Kamis, 03 Desember 2015

Rasa Takut

Aku akan membaca tulisanmu yang setiap hari berganti sambil mendoakanmu dari jauh, selama aku tidak bisa melakukan apapun saat ini. Sekalipun kesempatan itu ada, aku merasa tidak semua kesempatan mesti diambil.

Aku masih menatap layar handphone sambil mendoakanmu dari jauh. Sekalipun tangan dan kaki ini begitu ingin bergerak menolongmu ketika kamu bersedih. Tapi apa yang bisa aku lakukan. Memelukmu? Tidak mungkin laki-laki itu masih punya agama Han.

Aku masih memperhatikan mu lewat kata-kata yang tetulis di media sosialmu sambil mendoakanmu dari jauh. Aku hanya memastikanmu baik-baik saja, setidaknya aku tau apakah kau sedang bersedih atau bahagia hari ini. Sebab aku tidak bisa berada di dekatmu saat ini. Tuhan tidak menyukainnya. Bahkan ketika aku bersembunyi-sembunyi seperti ini pun aku masih merasa takut bahwa Dia cemburu karena aku menduakan-Nya.

Lalu aku bersimpuh, menanyakan pada diri sendiri mengapa aku takut untuk melangkah lebih jauh. Aku terlalu takut pada kenyataan bahwa aku memang penakut. Aku ingin bertanya pada Tuhan mengapa aku begitu takut. Apakah Tuhan cemburu karena aku lebih mencintai makhlukNya dari pada diri sendiri?

-Hujan Matahari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar