Kamis, 31 Desember 2015

Si Kecil Yang Mengugah Iman

Tepat jam 4 sore, ku rebahkah tubuh lelah ku. Bau asap dan debu jalanan mengelayuti tubuh lemahku. Tulangku serasa berpindah tempat sangking lelahnya.

Hari ini jadwal mata kuliahku penuh dari pagi hingga sore. Diawali lab sampai kejar-kejaran dengan dosen bimbingan metode penelitian itu makanan sehari-hariku.

Dari luar kelihatannya kuliah itu menyenangkan. Duduk dikelas, mendengarkan dosen (itu juga kalau mau) lalu pulang, tapi kenyataannya sangat berbanding terbalik. Ada jiwa-jiwa yang tertekan di dalam sana, bertarung melawan  sang dewa mata kuliah yang hanya tau kata benar dan benar.

Aku mahasiswi teknik. Anak teknik terkenal tahan banting. Tak banyak perempuan yang ingin masuk ke fakultas itu. Hanya yang cukup kuat yang mampu bertahan.

Ku bolak balikan badan kurusku di tempat tidur. Sejenak melepas lelah dan bermanja-manja pada sang kasur. Ku buka handphone ku, sepertinya tadi ada pesan yang aku belum baca. Ternyata dari sahabatku.

" Na, ngajar yuk." Jujur aku sangat malas hari itu karena jika aku mengajar aku harus setor hafalan qur'an ku. Aku lelah sekali, akhir-akhir ini banyak tugas kuliah yang menumpuk membuatku jarang menyentuh Al-qur'anku, tapi di sisi lain aku juga tidak enak untuk menolak ajakannya. Jadi aku putuskan untuk datang.

Aku mengajar di TPA dekat rumahku, tidak besar dan tidak terlalu banyak juga muridnya. Aku mengajar dengan suka rela di sana, awalnya hanya mengisi waktu luang tapi lama-lama jadi keterusan.

Sekarang tepat pukul 04:30 sore, dan aku seperti biasa duduk menunggu semua anak datang. Aku duduk di sebelah anak laki-laki kecil sambil mencoba menghafal, hafalan surat yang di berikan Mba Utami padaku. Tak di sangka ternyata anak kecil itu melakukan hal yang sama. Dia bolak-balik juz'ama nya sambil komat-kamit membaca lafaz yang ada di dalamnnya. Iseng ku tanya dia.

" Kamu ngapain?"

"Menghafal mba."

"Hari ini ada hafalan?"

"Enggak mba."

" Kok ngapalin?"

"Emang menghafal cuma boleh kalau ada hafalan aja ya mba?"

Kepalaku serasa di benturkan ke tembok. Dia yang masih kecil saja sadar bahwa Al-qur'an itu pedoman hidup dan menghafal Al-qur'an itu wajib bagi umat yang mengaku Islam. Sedangkan aku, akhir-akhir ini malas sekali menghafal dengan alasan tugas. Dari luar aku gembar gemborkan rasa cintaku padaMu Ya Rabb, tapi dalam pengaplikasian di dunia nyata aku nol besar bahkan kalah dari anak kecil yang aku angap tidak tau apa-apa. Ku jawab pertanyaannya dengan terbata.

"Eng..gak kok enggak. Bagus malah menghafal terus."

" Tapi saya masih belum lancar mba, bacanya. Allah marah gak ya mba?"

" Enggak lah Allah kan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Orang yang masih terbata-bata membaca Al-Qur'an itu nanti dapat 2 pahala. Pahala belajar sama pahala membaca Al-qur'an. Kamu baca terus kan setiap hari di rumah?"

"Iya mba, emang ada orang yang setiap hari gak baca Al-qur'an?"

Hatiku tersentak lagi, kadang yang kita angap tidak tau apa-apa, malah yang lebih paham. Kepolosan dan kemurnian dari seorang anak kecil lebih baik dari kepintaran dan ke sok tauan orang dewasa.

Anak kecil kebanyakan mendengar, menyimak, dan mempraktekan beda dengan kebanyakan  orang dewasa hanya mendengar, menyampaikan, tapi sedikit yang mempraktekan.

-Hana Larasati

Jumat, 25 Desember 2015

Sebelum Akhirnya Melupakan.

Gemericik hujan dan pekatnya maalam jadi saksinya. Ketika semua rasa didada harus segera di sekat. Memang aku bukan Maryam yang suci dan terjaga. Hatiku sering berkelana, hinggap dari satu tempat ke tempat lain tapi kali ini aku ingin semuanya berubah. Aku lahir dalam keadaan suci, mati pun aku juga harus dalam keadaan yang sama.

Mungkin semuanya berpikir "Kalian kan gak ngapa-ngapain cuma deket aja, jarak kalian pun jauh ketemu juga enggak. Gapapa kali saling berhubungan lewat chat."

Awalnya aku pun berpikir seperti itu, kita memang tidak saling menatap, tidak saling bersentuhan, tidak saling bertemu dan bergandengan tangan. Dari segi fisik kita menjaga, tapi dari hati apakah kita menjaga? Bukankah hati itu salah satu sumber fitnah paling besar?

Aku masih merenung menatap hujan, lewat jendela yang sekarang mulai mengembun. Menurutku ini salah. Di depannya aku menundukan pandangan, tapi dalam media sosial aku liar mengumbar izzah dan iffahku yang harusnya aku jaga sekuat hatiku.

Bukankah aku ingin menjadi seperti idolaku Maryam binti Imron. Wanita suci yang menjaga harga dirinya. Kalau aku seperti ini terus bagaimana aku bisa menjadi seperti Maryam?

Demi Allah ini berat, melepaskan hubungan dari orang yang di sayang. Ku bolak balikan Al-qur'an hijauku. Perasaan bimbang lama sekali mengelayuti batinku. Akhirnya ku buka secara acak Al-qur'an kesayanganku itu, mungkin ini yang namanya cara indah Allah mengingatkanku. Halaman yang ku buka surah An-Nur di ayat ke 31 " Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya."

Aku semakin mantap dengan pilihanku walau pun kini mataku mulai nanar, ketika ku baca lagi pesan singkat yang dia kirim tiga hari yang lalu.

"Kenapa kamu jadi begini?"

"Saya ingin melupakan. Walaupun saya tau lupa itu wajar, melupakan itu jahat. Tapi jika ingat Allah saya ingin melupakan."

"Kenapa kamu hapus semua pertemanan kita? "

"Karena saya ingin menjadi perempuan yang ada dalam doamu, mas. Perempuan solehah. Meskipun itu tidak akan pernah mungkin."

"Semakin jauh ya jarak kita."

"Iya jauh dalam skala peta, tapi In shaa Allah dekat dalam skala doa."

"Saya minder, mba."

"Saya lebih minder sama prestasinya mas, piala, piagam dan titel. Mengagumkan."

"Masih bisakah kita melengkapi, saya dunianya mba akhiratnya."

"Saya mau kita sama-sama di dunia dan akhirat mas. Ilmu dan iman bukannya saling berkaitan?"

"Tunggu saya di masa depan ya mba."

"Maaf mas, saya gak bisa berjanji. Karena hari esok belum tentu jadi milik saya umur kan gak ada yang tau mas, begitu pun jodoh dan rezeki."

"In shaa Allah saya datang kembali ketika saya sudah pantas."

"Yang baik untuk yang baik mas. Sama sama mendoakan saja."

"Aamiin, mba."

Percakapan kita pun di tutup oleh Aamiin. Semoga Aamiin mu dan Aamiin ku bersatu di arsy. Bukan kah doa yang gotong royong lebih cepat di kabulkan?

Sebelum akhirnya melupakan.

Kenapa kamu jadi begini? | Saya ingin melupakan. Walaupun saya tau lupa itu wajar, melupakan itu jahat. Tapi jika ingat Allah saya ingin melupakan. | Kenapa kamu hapus semua pertemanan kita? | Karena saya ingin menjadi perempuan yang ada dalam doamu, mas. Perempuan solehah. Meskipun itu tidak akan pernah mungkin. | Semakin jauh ya jarak kita. | Iya jauh dalam skala peta, tapi In shaa Allah dekat dalam skala doa. | Saya minder, mba. | Saya lebih minder sama prestasinya mas, piala, piagam dan titel. Mengagumkan. | Masih bisakah kita melengkapi, saya dunianya mba akhiratnya. | Saya mau kita sama-sama di dunia dan akhirat mas. Ilmu dan iman bukannya saling berkaitan? | Tunggu saya di masa depan ya mba. | Maaf mas, saya gak bisa berjanji. Karena hari esok belum tentu jadi milik saya umur kan gak ada yang tau, mas begitu pun jodoh dan rezeki. | In shaa Allah saya datang kembali ketika saya sudah pantas. | Yang baik untuk yang baik mas. Sama sama mendoakan saja. | Aamiin, mba.

Selasa, 22 Desember 2015

Setiap orang ada porsinya masing masing. Dia bisa gitu karena dia ada di lingkungan nuklir. Jordi bisa bola karena dia ketua bola. Ayu bisa akutansi ya karena dia di lingkungan sebi.

Setiap orang sudah di beri porsinya masing masing. Bukannya setiap mobil punya tujuan masing-masing?

Kamu juga bisa dengan komputer dan codingmu. Apa yang mungkin belum tentu mereka bisa. Lebih seriuslah melihat potensimu dari pada hanya sekedar membandingkan potensi orang lain.

Senin, 21 Desember 2015

Beri aku alasan untuk tidak jatuh hati.

Mungkin ini tidak penting bagimu. Bagian yang mungkin membuatmu bosan. Sebab, perasaanmu tak sama dengan apa yang aku rasa. Percakapan-percakapan tak jelas itu, mungkin hal yang tidak terlalu berarti bagimu. Juga pesan singkat dan chat yang tidak tau ingin di bawa kemana.

Telponmu malam ini mampu membuatku sulit bernafas karena bahagiannya. Ketika aku merasa sesak kamu datang sebagai 911 yang siap sedia menghibur dan membuatku tertawa. Lantas apa alasanku untuk tidak jatuh hati padamu?

Tapi bukan itu bagian terpentingnnya. Kamu satu satunya yang bisa membuatku nyaman meluapkan segalanya. Hidupku cukup penat dan sulit dan kamu hadir sebagai angin sejuk. Apa ada alasan untuk ku tidak jatuh hati padamu?

Biarkan aku bersama perasaanku kalau tidak boleh berikan alasan kenapa aku tidak boleh jatuh hati padamu. Setuju?

-Hana Larasati

Dia...Diaku.

Jika kamu tau sosok dia yang sering aku sebut di depan mu adalah kamu. Entah apa reaksimu. Pasti kamu akan menjauh dan aku akan segan. Kita tidak lagi sama seperti dulu. Oh... tidak tidak. Buatku itu bencana besar.

Aku sengaja menutup rapat sosok diaku di depanmu. Karena aku tau akan seperti apa reaksimu, atau kenyataan bahwa kau tidak pernah merasakan apa yang ku rasa. Aku simpan rapat-rapat identitas diaku dalam kardus besar. Kamu tidak akan pernah menemukannya.

Kamu tau aku merahasiakan sosok dia di depanmu karena aku senang aku bisa mendeskripsikan dia, di depanmu tanpa rasa cangung dan malu. Aku leluasa bercengkrama dengan kamu dalam membahas diaku yang ternyata kamu.

Aku suka keadaan ini. Seperti keadaan ketika kamu menangis di tengah hujan. Orang hanya tau yang di wajahmu adalah air hujan bukan air mata. Sekiranya seperti itulah aku.

Kamu tau, mungkin ini aneh tapi ini nyata. Aku nyaman bersamamu. Sahabat tergilaku, tempat pelampiasan amarahku, tempat aku menumpahkan segala tangisanku, salah satu orang yang membuat aku tertawa hingga menangis.

Laki-laki dengan perawakan tinggi tegap itu, dan matanya yang kecil berkilau serta kulitnya yang putih entahlah ada apa di dirimu bisa-bisanya membuatku candu dalam canda. 

Dasrar kau. Diaku.

-Hana Larasati

Jumat, 18 Desember 2015

Alasan Tetesan Air Mata

Dia melihat ke arahku. Aku pura-pura tersenyum agar dia tidak tau, apa yang ku inginkan dan kubutuhkan. Agar dia tidak lihat luka mengaga di hatiku. Dia cukup tau aku bahagia dan baik-baik saja.

Huh.. aku berani bertaruh gadis itu pastilah cantik. Gadis yang sering dia bicarakan itu. Dan dia pasti punya segalanya yang tidak aku miliki.

Dia berbicara padaku, aku pun tertawa karena sungguh itu lucu sekali. Dia memang sangat pandai melucu. Kita seribg tertawa berdua menghabiskan malam dengan lawakan namun tak pernah ku lihat orang lain dimatanya saat dia bersamaku.

Aku ingat saat itu, dia bercerita padaku. Dia bilang dia mabuk kepayang. Dia jatuh cinta pada gadis itu. Akhirnya dia menyadarinya. Dalam hati aku bertanya apakah dia tau dialah yang kupikirkan tiap malam.

Dialah alasan tetesan air mataku. Satu-satunya yang membuatku terus berharap pada bintang harapan. Dialah lagu yang terus aku nyanyikan. Aku tidak tau kenapa aku begitu.

Dia menelponku, taukah dia bahwa aku tidak bisa bernafas. Dan itu pun terjadi begitu sempurna. Kesempurnaan yang ku harap bisa ku miliki.

Gadis itu haruslah mendekapnya erat. Memberikan segala cintanya, pandangi matanya yang indah dan tau bahwa dirinya beruntung.

Maka aku masuk ke kamar. Ku buka laptop dan ku putar videonya sambil mencoba tidur malam ini. Hanya dialah yang ingin ku cintai.

Aku selalu ingat saat dia menatapku dan aku selalu pura-pura tersenyum. Agar dia tidak tau bahwa dialah yang selama ini aku cintai diam diam.

Selasa, 08 Desember 2015

Harta Simpanan

Harta simpanan tidak melulu soal uang, emas, deposito, atau segala hal yang menyangkut itu.

Harta simpanan bisa berupa orang tua yang menyayangi, lingkungan yang baik, dan sahabat yang saling tolong menolong dalam hal kebaikan.

Kenapa aku sebut harta simpanan yang berharga itu salah satunya sahabat? Karena orang terdekat adalah orang yang paling berpengaruh. Jika dia baik maka kita pun akan ikut baik. Jika dia buruk tidak mustahil kita pun akan ikut buruk.

Aku bersyukur mengenal mereka, para sahabat yang tidak hanya mendampingi tapi juga mengawasi. Tidak hanya menyayangi tapi juga menasehati.

Kita semua sama-sama berlomba menuju ridhoNya. Menjadi manusia yang sebaik baiknya. Menjadi seorang hamba yang bertakwa.

Semuanya pun tau, untuk menuju ke situ jalan yang harus di lewati panjang dan curam. Jika berjalan sendiri mungkin sangat sulit. Maka dari itu, disini kita sama-sama saling bergandeng tangan. Saling menguatkan. Saling nasehat menasehati. Saling mengingatkan.

Demi ridhoNya. Demi pembuktian cinta kami padaNya. Kami rela terseok-seok, kami rela bersusah payah, kami rela lelah. Asal semua itu Lillah. Karena Allah. Demi cinta kami padaNya

Bukan kah kelak di akhirat kita akan di bersamakan dengan yang kita cintai? Tempatkan cinta itu di tempat yang tepat.

Terima kasih Ya Allah memberikan ku rizki sahabat yang baik. 😊😊

Nahkoda yang sempat hilang

Dengan gaun pastel aku keluar dari kamarku. Kerudung yang terjulur indah dengan bordir menghiasi kepalaku. Kata mereka akulah yang paling cantik saat ini. Semua mata tertuju padaku saat aku keluar dari persembunyianku.

Riuh suara ucapan selamat yang keuar dari mulut mereka. Ada yang dari rekan dosen, ada yang dari rekan kerjanya, sahabat kami, murid-muridku, mahasiswa-mahasiswiku, dan bawahan-bawahannya.

Malaikat tak henti-hentinya melantunkan doa untuk kami di atas sana. Aku tidak pernah berpikir akan berada pada hari ini bersama orang yang sempat aku pikir tidak akan pernag lagi masuk ke kehidupanku.

Aku pernah kehilangannya karena salahku sendiri. Dia sempat memohon agar aku jangan pergi. Tapi aku memilih untuk pergi, meninggalkannya bersama perempuan lain. Buatku asal dia bahagia aku pun begitu.

Jarak, waktu, keadaan memisahkan kita, sangat tidak mungki kita akan bersatu. Tapi aku masih sangat percaya dia laki-laki baik, yang jika di arahkan ke jalan yang baik. Tidak pernah terputus dalam doaku untuk menyebut namanya. "Ya Rabb sampai detik ini aku masih percaya dia laki-laki baik. Izinkan aku untuk menemaninya dan menjadi teman hidup dunia akhiratnya dalam meraih keridoanMu Ya Rabb."

Hingga pada waktu yang tidak aku sangka Sang Maha Cinta meridhoi kita bertemu. Memperbaiki segala sesuatu yang rusak. Mempererat yang renggang.

Malam itu kau memberanikan diri untuk menyampaikan maksud baikmu. Kau tau aku tidak menjalin hubungan di luar hubungan pernikahan maka kau putuskan untuk menghitbahku.

Entah aku harus apa? Aku senang sekaligus takut. Takut kau akan menyakitiku seperti dahulu. Tapi kau berjanji atas nama Tuhan kau akan menjaga dan membimbingku. Menyayangi dan menjadikan ku yang lebih baik dari aku yang terdahulu.

Dan Allah meyakinkan ku. In shaa Allah kau akan menjadi nahkoda yang baik bagi kapal dan awak kita nanti. Hingga akhirnya aku percaya dan memutuskan untuk duduk di sampingmu saat ini. Laki-laki yang pertama kali aku genggam tangannya yang juga akan menemaniku menuju surga. Aamiin.

-Hana Larasati

Kau tau aku sangat bahagia hari ini, di hari  kau datang kerumah ku menyampaikan maksud baikmu.

Ya Rabb apa ini jawaban dari doa yang selalu aku lantunkan padaMu. Aku tidak pernah membayangkan akan bersanding dengan seseorang yang mencintaiMu dan kucintai.

Aku sangat bahagia, Kau menitipkan aku pada nahkoda yang benar. Yang akan membawa kapal kita menujuMu.

Ya Rabb terima kasih karena kau telah menitipkanku pada seseorang yang mencintaiku karena mencintaMu. Yang seluruh hidupnya di gantungkan padaMu. Ya Rabb.. terima kasih.

Cerminanmu

Hanya Allah yang tau maksud dari pesan singkat yang kau kirim padaku itu apa. Bukan aku malas untuk menebak. Aku hanya takut tak sengaja berharap di tengah tebakanku.

Aku hanya takut kecewa ketika aku menggantungkan harapanku kepada yang bukan selain Allah.

Apa lagi posisimu dan posisiku ibarat matahari dan bumi. Terlampau jauh. Sangat jauh. Dan aku sadar akan hal itu.

Kau idola dan aku hanya seorang pengagum, di tengah banyaknya pengagum. Aku tersembunyi. Kau tidak akan tau dan menyadari keberadaanku. Aku sadar posisiku.

Banyak wanita hebat disisimu dan aku hanya seorang pengeluh yang sedang mendalami agama.

Kau tau, bagiku kau sempurna. Kau yang menjaga izzah dan iffahmu. Kau yang tidak menyentuh dan disentuh oleh yang bukan  mukhrimu.

Aku tidak berani membayangkan akan bersanding denganmu melihat begitu banyak keunggulanmu. Kau terlalu tinggi untuk ku gapai.

Tapi aku juga tidak pernah putus berharap aku akan bisa sepertimu. Yang cinta dan taat pada Rabbnya, yang menjadi kebaggaan ibu bapaknya, yang pandai ilmu dunia dan akhiratnya.

Bukannya jodoh itu cerminan diri? Izinkan aku mempersiapkan diriku untuk menjadi cerminanmu. Doakan aku. Semoga aku mampu. Aamiin.

-Hana Larasati

Jumat, 04 Desember 2015

Rasa Yang Menyapa.

Selalu tertutur doa tapi tidak tau di peruntukan untuk siapa. Alurnya indah, seindah goresan firmanMu dalam kitabku.

Cinta yang bertasbih membawa hati ini, apa lagi yang bisa dilakukan seorang hamba selain menyandarkan hidup dan matinya. Lillah. Karena Engkau Ya Allah.

Bisikan doa dalam larutnya malam ku panjatkan di temani sunyi. Satu pinta ku pada Mu Yang Maha penyayang. "Aku tidak tau saat ini memohon doa untuk siapa. Aku juga tidak tau apa yang aku rasa. Tidak ada nama yang bisa aku adukan padaMu yang Maha Cinta. Tapi pintaku jelas semoga dia menjadikanmu prioritas utamanya. Yang haus akan ilmu dunia dan akhirat. Yang pekerja keras serta santun pada ibu bapaknya."

Di dalam sini seperti rasa tertekan yang mengusik. Sekali lagi aku tidak tau kenapa. Rasa yang tidak bisa ku tolak meski hati ku menjerit.

Aneh, aku tidak tau kenapa nadiku berdenyut merdu saat ini, apa ini cinta? Garis tanggan yang sudah Kau gambar tidak bisa lagi aku menentang. Sujud dan syukurku padaMu atas segala cinta.

Kamis, 03 Desember 2015

Pemuja Rahasia

Tidak semua perasaan harus di ungkapkan. Tidak semua kata harus diucapkan.

Memendam bukan sifat pengecut. Setiap orang punya alasan untuk menjadi pemendam. Toh Ali dan Fatimah dulu juga saling memendam sebelum akhirnya bersama.

Aku juga pernah merasa takut jika kamu pergi. Tapi aku ingat kalimat rukun iman yang ke 6 yaitu kita harus mempercayai takdir baik dan buruk.

Jika kamu pergi, ya.. aku harus merelakan. Karena dalam cinta itu ada dua macam : berjuang atau merelakan. Untuk saat ini aku pilih yang kedua.

Karena aku sadar berjuang tidak cukup hanya dengan modal niat, aku harus siap dengan perbekalan yang banyak supaya tidak terlantar kita di tengah jalan dan saat ini bekalku masih minim. Aku harus banyak belajar. Kau pun pasti setuju bahwa seorang wanita wajib cerdas karena dari rahimnyalah penerus bangsa di lahirkan dan aku ingin menjadi ibu yang cerdas untuk anak-anakku.

Saat seseorang pergi dari hidup orang lain, sebagian orang percaya bahwa orang itu bukan yang terbaik, tapi aku berpikiran beda. Mungkin aku yang tidak cukup baik untuk mendampinginya.

Saat orang-orang berlomba memohon jodoh yang baik, aku hanya minta akhlakku di perbaiki, ilmuku di tinggikan, dan kesabaranku di tingkatkan, serta kerja kerasku di giatkan. Kenapa aku memohon itu? Karena aku sadar jodoh ku cerminanku. Apa adil aku berharap tapi aku tidak bisa menjadi harapan?

Aku ingin bersanding dengan yang sebanding. Targetku tidak rumit cukup kau jadi laki-laki yang Takut pada Allah dan patuh pada ibu bapakmu dengan lapang dada ku buka pintu hatiku.

Tapi sekali lagi semua kembali padaku, karena kau adalah cerminan ku. Aku harus menjadi lebih baik dari diriku yang dulu.

-Hana Larasati

Rasa Takut

Aku akan membaca tulisanmu yang setiap hari berganti sambil mendoakanmu dari jauh, selama aku tidak bisa melakukan apapun saat ini. Sekalipun kesempatan itu ada, aku merasa tidak semua kesempatan mesti diambil.

Aku masih menatap layar handphone sambil mendoakanmu dari jauh. Sekalipun tangan dan kaki ini begitu ingin bergerak menolongmu ketika kamu bersedih. Tapi apa yang bisa aku lakukan. Memelukmu? Tidak mungkin laki-laki itu masih punya agama Han.

Aku masih memperhatikan mu lewat kata-kata yang tetulis di media sosialmu sambil mendoakanmu dari jauh. Aku hanya memastikanmu baik-baik saja, setidaknya aku tau apakah kau sedang bersedih atau bahagia hari ini. Sebab aku tidak bisa berada di dekatmu saat ini. Tuhan tidak menyukainnya. Bahkan ketika aku bersembunyi-sembunyi seperti ini pun aku masih merasa takut bahwa Dia cemburu karena aku menduakan-Nya.

Lalu aku bersimpuh, menanyakan pada diri sendiri mengapa aku takut untuk melangkah lebih jauh. Aku terlalu takut pada kenyataan bahwa aku memang penakut. Aku ingin bertanya pada Tuhan mengapa aku begitu takut. Apakah Tuhan cemburu karena aku lebih mencintai makhlukNya dari pada diri sendiri?

-Hujan Matahari

Karena Apa?

Kira-kira apa yang membuatmu jatuh cinta? Aku penasaran ingin tau. Aku ini tidak baik, menurutku.

Aku kurus kata orang-orang. Kusam. Tidak lebih menarik dari orang di luar sana. Aku tidak suka memakai pakaian terkini. Aku, ya seperti ini. Aku berantakan. Kira-kira apa yang membuatmu cinta?

Aku tidak suka membaca buku seperti kamu. Apa lagi tentang cinta walaupun tulisanku kebanyakan soal cinta tapi aku tidak suka.

Aku juga jarang melakukan perjalanan menyeramkan. Bagiku naik gunung itu menyeramkan. Asal kamu tau, meski aku ingin sekali tau bagaimana rasanya. Kira-kira apa yang membuatmu cinta?

Almamater sekolahku pun tidak sepopuler kamu. Almamaterku hanyalah butiran debu. Tidak di kenal nasional apa lagi internasional. Orang lokal pun bertanya itu apa dan dimana? Aku sudah biasa mendapat pertanyaan itu. Kira-kira apa yang membuatmu cinta?

Agamaku pun belum begitu baik. Aku tidak sebaik dirimu dalam hal ini. Tidak serutin kamu membaca kitab suci. Tidak sepandai kamu menjaga pergaulan. Aku masih bersalaman dengan lawan jenis. Sementara kamu, begitu santun menjaga diri. Kira-kira apa yang membuatmu cinta?

Aku tidak lemah lembut. Kata kataku keras dan tegas. Aku termasuk galak. Aku tidak tau, kira-kira apa yang membuatmu cinta?
Aku tidak suka kopi. Tentu tidak bisa menemanimu minum kopi seperti keseharianmu. Lebih dari itu, aku mungkin tidak bisa menemanimu minum kopi kesukaanmu sambil membaca buku. Ah aneh, kira-kira apa yang membuatmu jatuh cinta padaku?

Rabu, 02 Desember 2015

Jarak Samudra

Jarak yang harus kamu ambil denganku adalah serupa bentang samudra. Harus jauh membentang. Tidak perlu tanggung tanggung: dekat tidak-jaih juga tidak. Jauh sekalian.

Aku hanya ingin melihat kesungguhanmu. Karena jarak yang jauh dan rintangan yang besar akan membuat padam nyali orang yang tidak berani.

Aku membuat mundur orang yang tak cukup ilmu. Membuat takut orang yang tak cukup percaya kepada Tuhan.

Jarak yang harus aku ambil terhadapmu aku pilih sejauh mungkin. Biarkan aku menjadi tujuanmu. Agar kamu memaksimalkan usahamu untuk mencapainya.

-Hujan Matahari

Keterjagaan.

Aku masih menyimpan tanganku untuk menggegammu, tangan laki-laki peryama kali.

Aku masih menyimpan hatiku untuk mencintaimu, hati laki-laki pertama kali.

Aku masih menyimpan bahuku untuk tempatmu bersandar, untuk laki-laki pertama kali.

Aku masih menjaga tubuhku untuk memelukmu, memeluk laki-laki pertama kali.

Aku masih menjaga bibirku untuk menciummu, mencium laki-laki peryama kali.

Kau tau menjaga itu susah? Keterjagaan itu penting. Menjadikanmu sebagai yang pertama kali adalah hadiah untuk pertemuan hidup kita nanti.

Semuannya akan ku berikan pertama kali. Tidak ada yang bekas, semua masih baru. Keterjagaan yang sulit aku lakukan seorang diri. Kau pasti setuju perempuan harus menjaga dirinya bukan?

-Hujan Matahari

Kamis, 26 November 2015

Isi Hati

Syukurlah manusia tidak di bekali kemampuan membaca isi hati. Karena jika seseorang di bekali kemampuan membaca isi hati aku mungkin harus berepot-repot menghindarimu untuk bisa menyembunyikan isi hatiku. Dan aku benci hal itu.

Aku tidak suka orang-orang yang berkata ingin bisa tau isi hati orang lain. Itu bisa merusak semua rencanaku.

Aku bisa berbicara nyaman denganmu karena aku pandai menyembunyikan isi hati. Kadang aku bungkus luka dalam tawa, kadang sebaliknya.

Aku tidak perlu khawatir kamu menghindariku jika kamu tau isi hatiku. Aku bisa bertegur sapa, bebas bercerita seolah tidak terjadi apa-apa walaupun tidak demikian di dalam hati.

Aku bersyukur atas semua itu. Syukurlah isi hati manusia masih rahasia. Seandainya tidak ada lagi rahasia di bumi ini, tidak akan ada lagi cerita bagaimana rasanya rindu yang tidak tersampaikan. Bagaimana rasanya menunggu. Bagaimana rasanya memendam. Bagaimana rasanya mendoakan diam-diam. Bagaimana rasanya berpapasan. Bagaimana rasanya bertemu.

Syukurlah Tuhan masih merahasiakan isi hati seseorang daro orang lain. Jika tidak mungkin tidak akan ada cerita seromantis Ali dan Fatimah, Muhammad dan Khadijah, lalu. Aku dan kamu.

-Hujan Matahari

Selasa, 24 November 2015

Apa kamu tau persamaan mu dengan hujan? Yak kalian sama-sama menyejukan. 😊

Senin, 23 November 2015

Nyanyian Teman

Sekarang sudah pukul 22:00. "Udah kalau ngantuk tidur aja." Itu katamu dalam ketikan singkat di chat. "Iya." Balasku yang sepertinya lebih singkat.

Tapi aku masih mau menunggu. Walau mata berat untuk tetap terjaga, walau badan lelah di hajar tugas. Aku masih mau menunggu.

"Gitarnya di pakai teman buat belajar, gak enak minjemnya." Begitu katamu. "Oh yaudah gapapa."

Entah sejak kapan suaramu menjadi candu. Malam ini aku hanya ingin mendengar lantunan syair indah dari mulutmu. Bukan tanpa alasan. Nyanyian mu ternyata mampu mengembalikan semangatku.

Sebuah nyanyian yang mungkin untuk sebagian orang biasa saja. Dari lirik atau nadanya. Tapi bukanya setiap orang punya seleranya masing-masing?

Semua nyanyianmu aku simpan rapih dalam memori handphoneku. Jika aku merasa sendiri, ku putar berulang-ulang lagu yang berisi suara mu.

Dalam bis, di rumah, di kampus selalu ku dengar lantunan indah suaramu. Tak sedikit yang bertanya aku sedang mendengarkan apa? Dan aku selalu bosan menjawab "Nyanyian temanku." Kau tau apa yang membuatku bosan. Aku bosan menjadi temanmu.

Hana Larasati.

Sabtu, 21 November 2015

Ada yang lebih sulit dari berpura-pura jatuh cinta? Ada! Berpura-pura tidak jatuh cinta. 😊

Jumat, 20 November 2015

Ada seseorang yang harus di perjuangkan dengan Al-Qur'an, karena Allah. Apakah kamu mau jadi orang itu?

Kamu.

Hujan malam ini mampu menyetku pada pemikiran tentangnnya. Entah apa yang sedang dia lakukan di sana.

Memang waktu itu aku tercengang ketika aku menyaksikan kecintaanku, merangkul perempuan lain

Mungkin saat ini, dia sedang bergandengan tangan, atau mungkin rangkulan atau entahlah apa yang dia lakukan dengan wanita itu.

Mereka bilang aku berhak mendapatkan yang lebih pantas darinya. Seseorang yang lebih baik. Seorang wanita yang menjaga diri, seharusnya mendapatkan hal yang sepadan.

Tapi tekatku masih sama kepercayaanku pun begitu "Laki-laki itu adalah laki-laki baik, aku ingin menyelamatkan dia dari murkaNya. Mungkin sekarang dia hanya khilaf. Aku hanya perlu menyadarkannya."

Aku pun percaya, suatu hari nanti dia yang akan aku gengam tangannya. Akan ku ajak dia bersama-sama menuju surga. Bukan hanya untuk sementara tapi selamanya. Karena sampai saat ini aku masih percaya bahwa dia adalah laki-laki yang baik, jika di arahkan ke jalan yang baik.

Kamu, yang namanya hanya berani aku sebut dalam doa. Bukan pengecut. Tapi ini caraku untuk menjagamu dari siksaNya. Ini adalah sebaik-baiknya jatuh cinta. 

Aku percaya kamu adalah laki-laki yang baik, kamu hanya perlu teman untuk mengarahkanmu ke jalan yang baik. Bukan hanya sekedar teman membaca buku, atau naik gunung. Tapi teman hidup dunia akhirat. Dan aku akan menjadi sebaik-baiknya temanmu itu.

Kamis, 19 November 2015

Untuk siapa?

"Ya Allah, hamba tidak tahu berjodoh dengan siapa. Hamba tidak tahu berdoa untuk siapa. Tidak satu pun nama bisa hamba sebut karena nama itu tidak pernah hamba tahu. Hamba hanya memohon, jodohkanlah hamba dengan seseorang yang selalu menyebut nama hamba dalam doanya. Siapapun dia, setidaknya hamba tahu bahwa ketika mencintaiku, dia tidak melupakan-Mu." -Hujan Matahari

Senin, 16 November 2015

Good Bye

Itu mungkin yang terakhir. Telpon yang terakhir. Chat yang terakhir. Perpisahan sementara yang tidak sanggup ku ungkapkan.

Hari ini, seperti perjanjian kita kemarin aku akan meluruskan niat. Meninggalkanmu, dan pergi memperbaiki diri.

Bagai daun yang lepas dari pohonnya, tertiup angin dan mengembara. Aku akan menjadi seperti itu.

Terbang ke penjuru negri mencari ketenangan hati. Mendekatkan cinta pada Yang Maha cinta.

Pilihan ini mungkin membuat hatiku sakit, tapi jika kita meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan ganti dengan yang lebih baik.

Hidup hanya sebentar, terlalu berharga jika di sia-siakan. Kita tidak pernah tau takdir akan membawa kemana. Hanya mampu berdoa selepas berencana.

Ya muqolibal qulub tsabit qolbi ala di'inik. Ya Allah yang Maha Pembolak balikan hati teguhkanlah hatiku atas tali agamaMu. Aamiin.

Kamis, 05 November 2015

Jadikan cintaku Ya Allah, berhenti di atas titik ketaatan.
Meloncati rasa suka dan tidak suka.
Karena aku tau menaatiMu dalam hal yang tidak aku sukai adalah kepayahan, perjuangan, dan bergelimang pahala. Karena seringkali ketidak sukaanku adalah bagian dari ketidak tahuanku.

Ya Allah sesungguhnya hatiku ada di tanganMu, di antara kedua jari-jari Mu.
Ya Allah Yang Maha Pembolak-balikan hati teguhkan hatiku atas tali agama Mu dan jadikanlah aku golongan orang-orang yang beriman. Aamiin.

Sabtu, 31 Oktober 2015

Iri itu pasti. Merasa tak berguna juga iya. Ketika belum ada yang bisa ku wujudkan dari jutaan mimpinya. Ketika ku patahkan segala angannya.

Sedih itu pasti. Kecewa juga iya. Ketika ku lihat raut kesedihan yang berusaha dia tutupi, diwajah rentanya karena cacian dan makian orang-orang yang tidak memiliki hati dan perasaan.

Selain berusaha dan berdoa aku bisa apa? Aku selalu yakin usaha dan cita-cita pasti terwujud pada waktunya. Janji Allah selalu benar dan aku meyakini itu.

Aku hanya berharap, semoga aku bisa mewujudkan cita-cita dan angannya. Semoga mereka bisa merasakan hasil jerih payahnya. Semoga aku bisa menyelamatkan mereka dari cibiran orang-orang dengan kesuksesanku. Aku hanya berharap itu Tuhan. Kasihan mereka aku tidak tahan lagi melihat kesedihan di wajah renta mereka. Semoga Kau mewujudkan permohonanku yang satu ini. :")

Jumat, 23 Oktober 2015

Aku Juga Berhak Bahagia

Masih di sini, dalam kamar yang tidak begitu besar.
Masih disini, mendengar lantunan tik tok tik tok jam dinding yang jarumnya makin lama makin jauh bergerak.
Masih di sini, dengan perasaan yang sama. Termenung, terdiam, merenung.
Bukan cinta yang membuat tetap disini tapi kenangan.

Masih disini, mencoba merangkak melawan takdir. Mencoba lari dari luka, mencoba menghapus segala sakit.
Tapi bayang itu tetap mengikuti. Entah apa salahku padanya.
Pergilah!!! Aku ingin bahagia! Aku berhak bahagia!
Pergilah!! Jangan datang lagi, jangan usik lagi. Aku suka hidupku sekarang. Aku suka hidupku saat ini. Biarkan aku bahagia, ku mohon dengan sangat!

Pergilah dengan perempuan yang kau pilih, biarkan aku bahagia dengan kehidupanku. Biarkan aku tertawa bebas tanpa sekat. Biarkan aku tersenyum tulus tanpa tangis di ujungnya. Biarkan aku berlari bersama sahabatku. Biarkan aku semakin dekat dengan Sang Pencipta ku. Aku mohon jangan ganggu aku.

Pergilah, pergilah dengan pilihanmu. Pergilah! Aku juga berhak bahagia disini. 😊

Hana Larasati

Rabu, 14 Oktober 2015

Bilal bin Rabah

Bilal bin rabah entahlah aku suka sekali nama itu, begitu pula kisah hidupnya. Seorang budak miskin berkulit hitam yang, dijamin masuk surga oleh Rasul.

Orang yang selalu di rendahkan diremehkan, bahkan di siksa ketika dia mengikrarkan dirinya memeluk agama islam.

Siapa sangka budak hitam itu sejajar dengan orang-orang beriman yang selalu bersama Rasulullah, yaitu para sahabat.

Kita tidak pernah tau kapan Allah akan mengangkat derajat seseorang. Tidak ada yang berpikir bahwa seorang budak di daulat menjadi pengumandang adzan pertama. Penyeru panggilan mulia.

Bilal bin rabah, orang yang dulunya di pandang sebelah mata, sering tak diangap keberadaannya kini sudah menjadi satu di surga bersama Rasulullah.

Selasa, 13 Oktober 2015

Cahaya itu Kembali.

Aku ingat senyum itu senyum yang terkembang di bibir manisnya. Sudah lama tak ku lihat senyum itu. Senyum yang sempat memudar, karena luka sayatan yang tidak ada obatnya.

Aku ingat tawa itu, tawa yang lahir dari wajah manisnya. Sudah lama tak ku lihat tawa itu. Tawa yang sempat tersekat karena jahatnya sikap yang dia terima.

Aku ingat binar mata itu, binar yang sama seperti binar bintang di langit. Sudah lama tak ku lihat binar itu, karena selama ini hanya air mata yang menetes dari dua mata indahnya.

Aku bingung, ada saja yang tega menyakiti hati wanita sebaik dia. Wanita yang ayu, sopan dalam kata, jujur dalam sikap, tidak pernah menyentuh dan di sentuh, selalu menjaga, tidak pernah menyakiti, polos.

Alhamdulillah dia yang lama sudah kembali, kembali menjadi seseorang yang lebih baik. Lebih berhati-hati dalam setiap langkah, lebih tidak mudah percaya.

Semoga senyumnya tetap mengembang di wajah manisnya. Wanita yang tidak memiliki dendam, behati baik, polos dab lugu. Semoga dia mendapatkan yang jauh lebih baik dari yang menyianyiakannya. Dia wanita baik. Aamiin.

Jumat, 09 Oktober 2015

Muazim Surau Ku.

Matahari sudah bersiap pulang ke peraduannya. Ayam ayam pun juga sudah pulang ke kandang. Gema solawat kian ramai menandakan sebentar lagi masuk magrib.

Tapi di sini masih hening, bukan karena tidak ada surau tapi tidak ada muazin di surau. Aku sering berkhayal andai Bilal bani Rabah ada disini. Ingin sekali ku dengar suara merdu panggilan muliannya.

Sebagai seorang hamba, tentu aku rindu untuk solat berjamaah atau hanya sekedar mebdengar suara adzan. Tapi apa daya tak ada muazim atau imam di surau kami.

Aku hamba Mu Tuhan yang rindu membaca iftitah dalam jamaah. Aku hamba Mu Tuhan yang berharap mendengar adzan di surau kecil itu. Aku hamba Mu Tuhan yang mau mendapatkan pahala solat berjamaah.

Kepercayaan ku berbuah benar. Setiap doa baik pasti akan di kabulkan. Allah mengirim muazim di surau kami.

Dia baru pindah satu minggu yang lalu, rumahnnya di sebelah rumahku. Laki-laki berperawakan tinggi tegap yang memiliki wajah teduh khas ahli surga yang menjadi muazin sekaligus imam untuk surau kami.

Awalnya dia bingung kenapa ada surau tapi tidak ada orangnnya, jangankan orang suara adzan di waktu -waktu solat pun tidak pernah terdengar.

"Mba, kenapa gak kedengaran adzan ya? Bukannya ini sudah masuk waktu zuhur?"

"Iya, di surau itu tidak ada muazinnya."

"Di sini cukup banyak anak laki-laki yang sudah baliq tidak adakah diantara mereka yang tertarik hatinya untuk sekedar mengumandangkan adzan?"

Aku pun hanya tersenyum miris. Mengenaskan memang, surau sepi tapi tongkrongan ramai. Suara adzan sunyi, tapi suara gitar nyaring terdengar. Kemudian laki-laki itu melanjutkan ucapannya.

"Andai pahala itu kelihatan ya Mba, pasti mereka berebut. Jangankan untuk adzan sekedar mengucap salam pun akan mereka lakukan tanpa segan."

Pemilik mata bening itu masih menatap miris keadaan surau kami. Tangan kurusnya mengusap halus hidung mancungnya. Kemudian dia tersenyum ke arahku.

"Bagaimana jika saya yang jadi muazinnya Mba, bersediakah Mba menjadi mamum saya?"

Aku riang bukan kepalang kerinduanku untuk berjamaah di rumah Mu kini menjadi kenyataan, bukan menguap dan hanya menjadi sebuah angan.

Muhammad Makky Ibrahim. Kini menjadi muazin dan imam pertama yang mengumandangkan adzan setelah sekian lamanya. Penyandang dua nama nabi itu berdiri tegak menghadap kiblat seraya mengucap takbiratul ikhram. Aku pun mengikuti di belakangnya sebagai ma'mum.

Awalnya kami hanya berdua, lama-kelamaan banyak yang ikut berjamaah bersama kami. Aku tau pasti dalam hati mereka juga rindu untuk solat di rumah Mu.

Alhamdulillah, Engkau mendatangkan muazin dan imam untuk surau kami. Walaupun hanya seorang anak laki-laki berumur 21 tahun. Tapi jangan di lihat umurnya lihatlah bagaimana keberanian dia untuk meraih surga.

Hana Larasati.

Rabu, 07 Oktober 2015

Cerita Bintang

Hai matahari, aku bintangmu hanya ingin menyapa. Sehat kah kau. Jarak kita terlampau jauh sekali ya.

Hai matahari mungkin sinarku kecil tak sebesar yang kau punya. Tapi aku mandiri, walau pun kecil sinarku bukan pinjaman.

Hai matahari walaupun aku terlihat kecil bila di bandingkan bulan tapi aku tidak pernah sendirian aku selalu di kelilingi teman temanku. Bintang-bintang lain, yang kalau beruntung kau bisa melihat kami membuat rasi.

Hai matahari aku bintangmu, yang dari jauh kau anggap kecil tapi jika kau mendekat mungkin ukuranku lebih besar darimu. Aku senang merahasiakan diriku dari tatapan luar.

Bukan aku ingin mereka bersuzon tapi aku hanya ingin memberikan pelajaran, bahwa menilai tidak cukup hanya melihat tampak luar meskipun kau sudah mengenalnya. Kenal kan belum tentu paham.

Hai matahari aku hanya ingin sekedar menyapa mu, sebagai sesama ciptaanNya.

Sabtu, 03 Oktober 2015

Matahari

Wajah manis khas laki-laki Jogja itu terbingkai indah di dalam kalbu. Hidung bangir dan tubuh kurus tinggi selalu membayangi. Ketegasan sikap dan konsisten dalam kata mempesonakan aku.

Matanya yang bisa di bilang, tidak sipit tidak juga besar tapi bening dan cemerlang indah seakan jalan pintas menuju hatinya. Baik budinya, santun perangainya, dan sopan dalam tutur katanya semakin menunjukan bahwa dia pria berkelas.

Setelan jins dan kaos serta rambut yang sedikit berantakan klop dengan kulitnya yang sedikit kecoklatan manis khas orang Indonesia. 

Memang bukan laki laki dengan penampilan yang bisa di temui di masjid. Tetapi lelaki itu seumur hidupnya menjauhi hal-hal yang dilarang Allah karena nasehat Ayahnya.

Sang Hafiz yang sudah menghafal lebih dari 5 juz. Menarik perhatianku. Di balik pebampilan yang berandalan ada ketakutan pada Sang Maha Pencipta. Itu yang membuatnya berbeda dan aku semakin terpesona.

Dia sosok yang mengiringku untuk selalu dekat pada-Nya. Tidak hanya mengingatkan tapi mencontohkan. Walaupun seorang hafiz tapi dia sangat humoris. Tidak terlalu kaku tidak juga sembarangan. Dia tau batas-batas karena dia paham  akan Agama.

Kita tidak pernah pacaran. Tidak pernah bersentuhan sebelum ijab kabul dilisankan. Mungkin sebagian orang berpikir itu kuno. Tapi itu yang dicontohkan Nabi.

Hatiku tertaut padanya, hatinya pun begitu. Tapi kita sepakat untuk menyimpannya rapat-rapat dan membiarkan tidak saling tau. Kesepakatan yang tidak pernah di lisankan tapi seakan berjalan mengikuti sekenarionnya.

Aku ingat betul nada suaranya ketika dia mengulang kembali wasiat ayahnya. "Seburuk apa pun yang kamu lakukan, ingatlah kamu menyandang nama Muhammad!" Nasihat ayah yang telah mencegah laki laki itu untuk tidak menempuh jalan maksiat seumur hidupnya.

Senin, 28 September 2015

Cinta dan mencintai itu fitrah untuk semua umat manusia. Setiap orang punya hak untuk mencintai dan di cintai.

Tapi perasaan juga harus dikawal jangan sampai yang awalnya fitrah menjadi dosa di ujung cerita.

Kadang kita suka salah mengartikan mana yang di sebut cinta mana yang di sebut nafsu. Saya pun dulu juga begitu.

Menurut saya saya punya hak untuk menunjukan perasaan saya, tapi mengamankan diri dari fitnah lebih mulia dari pada menunjukan hasrat sekalipun itu fitrah.

Saya banyak melihat anak-anak sekarang yang di cium pasangannya bilangnnya "Itu tanda sayang dia ke aku." Pernah mikir gak sih itu sayang atau cuma nafsu.

Definisi sayang itu sebenarnya menjaga, melindungi, dan membawa ke jalan yang lebih baik.

Kalau cinta bukan diwujudkan dengan ciuman, pelukan, atau semacamnya tapi dengan melindungi, menjaga, dan memberi manfaat yang baik. Malah harusnnya jangan sampai bersentuhan karena Rasulullah pernah bersabda "Ditusuk kepalanya dengan pasak besi panas itu lebih baik baginya dari pada menyentuh wanita yang bukan mukhrimnya."

Apa lagi jika kalian wanita. Islam meninggikan derajat seorang wanita. Dari mulai siapa yang pertama harus kita hormati Rasulullah menyebut ibu hingga 3 kali, yang kita tau ibu adalah seorang wanita. Ketika seorang wanita lahir dia membuka pintu surga untuk Ayahnnya. Ketika seorang wanita bisa menjadi wanita soleha dia menyelamatkan ayahnya dari jilatan api neraka. Ketika dia bersuami dab taat pada Allah, Rasul, serta suaminya dia bisa masuk ke surga lewat pintu mana saja yang dia sukai. Ketika seorang wanita menjadi ibu surga yang orang-orang cari ada di bawah kakinya.

Masih maukah kalian merendahkan diri kalian ketika Allah dan agama islam sudah meninggikan dan mengagungkan derajat kalian sebagai wanita?

Cinta yang baik itu membawa perubahan yang lebik baik, baik itu dalam keimanan, ketaqwaan, atau dalam hal pelajaran.

Setiap anak manusia fitrah untuk mendapatkan cinta tapi jangan sampai yang fitrah menjadi fitnah di kemudian harinya karena salah mengelola hati. Jaga hati, jaga pandangan, jaga kehormatan, karena yang menjaga akan di jaga. Aamiin.
Hana Larasati.

Sabtu, 26 September 2015

Dulunya kita adalah sahabat kecil yang selalu bersama, waktu membawa kita sampai di titik ini. Ketika kamu berhijrah dan aku masih terselubung dengan kesedihan yang harusnya aku buang jauh-jauh. Tapi in shaa Allah kita tidak pernah terpisah.

Dia tidak hanya cantik dirupa tapi di hati dan pemikirannya. Dia sosok yang lembut tapi penuh dengan ketegasan. Dia salah satu sahabat terbaik. 

Kamu menyalamatkan aku. Entah untuk yang keberapa kalinya. Kamu menunjukkan betapa indahnya hidup dalam sunah sunah dan ajaran Allah serta Rasulnya. Tidak enggan untuk menujukan hal yang baik dan buruk. Kamu adalah filter. Kamu adalah salah satu rezeki yang Allah berikan untukku. Yaitu sahabat yang baik.

Aku sangat bersyukur dan merasa beruntung karena Allah menakdirkan kita bersahabat. Aku harap kita bisa terus bersama. Tidak hanya di dunia tapi sampai nanti di surganya Allah swt. Amiin. Terima kasih sahabat baik. 

Jumat, 25 September 2015

Untuk kesuksesanku, pertama-tama aku ingin berterimakasih pada Tuhanku Allah swt. Dia adalah yang terbaik dari yang paling terbaik. Dia yang sering aku campakkan tapi tak pernah sedikit pun mencampakanku. Dia yang sering aku lupakan tapi tak pernah sedikitpun melupakan aku.

Untuk kesuksesanku, aku juga ingin berterima kasih pada orang yang pernah menyakitiku. Kita tidak akan pernah berubah sebelum kita merasakan sakit. Rasa sakit adalah titik balik kehidupah dari setiap manusia. Terimakasih untuk semua yang pernah menghinaku, meremehkan, merendahkan. Kini aku sudah berubah menjadi yang lebih baik lagi.

Untuk kesuksesanku, aku juga ingi berterimakasih pada orang orang yang selalu mendukungku, menyayangiku, menemaniku, mengajarkan, dan membimbing. Terima kasih untuk semuannya.

Rabu, 23 September 2015

Jika aku boleh meminta, aku ingin hatiku di penuhi oleh kekaguman ku pada Mu.

Jika aku boleh meminta, aku ingin terus tersenyum menerima pahit manis sekenario yang Kau tuliskan untukku.

Jika aku boleh meminta, aku ingin terus bahagia bersama keluarga dan sahabat-sahabatku.

Jika aku boleh meminta, aku ingin terus mencintai Rasulullah.

Jika aku boleh meminta, aku ingin hatiku menjadi lembut tapi tegas untuk kemunkaran.

Jika aku boleh meminta, aku ini selalu mencintai dan taat padamu.

Jika rasa sakit ku ada hadiahnya, aku ingin Engkau melembutkan hatiku, menajamkan pikiranku, dan mengokohkah imanku.

Jika sabarku ada hadiahnya, aku ingin Engkau melimpahkan kesabaran yang lebih lagi kepadaku, menguatkan hatiku, menjaga dan melindungiku dari hal buruk yang akan menimpaku.

Jika ikhlasku ada hadiahnya, aku ingin melakukan semuanya tanpa berpikir meminta hadiah dariMu. Mempercayakan apa yang terjadi kepada Mu. Menerima baik buruk dan segala sesuatu yang terjadi di hidupku karena Engkau tau yang terbaik untukku. Seperti yang dilakukan Rasulullah, Abu Bakar, Umar, Ali, dan sederet sahabat Rasulullah yang lain.

Sabtu, 19 September 2015

Surga yang kurindukan.

Segenap rasaku, jiwaku, kupercayakan pada engkau. Kita pun berjanji, mengurai ikrar saling setia. Dan kini ada dia, mungkin Tuhan sedang menguji aku. Namun bagaimana, bila ikhlas tak hadir si hatiku?

Pertama denganmu, ku yakin engkau akan setia. Ku tak meminta cinta berlebih, hanya ingin kasih sayang. Namun mengapa dia kau undang ke istana kita? Perih hati ini pudar harap bahagia bersamamu.

Merelakan cinta untuk dibagi tak semua hati siap berbagi mungkin bisa saja hanya bilang Tuhan yang mau.

Akulah sayapmu yang kau butuhkan untuk nanti terbang ke surga dia namun bukan ini surga yang kurindukan.

Semoga kau berubah menjadi yang aku kenal dulu. Dan aku akan setia mejadi sayap yang nantinya akan membawa mu ke surga Nya. Dan biarkan aku tetap mendapatkan surga yang ku rindukan.

Kamis, 17 September 2015

Bahagia

Hari ini saya mendapatkan satu pelajaran lagi. Bahwa ternyata membahagiakan seseorang itu bisa membuat kita bahagia juga.

Keceriaan dari wajah mereka, kepolosan dan senda gurau anak-anak. Ketika saya mencoba membahagiakan mereka saya juga ikut bahagia.

Setiap tawa yang terlontar dari bibir munggil mereka kebahagian saya terlahir.

Ya Allah jangan cabut nikmat ini, jadikan aku orang yang bermanfaat, orang yang berilmu, orang yang bisa membahagiakan orang lain. Ya Allah lapangkanlah dadaku, kuatkanlah imanku, sayangilah aku seperti Engkau menyayangi hamba hambamu yang mukmin. Aamiin.

Kamis, 03 September 2015

Setiap kamu punya satu alasan untuk bersedih cari alasan lain untuk bangkit alasan apa pun itu. Sesederhana mungkin. Yang penting kamu punya alasan kenapa kamu untuk bangkit.

Sesakit apa pun itu. Cari terus alasan kenapa kamu harus bangkit dan terus berjuang. Mungkin hati mu rusak tapi jangan biarkan dia terus terusan rusak. Cari alasan sesederhana mungkin kenapa kamu harus memperbaikinya.

Rabu, 02 September 2015

Nobita dan doraemon

Hidup ini kadang lucu. Orang yang selama ini aku suka, aku bela, aku sayangi tidak pernah peduli sedikit pun. Tapi orang yang bukan siapa-siapa yang hanya sahabat dekatku, selalu ada di keadaan apa pun.

Dia salah satu alasan aku bisa bertahan. Dia yang tidak pernah jenuh walau hanya aku datangi ketika aku bosan. Tangisku, kesedihanku dia tukar dengan canda dan tawa.

Ini mungkin tulisan yang kesekian kalinya aku menulis tentang dia di blogku. Banyak hal yang aku kagumi dari dia. Dia baik, pekerja keras, penuh semangat, humoris, dan selalu optimis.

Sayang? Pastilah. Dia salah satu sahabat terbaik saya. Yang selalu ada di keadaan apa pun. Ketika aku tidak lulus ujian masuk perguruan tinggi negri dan sangat drop, dia yang menyemangati aku. Ketika semua orabg berpaling dia yang tetap setia berada di sampingku.

Tapi kini aku mulai berpikir. Tidak selamanya kita bisa terus bersama. Ada masanya kita harus berpisah. Ketika dia harus pergi mengurusi dunianya. Aku yang selama ini bergantung padanya harus bersiap hidup tanpanya. Harus bersiap bahwa tidak ada dia yang membuat ku tertawa. Tidak ada dia yang selalu menghiburku. Aku harus bersiap. Sedih bila memikirkan tentang itu. Apa aku bisa?

Kita ibarat nobita dan doraemon. Aku sebagai nobita yang cengeng, pesimis, mudah drop, lemah. Dan dia ibarat doraemon yang punya banyak cara untuk membuatku tersenyum. Aku harap kita bisa terus bersama seperti doraemon dan nobita.

Hijrah

Malam ini mungkin menjadi awal hijrah saya. Perkataan sahabat saya malam ini mampu membuat saya terenyak.

"Kita gak boleh menargetkan seseorang untuk masa depan, karena itu menjadi penutup untuk orang yang lebih baik yang datangnya belakangan."

Ya benar apa yang dikatakan olehnya. Dan saya pun berpikir Gimana bisa kita menargetkan sesuatu padahal kita sendiri gak punya hak untuk menargetkan hal tersebut.

Manusia hanya di izinkan membuat rencana, masalah hasil akhir biar Tuhan yang mengurus semuannya.

Hati ini mungkin masih tertaut pada sosok itu. Tidak munafik, dia cinta pertamaku. Tapi jika aku mencintai Allah aku wajib taat pada-Nya. 

My best class

Mungkin kita bukan yang paling pintar, mungkin kita bukan yang paling kuat, mungkin sekolah kita juga bukan yang populer seperti sekolah kalian.

Tapi kita yang paling gigih usahanya. Yang pantang menyerah. Sekarang saya sadar, benar apa yang dikatakan ibu "Hidup gak cuma butuh pinter."

Kecewa itu pasti, ketika saya terasing di sekolah ini. Sekolah yang dimana semua orang merendahkan dan memandang sebelah mata.

Tapi lama kelamaan rasa kecewa itu terganti dengan rasa bangga. Bangga bisa menemukan sahabat, bangga bisa belajar tentang pelajaran hidup, bangga bisa mengenal mereka.

Saya selalu percaya kata-kata dari ibu saya "sekolah itu cuma bangunan, pintar itu gimana kamunya. Bukan dimana kamu sekolah tapi gimana cara kamu sekolah."

Untuk sahabat saya terima kasih sudah menemani dan mengajarkan banyak hal. Sekarang waktunya kita sama-sama mengejar mimpi.

Selasa, 18 Agustus 2015

Ketika sudah hampir lupa. Dia mempertemukan kami kembali. Mungkin ini ujian-Nya. Bukan kah sesuatu baru dikatakan berhasil jika lulus uji? Mungkin ini ujian keimanan.

Benar-benar munafik hati ini, dalam solat terang terangan mengucap Allahu Akbar. Tapi dalam hati makhluk itu lebih besar dari padaNya.

Malu sangat malu. Ketika yang sangat penting tersisih demi sesuatu yang hanya bisa mematahkan hati.

Ya muqolibal qulub tsabits qolbi ala taatik. Doa yang selalu aku ucap berulang ulang ketika wajah itu terngiang di kepala.

Hati ini selalu merintih ingin Engkau yang jadi juaranya. Tapi nafsu, keegoisan, dan kebodohan yang menyelubungi hati hingga rasanya aku harus bersusah payah untuk  mencintaiMu melebihi apa pun.

Sesungguhnya aku sangat mencintai Mu, dan ingin pula Engkau mencintaiku. Tapi dengan sikapku aku malu untuk berkata demikian.

Ya Allah yang Maha pembolak balikan hati teguhkan hati ini untuk selalu taat padaMu.  Aamiin.

Sabtu, 27 Juni 2015

Dakwah kok bikin panas.

Ada seseorang yang bertanya kepada saya "itu orang kok dakwahnya tajem benget, bikin hati panas. Gak suka deh. Bukannya kalo dakwah itu bikin hati adem ya bukan panas. "

Dakwah itu pada hakikatnya adalah obat jiwa. Dan yang namanya obat dimana-mana itu pasti gak enak. Pahit.

Begitu juga dengan dakwah akan terasa pahit jika yang di dakwahi adalah jiwa yang sakit. Sakit karena iri, dengki, ujub, riya, sombong, dan dendam.

Kita gak bisa meminta semua harus selalu menyenangkan. Adakalanya kita merasakan pahit agar kita tersadar bahwa dalam hidup bukan hanya ada rasa manis. Dan supaya kita tidak menjadi lalai.

"Tapi bukanya kalau kita menceritakan yang baik-baik itu bisa memotifasi?"

Benar, tapi gimana ceritanya kalau kita meangan-angan surga tapi lupa kalau ada neraka. Kita selalu mengejar pahala tapi gak mau meninggalkan dosa.

Semua hal pasti memiliki sisi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Tuhan pun punya sisi yang menyenagkan dan tidak menyenangkan. Selain Maha Pengasih dan Penyanyang, Allah pun Maha Pengancam dan Pemberi Azab.

Karena kita butuh Tuhan yang gak bisa di dikte oleh manusia.

Selasa, 23 Juni 2015

3 Hak Seorang Anak.

Pada suatu hari ada seorang laki-laki yang datang kerumah Amirul mu'minin, Ummar bin Khatab dengan membawa anaknya. Laki-laki itu mengadukan kepada Amirul mu'minin bahwa anaknya telah durhaka kepadanya.

Belum sempat menjawab, sang anak langsung bertanya kepada Amirul Mu'minin . "Wahai Amirul Mu'minin tolong beritahu aku apa hak ku sebagai anak."
"Sesungguhnya hak seorang anak ada 3 yaitu ; seorang ayah harus memilih ibu yang baik untuk anaknya, memberikan nama yang baik untuk anaknya, dan memberikan pelajaran agama untuk anaknya."
"Kalau begitu aku tidak mendapatkan hak ku ya Amirul mu'minin. Ayahku memilih ibu yang buruk untukku, yang selalu melakukan dosa. Dia juga memberikan nama yang buruk kepada ku yang artinya tikus, yang tinggal di tempat yang menjijikan. Dia juga tidak pernah mengajariku pendidikan agama yang baik."
Lantas amirul mu'minin pun berkata.
"Kalau begitu sebelum anakmu durhaka kepada mu kau telah durhaka kepadanya karena telah mendzoliminya."

Aku jadi ingat Rasullulah pernah berkata "anak itu pada dasarnya suci, orang tuanyalah yang yang menjadikanya nasrani, yahudi, atau majusi."

Dari kisah tadi kita belajar, sebelum menuduh anak itu durhaka lihat dulu apa kita sudah benar atau belum dalam memberikan contoh dan pendidikan kepadanya. Karena pada dasarnya anak itu meniru. Meniru siapa? Ya orang yang dia lihat setiap hari, orang yang menjadi panutan. Orang tuanya. Sebagai calon ibu dan ayah yang baik, kita harus banyak belajar karena kitalah orang pertama yang akan melukis akhlak dari anak-anak kita nantinya. Semoga kisah tadi bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk semua orang tua dan calon orang tua.

Wassalamualaykum.
Hana.

Rabu, 17 Juni 2015

Ummu Sulaim dan Abu Hurairah.

Taukah kalian tentang kisah Abu Hurairah dan Ummu Sulaim. Yang kita semua tau bahwa Abu Hurairah sendiri adalah sebagai seorang periwayat hadist yang tidak diragukan lagi keimanannya.

Ummu Sulaim adalah seorang perempuan cantik dan cerdas di kota itu. Banyak sekali laki-laki tampan, kaya raya, juga beriman yang ingin meminangnya.

Tapi.. Ummu Sulaim selalu menolaknya. Ayah dan ibunya pun bingung. Mereka pun berkata kepada Ummu Sulaim " Hai nak laki-laki yang seperti apa lagi yang ingin kau nikahi. Sudah banyak yang melamar tapi semua kau tolak."
Ummu Sulaim oun berkata "Allah akan memberikan jodoh yabg terbaik untukku." Begitu ucap Ummu Sulaim.

Hingga pada suatu hari Abu Hurairah datang ke kota tempat tinggal Ummu Sulaim untuk membeli beberapa dagangan yang akan ia jual lagi di kotanya.

Ketika sedang membeli dagangan Abu Hurairah bersilahturahmi  ke rumah Ummu Sulaim yang dulu adalah teman waktu kecilnya.

Abu Hurairah pun bercerita bahwa ia sudah di tinggal mati istrinya dan ia memiliki seorang anak yang pintar dan soleh yang berumur 3 tahun.

Setelah Abu Hurairah selesai bercerita Ummu Sulaim pun berkata "Aku bersedia merawat dan menjadi seorang ibu dari anakmu."

Abu Hurairah pun bingung, lalu ia berkata "apa maksudmu aku tidak mengerti."
Lalu Ummu Sulaim pun berkat " mungkin kau adalah jawaban dari doa doaku yang ku lantunkan kepada Allah. Aku selalu berdoa kepada Allah agar memberikan jodoh yang terbaik."

Abu Hurairah pun mengerti maksud dari ucapan Ummu Sulaim. Tak lama Abu Hurairah pun melamar Ummu Sulaim dan menikah dengannya.

Banyak orang yang mengunjing tentang pernikahan mereka. Bagaimana bisa seorang gadis yang cantik dan berpendidikan menikahi seorang duda berabak satu. Tapi mereka menghiraukan ucapan orang orang. Mereka pun hidup bahagia bersama keluarga kecil mereka.

Ummu Sulaim memang selalu berdoa di sepertiga malam kepada Allah untuk diberika jodoh yang terbaik " Ya Allah berikanlah aku jodoh yang terbaik." Tapi di dalam hatinya dia memendam perasaan kepada sahabat kecilnya yaitu Abu Hurairah. Dan Allah pun mengabulkan doa Ummu Sulaim dengan memberikan jodoh yang terbaik yang selama ini dia tunggu dan hanya bisa dia ucap lewat doannya saja.

Selasa, 16 Juni 2015

Ingatkah kalian tentang kisah di zaman Rasulullah yaitu tentang kisah cinta paling mengagumkan?

Pada zaman itu ada seorang wanita yang tidak hanya cantik wajahnya melainkan cantik juga akhlak dan keimanannya. Tidak sedikit pria kaya yang ingin meminangnya untuk menjadi istri tapi dia selalu menolak.

Hingga pada suatu ketika datanglah seorang pemuka quraisy yang berniat untuk meminangnya. Laki-laki itu sangat kaya raya juga tampan. Tapi tidak sedikit pun hati wanita itu goyah dia tetap menolak laki-laki itu.

Laki-laki itu pun tidak juga menyerah. Ia mendatangi wanita itu lagi dan kembali menyampaikan niatnya untuk meminang perempuan itu.

Laki-laki itu pun berkata "apa yang bisa aku lakukan untuk meminang mu?"
Perempuan itu kembali berkata "apa kau benar-benar yakin untuk meminang ku?" Laki-laki itu pun berkata "ya"
"Kalau begitu aku akan meminta mahar"
"Apa maharnya katakan saja. Pasti akan aku kabulkan."
"Masuk islam."
"Banyak yang bisa kau minta kenapa harus itu?"
Perempuan itu pun berkata " bagaimana bisa aku menikah dengan laki-laki kafir seperti mu yang tidak mempercayai Allah dan Rasul-Nya?"

Dari situ kita bisa belajar standar utama untuk memilih pendamping adalah bukan dari hartanya, tapi dari akhlaknya.

Jumat, 13 Februari 2015

Meronta pun rasanya percuma, malah membuat sakit itu semakin nyata.

Menebak-nebak sesuatu yang belum jelas kebenarannya bukan kah itu sifat tercela?

Bukan hanya sifat hati pun ternodai dengan segala prasangka yang ada.

Dalam lirih hanya bisa berucap

"Tuhan jika dia baik bagi kebaikan agamaku, duniaku, dan akhiratku tolong pertemukan kami dimasa depan dalam bingkai yang indah. Tuhan jika dia meruntuhkan agamaku, melemahkan duniaku, dan menyengsarakan akhiratku tolong jauhkan hamba darinya dengan cara-Mu."

Bahas Bahas Cinta~

Assalamualayikum Ukht..

Alhamdulillah masih di beri nikmat hidup sehinga bisa berjumpa dengan Februari. Ramainya Februari itu adalah valentinenya right? Ada yang sibuk nyari mawar merah, ada juga yang sibuk nyiapin coklat, ada juga yang sibuk bikin pidato kata-kata cinta.

Tapi guys berhubung kita muslim kita gak ikut merayakan gegap gempita valentine.Bukan karena kita gak gaul, justru kita paling gaul. Kalo mereka hari kasih sayangnya cuma sehari dalam setahun, kalo umat muslim setiap hari pun saling menyayangi.

Bahas bahas soal cinta dan kasih sayang jadi ingat ketika Abu Bakar dan Rasulullah bersembunyi di dalam gua. Saat itu mereka sedang dikejar kaum kafir Qurais. Ketika Abu Bakar sedang berjaga Rasulullah yang lelah, tidur dipangkuan Abu Bakar dengan nyenyak. Tak disangka ada ular beracun yang melingkari kaki Abu Bakar. Karena Abu Bakar sangat mencintai Rasulullah dia tidak mengusir ular itu dari kakinya karena dia takut pergerakan kakinya akan membangunkan Rasulullah yang saat itu sedang tidur dipangkuannya. Abu Bakar terus diam walau pun ular itu mengigit kakinya. Dia tetap diam menahan sakit dari racun yang menjalar pelan pelan ke tubuhnya. Tak terasa air matanya jatuh dipipi Rasulullah dan Rasulullah pun terbangun dan bertanya kenapa Abu Bakar menangis apa dia menyesal ikut bersamanya? Lalu Abu Bakar menjawab. "Demi Allah tidak ada penyesalan dalam diriku, sungguh itu kebanggan untukku bisa mendampingimu. Aku menagis karena tadi ada ular beracun yang mengigit kakiku. Aku membiarkannya karena aku takut membuatmu terbangun."

MasyaAllah ukht, betapa hebatnya cinta Abu Bakar terhadap Rasulullah. Itulah cinta yang fitrah, cinta yang selalu mendekatkan kita pada Allah, cinta yang membuat kita selalu mengingat Rasulullah.

Bukan cinta namanya jika dia menjauhkanmu pada Sang Pencipta. Bukan cinta namanya jika dia membuatmu lupa untuk merindukan Rasulullah. Bukan juga cinta namanya jika dia membawamu ke neraka.

Jika cinta maka dia akan membawakan kebaikan bagi agamu, duniamu, dan akhiratmu. Bukan malah meruntuhkan agamamu, melemahkan duniamu, dan menyengsarakan akhiratmu.

Wassalamualaykum.

Hana Larasati.

Senin, 09 Februari 2015

Kutinggalkan kau karena Dia

Akhi..
Rasa ini sudah terlalu jauh rupanya.
Memang fitrah manusia saling mencintai.
Baginda nabi pun bersabda. " Tidak beriman seseorang diantaramu hingga ia mencintai saudara sesama muslim sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri."
Tapi jika cinta ini malah membawa keneraka apa masih harus dipertahankan?

Akhi..
Rasa ini sudah membawaku jauh dari Rabb ku.
Tidak bisa dikatakan fitrah lagi.
Obesi lebih besar dari cinta.

Akhi..
Keberatan ku meninggalkan mu dulu karena aku melihat kau sempurna dari sisi dunia.
Padahal "jika kita mencintai seseorang karena ketampanan, kedudukan, dan hartanya suatu hari Allah akan menghinakannya"

Akhi..
Mungkin ini sudah waktunya.
Kutinggalkan kau karena Dia.
Dia yang memberikan aku hidup.
Dia yang memberikan aku nafas.
Dia yang memberikan aku nikmat.

Akhi..
Semoga bahagia bersamanya. :)

Minggu, 01 Februari 2015

Penghalang Terkabulnya Doa

Syaqiq bin Ibrahim berkata bahwa Ibrahim bin Adham pernah melewati sebuah pasar di kota Basrah, lalu orang-orang mengerumuninya dan bertanya,
Wahai Abu Ishaq, Allah berfirman di dalm kitab suci-Nya,"Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan doamu." (QS. 40: 60). Sementara kami selalu berdoa semenjak lama, tapi tidak kunjung dikabulkan. "Lalu Ibrahim berkata, Wahai warga Basrah, hati kalian sudah mati dalam
10 hal.." 1. Kalian mengenal Allah,
tapi tidak mau menunaikan hak-hak-Nya

2. Kalian membaca Kitab Allah, tapi tidak mau mengamalkannya

3. Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah tapi kalian meninggalkan sunnahnya

4. Kalian mengaku bermusuhan dengan syetan, tapi kalian akur dengannya

5. Kalian mengatakan cinta kepada surga, tapi tidak mau beramal untuk menuju ke sana

6. Kalian mengatakan takut kepada Neraka, tapi kalian malah menggadaikan diri kalian ke padanya

7. Kalian mengatakan bahwa kematian itu benar adanya, tapi kalian tidak mau mempersiapkan diri untuk menghadapinya

8. Kalian sibuk mencari aib saudara kalian, tapi mengabaikan aib kalian sendiri

9. Kalian memakan karunia Allah, tapi tidak mau mensyukurinya

10. Kalian mengubur orang mati, tapi tidak mau mengambil pelajaran daripadanya.

#ntms #doa @rumahsamara

Sakit Hati?! Ayo Maafkan.

Sakit hati, Mengapa Terus Dipelihara?! Tidakkah Anda Segera Mengobatinya?! Tidak seperti ketika sakit di badannya. Seringkali seseorang malah 'memelihara' sakit hatinya, padahal harusnya dia bisa segera mengobati lara hatinya itu, sebagaimana dia bisa segera mengobati sakit badannya.

Dan diantara obat pelipur lara hati yang PALING ampuh adalah dengan MEMAAFKAN kesalahan orang yang menyakiti kita karena itulah sumber dan sebab utama sakitnya hati kita, oleh karenanya ketika sumber sakitnya sudah teratasi, maka tentunya sakit hati kita akan hilang dengan sendirinya.

Seringkali seseorang tidak mau, atau gengsi, atau merasa rugi untuk memaafkan orang lain, padahal sebenarnya dengan begitu dia akan rugi sendiri, karena hatinya akan sakit, tersiksa, dan TERBEBANI terus-menerus.

Seringkali seseorang TIDAK INGIN memaafkan kesalahan orang lain, kecuali bila orang tersebut yang meminta maaf kepadanya, padahal apakah dia akan melakukan hal yang sama saat badannya disakiti orang lain?! Apakah dia mau menunggu hingga orang lain mau mengobati sakit di badannya?! Tentunya tidak.

Maafkanlah kesalahan orang lain karena dia sama sekali tidak akan mampu mengubah TAKDIR anda…

Maafkanlah dia karena Allah menjanjikan pahala yang tiada tara kepada Anda: "Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya itu Allah (yang menentukannya)". [QS. Asy-Syuro: 40].

Maafkanlah dia karena Allah akan mengampuni dosa-dosa Anda: .
"Maafkanlah, dan berlapang dadalah! Tidakkah kalian ingin Allah mengampuni kalian?!" [QS. Annur: 22].

Maafkanlah dia, bersyukurlah kepada Allah, karena Dia telah menjadikan Anda lebih tinggi darinya… Anda yang disalahi, bukan orang yang menyalahi…

Maafkanlah dia, agar sakit hati Anda segera hilang, agar hati Anda menjadi lapang, ringan, dan bahagia ♡♡♡

Ditulis oleh Ustadz Musyaffa Ad Dariny, MA hafidzahullah

Hanya Tiga Hal

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاثٌ مُهْلِكَاتٌ ، وَثَلاثٌ مُنَجِّيَاتٍ ، وَثَلاثٌ كَفَّارَاتٌ ، وَثَلاثٌ دَرَجَاتٌ

فَأَمَّا الْمُهْلِكَاتُ : فَشُحٌّ مُطَاعٌ ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بنفْسِهِ

وَأَمَّا الْمُنَجِّيَاتُ : فَالْعَدْلُ فِي الْغَضَبِ ، وَالرِّضَى ، وَالْقَصْدُ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى ، وَخَشْيَةُ اللَّهِ فِي السِّرِّ وَالْعَلانِيَةِ

وَأَمَّا الْكَفَّارَاتُ : فَانْتِظَارُ الصَّلاةِ بَعْدَ الصَّلاةِ ، وَإِسْبَاغُ الْوُضُوءِ فِي السَّبَرَاتِ ، وَنَقْلُ الأَقْدَامِ إِلَى الْجَمَاعَاتِ

وَأَمَّا الدَّرَجَاتُ : فَإِطْعَامُ الطَّعَامِ ، وَإِفْشَاءُ السَّلامِ ، وَصَلاةٌ بِاللَّيْلِ ، وَالنَّاسُ نِيَامٌ

Ada tiga perkara yang membinasakan, tiga perkara yang menyelamatkan, tiga perkara yang menghapus dosa dan tiga perkara yang meninggikan derajat.

Adapun tiga perkara yang membinasakan:✅
1. Kekikiran yang ditaati
2. Hawa Nafsu yang dituruti
3. Kekaguman seseorang terhadap dirinya.

Tiga perkara yang menyelamatkan:✅
1. Berbuat adil ketika marah maupun senang
2. Sederhana ketika miskin maupun kaya
3. Takut kepada Allah ketika bersendirian maupun di keramaian.

Tiga perkara yang menghapus dosa:✅
1. Menunggu sholat sampai sholat berikutnya
2. Menyempurnakan wudhu dalam keadaan dingin
3. Berjalan menuju sholat jama’ah.

Tiga perkara yang mengangkat derajat:✅
1. Memberi makan
2. Menyebarkan salam
3. Sholat di waktu malam, ketika manusia sedang tidur.

[HR. Ath-Thabarani dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Shahihul Jami’: 3045]

Ustadz Sofyan Chalid Ruray

Lelaki sejati.. Berani terima tantangan ini?

Jika cinta, tolong jangan perlahan ajak aku ke neraka. Jangan pacari aku! Sungguh itu perbuatan yang tak Allah suka. Tak sadar kita membiasakan diri dengan perkataan "nggak ngapa-ngapain kok, pacaran juga cuma untuk nambah semangat."
Tak adakah cara lain yg lebih dirodhoi olehNya untuk memacu semangatmu dibandingkan dengan pacaran denganku?

Jika cinta, jangan pacari aku. Setan telah berjanji untuk tak ingin sendiri di neraka. Maka dari itu mereka berusaha untuk mengajak kita, anak cucu adam ikut serta bersamanya. Menggoda iman yg tadinya kuat laksana batu karang di tengah lautan. Lama kelamaan tergerus juga secara perlahan.

Jika cinta, jauhi aku! Perbaiki dirimu. Perbaiki ibadahmu. Rayu Rabbku agar mempercayakan lauhul mahfudz jodohmu adalah aku, pun sebaliknya, nama yg tercatat sebagai pendampingku adalah engkau.

Jika cinta, pantaskan dirimu. Pantaskan dirimu untuk menjadi seorang suami dan ayah yg tak hanya pikirkan memenuhi kebutuhan kami, anak, istri dan keluargamu secara materi tapi juga bagaimana kelak kita dapat kembali berkumpul di jannahNya.

Jika cinta, datangi waliku. Mintalah aku dengan seluruh hati untuk aku menjadi pendampingmu dunia akhirat. Sungguh, cinta sejati tak semata karena pandangan mata lalu turun ke hati. Cinta sejati adalah cinta yg tersambung dari ketaatan kepada Ilahi Rabbi.

Sungguh cinta paling romantis bukan ditunjukkan dengan coklat dan bunga. Apalah arti coklat, akan habis setelah dimakan. Pun bunga, akan layu setelah berjalannya waktu. Menurutku, cinta paling romantis adalah ketika engkau menjemputku dalam nama ketaatan, mendatangi waliku untuk dimintai izinnya lalu berani membawa cinta ini pada tingkatan paling tinggi, pernikahan yang didasarkan pada cinta kita kepada Allahu Rabbi. #duniajilbab ��

Menunggu Datangnya Sang Pangeran Idaman

Menunggu itu tidak mudah karena butuh kesabaran, keteguhan hati, kenyakinan dan optimisme jiwa; bahwa pada saatnya nanti semuanya akan indah pada waktunya.

Akan manis terasa pada saat yang tepat dan moment yang tepat pula sesuai yang digariskan olehNYA. ALLAH sang Maha pemilik Cinta tak kan pernah salah dan tak kan pernah ingkar janji. Karena barang siapa bersabar untuk mendapatkan sesuatu demi meraih ridhoNYA dan cintaNYA.

Demi diniatkan untuk ibadah kepadaNYA, niscaya ALLAH akan membuka jalan-jalan kemudahan untuk hambaNYA. Yang jauh di dekatkan, yang kurang ditambahkan dan yang sempit dilapangkan.

Memperbaiki diri dan niat dalam hati ketika masa penantian adalah langkah terbaik. Kini seiring waktu berjalan tampak semua akan menuju batas waktu itu. Niat yang tulus ikhlas menerima segala skenarioNYA adalah bagian dari penggalan episode hidup yang sangat berarti, memompa kembali semangat yang sempat hilang dan mengumpulkan kembali serpihan serpihan harapan demi meraih surgaNYA. Aamiin..

oleh: @kartun.muslimah & @duniajilbab

Menjaga Izzah dan Iffah

Ketidakpedulian adalah caraku tetap berada di jalan Allah. "Yakinlah, ketidak pedulian ini adalah caraku untuk menjaga iffah dan izzah diantara kita"

Izzah adalah sebuah harga diri yang mulia dan agung. Harus ada menghiasi setiap relung jiwa seorang muslim, apalagi Muslimah.

Sedangkan ‘iffah adalah menahan diri sepenuhnya dari perkara-perkara yang Allah haramkan.

So jagalah iffah dan izzah mu
layaknya barang berharga yang harus kamu genggam erat atau kamu simpan selayaknya barang berharga.

"Jika engkau jatuh cinta, pendamlah rasa itu dan jangan kau tampakkan. Mohonlah kpda Allah agar mnjdi tenang.Jika kau mati dalam keadaan bersabar niscaya kau akan beruntung mendapatkan Surga." (Taman Orang-Orang
yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu). #duniajilbab

Assalamualaikum

Renungan Pagi..

kamu baik, aku baik..
kamu tak baik, aku tetap berusaha menjadi baik,
Begitulah orang tuaku mengajarkanku kehidupan,

aku bukan siapa siapa di dunia ini,
aku lahir tak membawa apa apa di dunia ini,
aku mati juga tak membawa apa apa dari bumi,
karena aku hanya menumpang disini,
ragaku pun dipinjami,
nafasku pun diberi,
Aku hidup juga karena dikasihani Ilahi,
lantas adakah alasan aku menyombongkan diri?

bila aku salah.. mohon tegur aku..
karena sikapku masih sering keliru,
karena lisanku sering menggerutu,
karena mataku sering merendahkan orang yg dibawahku,
karena penyakit hatiku juga sering membakar pahalaku..

Aku memang bukan matahari untukmu,
tapi aku berusaha menjadi bintang untukNya.
aku memang bukan hujan untukmu,
tapi aku akan berusaha menjadi pelangi untukNya.
aku memang bukan bunga untukMu,
tapi aku akan berusaha menjadi madu untukNya.
karena aku hidup bukan untuk manusia, melainkan dari dan untuk Allah semata. #duniajilbab

Subhanallah kah? Atau Masya Allah?

Selama ini kaum Muslim sering “salah kaprah” dalam mengucapkan Subhanallah (Mahasuci Allah), tertukar dengan ungkapan Masya Allah (Itu terjadi atas kehendak Allah). Kalau kita takjub, kagum, atau mendengar hal baik dan melihat hal indah, biasanya kita mengatakan Subhanallah. Padahal, seharusnya kita mengucapkan Masya Allah yang bermakna “Hal itu terjadi atas kehendak Allah”.

Ungkapan Subhanallah tepatnya digunakan untuk mengungkapkan “ketidaksetujuan atas sesuatu”. Misalnya, begitu mendengar ada keburukan, kejahatan, atau kemaksiatan, kita katakan Subhanallah (Mahasuci Allah dari keburukan demikian).

❤️Masya Allah
artinya “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan kekaguman kepada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyatakan “semua itu terjadi atas kehendak Allah”. Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat hal yang baik dan indah. Ekspresi penghargaan sekaligus pengingat bahwa semua itu bisa terjadi hanya karena kehendak-Nya.

“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, ‘Maasya Allah laa quwwata illa billah‘ (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?” (QS. Al-Kahfi: 39).

❤️Subhanallah
Saat mendengar atau melihat hal buruk/jelek, ucapkan Subhanallah sebagai penegasan: “Allah Mahasuci dari keburukan tersebut”. Dalam Al-Quran, ungkapan Subhanallah digunakan dalam menyucikan Allah dari hal yang tak pantas (hal buruk), misalnya: “Mahasuci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan”, juga digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik.” (QS. 40-41).

Kesimpulannya, ungkapan Subhanallah dianjurkan setiap kali seseorang melihat sesuatu yang tidak baik, bukan yang baik-baik atau keindahan. Dengan ucapan itu, kita menegaskan bahwa Allah Subahanahu wa Ta’ala Maha Suci dari semua keburukan tersebut.

Wallahu a’lam bish-shawabi.

Kolaborasi : @duniajilbab & @santribackpacker

Update di Sosmed ?

Sekali lagi tentang Kritik & Baik Sangka. Kita tak bisa membaca hati manusia, apalagi hanya dari dunia maya.

Belum tentu orang yang menuliskan rutinitas amalnya adalah riya’. Bisa jadi ia berniat menyemangati kawannya.

Belum tentu orang yang mengabarkan rizqi yang diterimanya adalah berbangga-bangga dengan harta. Bisa jadi, ia ingin mensyiarkan syukur atas karunia-Nya.

Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.

Mereka yang menuliskan pengalamannya di socialmedia, belum tentu ingin menjadi selebritis dunia maya. Bisa jadi ada inspirasi yang hendak dibagikannya.

Mereka yang mengabarkan sedang mengisi kultum entah di mana, belum tentu ingin dipuji amal dakwahnya. Bisa jadi ia ingin memberi harapan pada rekannya, bahwa di sana dakwah masih menyala.

Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.

Mereka yang menyampaikan secuplik ilmu yang diketahuinya, belum tentu ingin diakui banyak ilmunya. Bisa jadi ia terpanggil untuk menyampaikan sedikit yang ia punya.

Mereka yang gemar mengkritisi kekeliruan yang dilihatnya, belum tentu merasa dirinya paling benar sedunia. Bisa jadi, itu karena ia sungguh mencintai saudaranya.

isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.

Mereka yang gemar menuliskan apapun yang dipikirkannya, belum tentu ingin diakui sebagai perenung berwibawa. Bisa jadi, ia adalah pelupa & mudah ingat dengan membagikannya.

Mereka yang selalu merespon apa yang dilihatnya, belum tentu ingin eksis di dunia maya. Bisa jadi ia memang senang berbagi yang dia punya.

Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji

Tapi baik sangka, tak berarti membiarkan kawan-kawan melakukan sesuatu yang nampak keliru di mata kita.

baik sangka, harus disertai dengan saling mengingatkan agar tidak tergelincir niatnya, agar tidak terhapus pahala amalnya.

Isi hati adalah misteri. Namun apa yang nampak keliru di mata kita, di situlah tugas kia untuk meluruskannya.

baik sangka itu menentramkan.
Namun, saling mengingatkan juga
merupakan kebutuhan.

Baik sangka itu indah, tapi bukan
berarti membiarkan saudara terlihat
salah.

@Duniajilbab

Waiting For Something

Bismillah..

In shaa Allah aku akan menjadi wanita paling bahagia. Karena akan bersanding dengan pria yg mengutamakan Allah dan tak pernah meninggalkan shalat berjamaah dimasjid.

In shaa Allah aku akan menjadi wanita paling bahagia. Karena akan menjadi istri dari pria yang berjuang untuk agama dan ummat lebih keras..

In shaa Allah aku akan menjadi wanita paling bahagia. Karena akan menemanimu. Bukan hasil yang ingin ku nikmati, namun proses pencapaiannya, hingga kamu sukses nantinya.

In shaa Allah aku akan menjadi wanita paling bahagia. Karena akan lebih dekat denganNya disetiap malam, kita bangun utk melepas rindu kepadaNya, menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullulah di rumah, membaca Qur'an dan mendidik anak-anak kita kelak dengan kesederhanaan dan kemuliaan Rasulullah SAW.

In shaa Allah aku akan menjadi wanita paling bahagia. Karena kamu akan menjagaku dengan penuh tanggung jawab. Kamu akan marah bila aku keluar rumah tidak menutup aurat dengan sempurna. Kamu akan tegur aku dengan lembut & penuh kasih sayang. Mengajarkanku betapa pentingnya menjaga mahkota ini. Bahkan mendampingiku untuk pergi ke majelis-majelis ilmu.

In shaa Allah aku akan menjadi wanita paling bahagia. Karena memiliki suami yang berjuang lebih keras untuk akhiratnya. Bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan keluarga denga kenikmatan dunia. Bahkan sibuk menata surganya sendiri.
Tapi bersusah payah mengajak orang lain untuk bersama-sama ke SurgaNya..
Aamiin in shaa Allah..

Berkahilah dan lancarkanlah proses untuk menyempurnakan separuh Agama-Mu ini ya Rabb..
Aamiin.. ��.  #duniajilbab

Jumat, 30 Januari 2015

Jangan takut

Pertanyaan yang Akan Membantumu Memaafkan Kesalahan di Masa Lalu

Selalu ada alasan mengapa masa lalu terletak di belakang, dan kenapa orang-orang yang kita temui di sana tak punya tempat di masa sekarang atau masa depan kita. Masa lalu ada bukan untuk dikutuk dan disesalkan; ia ada untuk diterima sebagai kenyataan. Namun, ternyata tak semua orang memiliki kemampuan — atau kemauan — untuk melakukannya. Sementara legawa adalah kunci rasa tenang dan bahagia kita.

Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan agar bisa memeluk kesalahan-kesalahan yang kamu lakukan di masa lalu, dan menerima mereka sebagai sesuatu yang membentuk siapa dirimu kini? Mungkin pertanyaan di bawah ini bisa membantu usahamu. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan ini setiap kali kamu muncul hasratmu untuk mengutuki masa lalu.

1. “Daripada menyalahkan diriku atas apa yang kulakukan dulu, bukankah lebih baik fokus pada apa yang sudah kulakukan untuk menebus kesalahan itu?”

Banyak orang mengutuki dirinya sendiri sebagai manusia paling hina karena kesalahan yang dimasa lalunya. Gak jarang kamu tidak lagi ingin menjalin kasih karena pernah menyakiti seseorang yang paling dicintai. Merasa bukan lagi anak yang baik karena telah membuat ayahmu marah besar. Memang, rasa penyesalan itu wajar. Tapi bukan berarti kamu selama ini hanya diam saja dan tidak melakukan apa-apa untuk memperbaikinya. Daripada memfokuskan diri pada kesalahanmu, bukankah lebih baik kamu mengevaluasi apa saja yang telah kamu lakukan untuk memperbaikinya?

Kesalahan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari jalan hidup manusia. Kesempurnaan yang kamu kejar itu tidak pernah ada. Karena kesalahan membuatmu belajar, Tuhan memberimu waktu agar kamu bisa memperbaikinya dengan segera. Jadi, apakah kamu sudah memperbaikinya?

2. “Mengapa aku merasa begitu bersalah? Prinsip hidup apa yang telah kulanggar dengan berbuat kesalahan ini?”

Terkadang kesalahan di masa lalu membuatmu merasa putus asa. Kamu merasa tak bisa menjadi pribadi yang selama ini kamu inginkan. Kamu takut untuk mencoba melamar pekerjaan karena sudah berulangkali gagal. Kamu takut jatuh cinta karena pernah diduakan dalam hubungan.

Kamu melakukan kesalahan, kamu sadar. Namun ini bukan alasan untuk terus terpuruk di dalamnya. Ubahlah fokusmu dari “Kenapa aku bisa begitu bodoh melakukan kesalahan itu?” menjadi “Mengapa aku merasa begitu bersalah? Prinsip hidup apa yang telah aku langgar dengan melakukan kesalahan ini?”, kamu Maka kamu akan menjadi lebih tahu, sebenarnya bagaimana sih prinsip hidupmu? Apa yang kamu cari selama ini? Apa yang sudah kaulanggar setiap hari? Secara tidak sadar kamu akan diingatkan lagi tentang nilai-nilai hidup yang seharusnya kau pegang. Karena bahagia adalah apa yang kamu lakukan, kamu katakan, dan yang kamu percaya ada dalam satu harmoni yang sama.

3. “Apakah itu benar-benar murni kesalahanku? Ataukah keadaan memang kebetulan tak mendukungku?”

Kesalahan di masa lalu tak jarang membuatmu merasa aku tak mampu, bodoh,hina. Mungkin kamu tak lagi berani apply beasiswa karena pernah gagal hanya karena terlambat memasukkan berkas. Atau mungkin kamu merasa bukan perempuan atau laki-laki yang baik karena tidak berhasil menjaga cinta yang kamu idam-idamkan. Tenanglah, kamu tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri terlalu keras. Dengan kesalahan yang pernah kamu perbuat, kamu lebih tahu bagian mana yang kurang. Karena terkadang kamu hanya butuh waktu yang tepat untuk melakukan yang terbaik.

4. “Walaupun aku telah merusak satu hariku di masa lalu, bukankah aku masih punya ribuan hari di masa depan?”

Seringkali kita menilai seseorang dari masa lalunya, padahal tidak melulu harus seperti itu. Gak jarang kamu akan merasa dirimu hina karena pernah menjadi murid paling rusak di masa SMA. Atau kamu merasa tidak pantas mengenakan jilbab karena sikap dan perilakumu masih labil?

Bangunlah, tak seharusnya kamu mengutuki diri sendiri karena masa lalu yang suram. Masa lalu hanyalah ibarat selembar kertas dari sebuah buku. Kamu adalah masa lalu, sekarang, dan masa depan. Ketika kamu telah melewati lembaran kertas yang kusam dan menyedihka, maka gak ada salahnya kamu coba buka lembar selanjutnya. Barangkali kamu akan menemukan kejutan-kejutan yang menarik. Setiap orang punya kesempatan berubah kok. Jadi sudah seharusnya kamu menikmati habis buku hidupmu. Tunggu apa lagi? Bergegaslah!

Tidak pernah ada manusia yang terlepas dari kesalahan. Kesalahan kadang datang sepaket dengan kebaikan. Jadi kamu tak perlu lagi mengutuki dirimu sendiri dalam kesalahan masa lalu. Inilah waktunya kamu bangun untuk membayar lunas semua kesalahanmu.

Semoga beruntung. Ingat, jangan menyerah, ukhti!

Laa thanza, ukhti..

"Jika seorang wanita menangis karena disakiti oleh laki-laki, maka setiap langkah laki-laki itu dikutuk oleh malaikat." -Ali bin abu tholib

Nauzubillah ukht, apa kamu sangup melihat orang yang pernah kamu cinta disetiap langkahnya dikutuki oleh malaikat makhluk Allah yang sangat patuh, yang doanya pasti langsung didengar oleh Allah.

Laa thanza, Ukhti..

Jika dia meninggalkanmu dan membuat kubangan luka dihatimu, mungkin itu peringatan dari Allah.

Mungkin ketika kau bersamanya terlupa segala kewajiban yang membuat mu dekat dengan Sang Pencipta.

Laa thanza, Ukhti..

Ayo hapus air mata mu, bukankah Allah sebaik-baiknya Dzat Yang Maha Mengetahui? :)



Muslimah Yang Lebih Baik.

Siapapun aku di masa lalu, bukan berarti aku tidak bisa menjadi muslimah yang lebih baik.

Aku tak semulia  Khadijah
Aku tak setakwa Aisyah
Aku tak setabah Fatimah
Bukan pula sekaya Balqis
Apalagi secantik Zulaikha
Aku hanya wanita akhir zaman yang bercita-cita menjadi wanita sholeha.

Aku hanya wanita akhir zaman yang bercita-cita menjadi salah satu bidadari surga.

Wanita akhir zaman yang punya banyak kesalahan.

Wanita akhir zaman yang punya segudang masa lalu.

Tapi apapun yang aku lakukan dulu, tak menjadikan aku untuk terus begitu.

Allah begitu mencintaiku, diberikan hidayah dengan dipertemukan dengan orang-orang yang shalih.

Diberikan ilmu untuk terus belajar memperbaiki diri, diturunkan Al-qur'an dan Al-hadist sebagai penerang dalam setiap jalan yang ku.

Maka nikmat Allah mana lagi yang aku dustakan? #duniajilbab ��

Sepenggal Do'a Untuknya. :)

Sepenggal Do'a Untuknya

Ya ALLAH.. Mohon izinkan hamba berdo’a untuk seseorang yang kelak menjadi Imam hamba meski hamba belum tau siapa dia.

Ya ALLAH.. Tambahkan ilmu agamanya supaya kelak dapat membimbing hamba kearah tujuan yang satu.

Teguhkan imannya ketika Kau mengujinya, Jaga dan lindungilah dia.

Mudahkan jalan rezekinya supaya kelak dapat segera menjemput dan meminta hamba dari orang tua hamba.

Lembutkanlah tutur katanya agar kelak dapat membimbing hamba dengan kesabaran.

Dan hamba mohon segerakanlah pertemukan kami disaat Engkau telah yakin bahwa kami telah siap dan mampu untuk mengikat janji dibawah Ridho-Mu.

Jadikanlah ia pemimpin yang bijaksana yang mencintai hamba hanya karena-Mu, serta yang menjadikan Rasullullah sebagai teladannya.

Aamiin Allahumma Aamiin

Rabu, 28 Januari 2015

Hai masa lalu.

Hai masa lalu.
Tidak, aku hanya ingin menyapa. Berdebukah kau? Maaf aku semakin jarang mengunjungimu. Aku disibukkan dengan masa kini dan impian masa depan. Tenang saja, aku takkan melupakanmu. Aku hanya mungkin akan jarang menengokmu.

Hai masa lalu.
Aku hanya ingin menyapa. Terimakasih pernah ada. Terimakasih pernah menjadi bagian perjalananku. Sedih pun bahagia kisahmu menjadi penguat langkahku di masa kini. Bukankah masa kini adalah hasil rentetan perjalanan masa lalu? Maka itu aku berterima kasih.

Hai masa lalu.
Aku pernah jatuh, aku pernah sakit hati. Tapi sudah kusimpan semua cerita dalam sebuah kotak kenangan, yang kunamakan masa lalu. Ya kamu. Ruangmu mungkin kini gelap, aku pasti akan sering kembali melihat ruangmu, namun hanya sebentar. Aku takkan lama-lama, sekadar melihat lagi seperti apa jalan yang kulalui dulu agar aku bisa belajar lagi jika saja masa kiniku aku lupa atau mungkin lalai menjaga langkah.

Hai masa lalu.
Lihatkah kau bagaimana aku di masa kiniku? Bagaimana menurutmu? Semoga kau bangga. Sebab apapun yang kucapai, adalah karena semua pelajaran di masa lalu begitu membekas dan mampu membentukku.

Hai masa lalu.
Mari berdamai. Aku akan belajar mendewasa. Menjadi lebih tangguh di masa kini sebagai penguat langkahku dan pemantap kisahku di masa depan.
Semoga. (Herlina ummu raqil) #duniajilbab ��a

Kamis, 08 Januari 2015

01 Januari 2015

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, hari ini masih bisa melihat sinar matahari pagi di satu Januari 2015. Masih diberi kesempatan bernafas dan bersyukur.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha pengasih yang telah memanjangkan umurku. Menjaga kesehatanku, memberi rizki kepada keluargaku, serta memberi nikmat dalam hidupku.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha menjaga yang telah menjagaku dan keluargaku, menjaga hati dan jiwaku, menjaga kami sekalian dari hal buruk yang terkadang kami anggap baik.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha agung dan Maha kuasa yang telah memberikan karunia berupa sahabat yang baik, menyenangkan hati dan saling membantu untuk sama-sama menuju jalanMu.
Tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Engkau, Ya Rabb.