepergiannya akan membuat orang lain menjadi lebih bahagia. Definisi bahagia itu bukan seberapa banyak kita memiliki tapi seberapa banyak kita mensyukuri.

Kebahagian tidak selalu terjadi ketika kita mendapatkan seseuatu yang kita senangi, tapi bisa saja terjadi ketika kita merelakan untuk melepaskan seseuatu karena kita tau itu yang terbaik.

Kebahagian yang mutlak adalah ketika kita melihat apa yang kita cintai bisa tersenyum lepas, tertawa dan bercanda bebas, tidak ada tekanan, tidak ada penderitaan.

Kebahagiaan saya ada pada senyum kamu, kegembiraan saya ada pada hati kamu jadi ketika dua hal itu rusak maka rusaklah kebahagian saya. 

Hana Larasati.

Saatnya Melepaskan Dia

Pepatah menyatakan..
Cinta yg agung adalah ketika kita menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya, ketika dia tidak mempedulikan kita dan kita masih menunggunya dengan setia, ketika dia mencintai orang lain dan kita masih bisa tersenyum sembari berkata “aku turut bahagia untukmu”…
Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang,
bukan karena rasa cinta itu hilang..
tetapi karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia
apabila kita : "Melepaskannya."

Ketika Kami Cemburu.



Dalam beberapa hadist disebutkan cemburu adalah sebagian dari iman. Tapi cemburu yang berlebihan akan mengiring diri kita sendiri ke dalam jurang kehancuran. Perasaan cemburu memang tidak bisa disalahkan. 
Cemburu adalah naluri untuk mempertahankan apa yang disayang.

Tapi alangkah baiknya jika cemburu dalam takaran yang pas. Supaya tidak melenceng dari apa yang diharuskan. Laki-laki pun punya kebebasan untuk bergaul, mendambah relasi, refresing, dan sebagainya. 
 Berikanlah waktu untuk mereka melebarkan sayapnya. Jangan mengekang, laki-laki memiliki jiwa yang bebas. Biarkan mereka tumbuh, biarkan mereka berkembang. Berikanlah kepercayaan yang utuh untuk mereka.

Dan untuk para laki-laki bila kalian tidak ingin kami cemburui, tumbuhkanlah rasa percaya dalam diri kami untuk kalian. Sempatkanlah waktu untuk kami walau hanya sepersekian detik. Pangilah kami dengan pangilan yang kami sukai. Dengan begitu tumbuhlah rasa percaya dalam diri kami untuk kalian.

Hana Larasati.