Kamis, 16 April 2020

Jingga

Rebah tubuhmu dalam betangan sayapku,
Dalam senyap, dadamu berdebar hebat. 

Tangismu pecah di penghujung malam, memantik pedih dalam dekapan alam. 

Tarik lagi nafasmu panjang, yang hilang suatu hari nanti akan ingat jalan untuk pulang. 

Kemudian yang pergi akan ingat, dimana awal ia berdiri. 

Tapi pada masa itu, kau sudah sangat cantik dengan sinarmu. 
Sudah sangat bahagia dalam dekap langit biru. 

Jingga itu sudah direngut senja. Lalu air matanya mengalir, membuat riak sungai semakin deras terukir. Ia kehilangannya, karena ego yang menguasai dirinya. 

-Hana Larasati