Kamis, 18 Desember 2014

Layaknya Matahari.

Layaknya matahari; akupun ingin abadi, selalu menemani meski berganti belahan bumi.

Layaknya matahari; aku ingin mencipta pelangi, usai hujan mewarnai hari.

Layaknya matahari; akupun tak ingin ingkar janji, sebab ia selalu hadir saat bulan berubah pasi.

Layaknya matahari; setia mengabdi hingga saat Ia memberhentikannya. Dan akupun sama, takkan istirahat hingga langkah ini menjejak surga. Amin.

Jangan Berharap.

Adakah orang yang memanah berharap anak panahnya kembali?

Tentu tidak.

Begitulah seharusnya saat kita berbuat baik.

Tak perlu berharap kebaikan yang kita berikan kembali dari orang yang kita beri.

Mengharapkan balasan dari sesama manusia bisa berujung kecewa dan derita.

Kita perlu terus menerus berlatih,

berharap mendapat balasan

hanya dari Sang Maha Pemberi.

Ketahuilah bahwa pikiranmu tidak mungkin mencakup semua hal.

Karena itu gunakan ia untuk hal-hal yang penting.

Bahwa hartamu tidak bisa membuat kaya semua orang,

karena khususkanlah ia hanya diberikan untuk pengikut kebenaran.

Bahwa malam dan siangmu tidak dapat memenuhi semua kebutuhanmu meskipun engkau bekerja keras sepanjang waktu,

alokasikanlah dengan baik antara pekerjaanmu dan istirahatmu.

Karena sesungguhnya apa yang menyibukkan pikiranmu dari hal-hal tidak penting,

adalah sebuah celaan terhadap hal yang penting.

Apa yang kau habiskan dari hartamu untuk kebatilan akan membuatmu merasa kehilangan ketika engkau ingin menghabiskannya untuk kebenaran.

Dan kesibukanmu di sepanjang malam dan siang di luar kebutuhan,

akan menghinakanmu pada saat kau butuh.”

- Abbas ibn Hasan Al Alawi-

Senin, 15 Desember 2014

Untuk Perempuan Kesayanganku II

Entahlah aku merasa jahat sekali. Karena satu kesalahanmu padaku menutup semua kebaikan yang belum aku tau. Aku sadar aku tidak boleh membenci seseorang yang belum aku kenal. Mungkin saja kau tidak seperti apa yang aku pikirkan.

Sepertinya wasiat sang nabi itu sangat berat : "Jadilah hamba-hamba yang bersaudara." Ketika masih ada sifat congkak dan perasaan merasa lebih baik dari orang lain.

Aku mohon maafkan aku atas segala prasangka buruk ku padamu. Aku sadar aku jauh dari sempurna. Maafkan aku atas perasaan tidak suka ini padamu. Sebab terkadang ketidaksukaan ku karena ketidaktahuanku.

Aku melakukan ini karena aku ingin mengikuti wasiat sang nabi untuk menjadi hamba-hamba yang bersaudara.

Untuk perempuan kesayanganku maafkan aku. :')

Ketetapan Hati.

“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)” [Ali ‘Imraan : 8]

Dari Anas, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW banyak membaca doa “Yaa muqollibal quluubi tsabbit qolbii ‘alaa diinik (Ya Allah yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku atas agama-Mu)”. Lalu aku (Anas) bertanya, “Wahai Nabi Allah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang engkau bawa, apakah engkau mengkhawatirkan atas kami?”. Beliau SAW menjawab, “Ya, sesungguhnya hati itu diantara dua jari-jari Allah. Dia membolak-balikkannya sesuai yang dikehendaki-Nya” [HR. Tirmidzi, juz 3, hal. 304]

Mohon Perlindungan dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, dll

Dari Zaid bin Arqam, dia berkata : Aku tidak mengatakan kepada kalian kecuali seperti apa yang pernah disabdakan Rasulullah SAW. Beliau SAW berdoa, “alloohumma innii a’uudzu bika minal ‘ajzi wal kasali wal jubni wal bukhli wal haromi wa ‘adzaabal qobri. Alloohumma aati nafsii taqwaahaa wa zakkihaa, anta khoiru man zakkaahaa. Anta waliyyuhaa wa maulaahaa. Alloohumma innii a’uudzu bika min ’ilmin laa yanfa’u wa min qolbin laa yakhsya’u wa min nafsin laa tasyba’u wa min da’watin laa yustajaabu lahaa (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut, kikir, dari pikun dan siksa qubur. Ya Allah, berikanlah ketaqwaan pada jiwaku dan bersihkanlah. Engkau adalah sebaik-baik yang membersihkannya. Engkau adalah wali dan tuannya. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan)”. [HR. Muslim, juz 4, hal. 2088]

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW bersabda, “Alloohumma innii a’uudzu bika minal arba’. Min ‘ilmin laa yanfa’u wa min qolbin laa yakhsya’u wa min nafsin laa tasyba’u wa min du’aa-in laa yusma’u. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari empat perkara. Dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’ dari jiwa yang tidak pernah kenyang dan dari doa yang tidak dikabulkan)”. [HR. Abu Dawud, juz 2, hal. 92]

Np: berbagi bersama nopindra.

Minggu, 14 Desember 2014

La tanza.

“Jangan berduka, sungguh Allah bersama kita”; memihak dan membela, menjamin dan menjaga; meridhai dan mengaruniakan pahala.

“Janganlah berduka, sungguh Allah bersama kita”; di perjalanan yang panjang titiannya, sedikit pendukungnya, banyak timpaannya.

“Janganlah berduka, sungguh Allah bersama kita”; rasakan pengawasanNya, hati-hatilah dari mendurhakaiNya, takutlah akan murkaNya.

“Janganlah berduka; sungguh Allah bersama kita”; mohonlah ampunNya, pintalah rahmatNya, teruslah berbincang mesra denganNya.

“Janganlah berduka, sungguh Allah bersama kita”; malu-lah bermalas dan sia-sia; baguskan kinerja; berjuanglah puncakkan karya.

“Janganlah berduka, sungguh Allah bersama kita”; sucikan prasangka, lapangkan dada, maklumi kekurangan sesama, maafkan kesalahannya.

“Janganlah berduka, sungguh Allah bersama kita”; ingat dan dekatilah, takut dan berharaplah, memuji dan mengabdilah. Cintailah.

Don't Sad.

Setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. Seperti setetes air hujan. Mulanya ia hanya uap air tak terlihat, lalu terkondensasi menjadi titik-titik embun, berkumpul membentuk awan, diterbangkan angin, perlahan turun sebagai tetes hujan. Pernahkah kau berpikir tentang perjalanan setetes air hujan?

Ada tetes yang mampir di genteng-genteng rumah. Ada tetes yang singgah di dedaunan. Ada tetes yang meluncur ke jalan. Ada tetes yang langsung mengikuti aliran air selokan. Ada tetes yang tergenang dalam ceruk kaleng bekas. Ada pula tetes yang langsung hilang begitu menyentuh bumi, terserap akar pepohonan. Setiap tetes menempuh jalan yang berbeda, meski Tuhan menghendaki satu tujuan untuk mereka. Hujan diturunkan ke bumi untuk membawa kabar gembira, untuk menumbuhkan tanam-tanaman, untuk kehidupan hewan dan manusia, juga semua makhluk Tuhan lainnya.

Perjalanan setetes air hujan itu seperti kehidupan. Setiap orang punya jalan hidup dan ceritanya masing-masing. Bahkan kembar identik pun punya jalan hidup yang berbeda. Begitupula dengan aku, kamu, dia, juga mereka. Kita selalu punya cerita yang berbeda, tak pernah sama.

Kadang aku merasa bosan dengan hidupku. Kenapa begini-begini saja? Melihatmu, dia, mereka dengan hidup kalian masing-masing. Mungkin kau kini sudah melanglang buana, lulus kuliah, punya pekerjaan, bahkan banyak prestasi yang kau torehkan. Mungkin dia semakin sibuk dengan urusan bisnisnya, juga dengan amanah baru membina rumah tangga. Mungkin mereka juga sibuk dengan urusannya, ada yang belajar ke luar negeri, ada yang merantau ke luar Jawa, ada yang kembali ke kampung halamannya, ada yang berjuang mati-matian di kantor barunya, ada yang masih bingung mencari pekerjaan, ada pula yang masih pontang-panting memperjuangkan skripsinya.

Dan pertanyaanku selalu berujung pada satu jawaban. Aku, masih di sini berusaha dan berbahagia. Itu jawaban paling logis dan paling bijaksana yang tepat untukku saat ini. Tak ada kata-kata motivasi yang lebih tepat dari itu. Tak ada kata-kata penghibur yang lebih menggembirakan dari itu. Dan syukurku atas semua karunia yang Allah berikan untukku. Dia masih (selalu) sayang padamu, Maka Dia izinkan kau bernapas hingga hari ini, detik ini. Agar kau torehkan prestasimu, dalam lembaran-lembaran catatan amal yang dibawa kedua malaikat di samping kanan dan kirimu.

Maka tak ada alasan untuk bersedih. Maka habislah kata-kata untuk mengeluh. Setiap manusia punya jalan hidupnya masing-masing. Kau percaya itu kan?

“Katakanlah: Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. Al An’am: 162)

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S. Adz Dzariyat: 56)

Cukuplah kiranya kedua ayat itu memberikan pelajaran bagiku, bagimu, bagi kita. Bahwasanya tujuan penciptaan kita sama, hanya jalan hidup kita lah yang berbeda. Maka setiap helaan napas kita pun hendaknya sama, untuk Allah saja.

Tak peduli sampai dimana kau kini berjalan

dan masih berapa jauh jalan yang harus kau tempuh.

Allah tujuan kita…

Np : berbagi bersama nopindra

Jumat, 12 Desember 2014

Jangan Jadikan Aku Boneka

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi yang terbaik dari yang paling baik. Sehingga banyak orang tua yang mengupayakan segala cara agar keinginannya tercapai tanpa memikirkan apa yang diminati sang anak. Maka tak jarang hal itu malah menjadi tekanan yang membuat anak menjadi stres.

Kadang apa yang mereka angap baik belum tentu kita juga menganggapnya baik walaupun sebenarnya niatnya baik.

Banyak orang tua yang mengangap kecerdasan akademis itu lebih baik dari non akademis, sehingga memaksa anak untuk menyukai sesuatu yang bukan minatnya.

Ada sebuah kisah tentang keluarga Ali Imran yang soleh, dia memiliki istri yang bernama Hanah yang lama tidak diberi keturunan. Sebagai seorang muslim Hanah selalu berdoa pada Allah "Ya Allah berilah aku keturunan, jika dia laki-laki akan aku abdikan dia di baitul maqdis" dan doa Hanah pun didengar oleh Allah, Dia memberikannya keturunan tapi bukan anak laki-laki seperti yang dia harapkan melainkan anak perempuan. Hanah menamakannya Maryam. Mengingat pada zaman itu anak perempuan lebih dipandang rendah dari anak laki-laki, tapi Hanah tetap bersyukur dan memenuhi janjinya mengirim Maryam ke baitul maqdis di palestina untuk mengabdi. Maryam adalah ibu dari Nabi Isa a.s. Dalam Al Quran pun ada surat yaitu surat Al Imran atau keluarga Imran.

Dari kisah ini dapat ditarik kesimpulan kadang keinginan itu tidak sejalan dengan kenyataan. Allah Maha Tau apa yang terbaik untuk hambanya. Jadi tidak selalu yang terbaik menurut kita itu baik untuk orang lain.

Ilmuan mengatakan bahwa kecerdasan seseorang itu berbeda-beda. Pola pikir orang tua dan anak pun berbeda. Setiap anak pasti ingin membahagiakan orang tua, itu sudah naluri sama seperti naluri orang tua yang ingin melihat anaknya bahagia.

Ali bin abu tholib pun pernah berkata "didiklah anakmu mengikuti zamannya"
Kenapa? Karena zaman yang membuat pola pikir berbeda. Jangan memaksakan kehendak.

Wanita Suci

Wanita suci

Bagiku kau bukanlah bunga

Tak mampu aku samakan kau dengan bunga-bunga

Terindah dan terharum sekalipun

Bagiku manusia adalah mahluk terindah

Tersempurna dan tertinggi

Bagiku dirimu salah satu manusia terindah

Tersempurna dan tertinggi

Karenanya kau tak membutuhkan persamaan

Wanita Suci

Dengan menatapmu, telah membuatku terus mengingatmu

Dan memenuhi kepalaku dengan inginkanmu

Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap dinding khayalku

Membuatku inginkan dirimu sepenuh hati, seluruh jiwa sesemangat mentari

Dirimu terlalu suci untuk hadir dalam khayalku

Yang penuh dengan lumpur…

Wanita suci

Menghabiskan waktu berdua denganmu bagai mimpi tak berujung

Menyentuhmu merupakan ingin diri, berkelebat selalu

Meski ujung penutupmupun tak pernah berani kusentuh

Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku…

Karena aku biasa memakaikan topeng keindahan pada wajah burukku

Meniru pakaian para rahib, kiai dan ulama

Meski hatiku lebih kotor dari kubangan lumpur

Wanita suci

Beri sepenuh diri pada dia sang lelaki suci

Yang dengan sepenuh diri membawamu pada Ilahi

Untuknya dirimu ada

Tunggu sang lelaki suci menjemputmu

Atau kejar sang lelaki suci itu

Dialah hakmu, seperti dicontohkan ibunda Khadijah

Jangan ragu…, jangan malu…

Wanita suci

Bariskan harapanmu pada istikharah penuh ikhlas

Relakan Tuhan pilihkan lelaki suci bagimu

Mungkin sekarang atau nanti…

Bahkan mungkin tak ada, sampai kau mati

Karena kau terlalu suci,

untuk semua lelaki,

dalam permainan ini

Karena lelaki suci itu menantimu di istana kekal

Yang kau bangun dengan kekhusu’an ibadah

Wanita suci

Pilihan Tuhan tak selalu seindah inginmu

Tapi itulah pilihan-Nya

Tak ada yang lebih baik dari pilihan-Nya

Sang Kekasih Tertinggi

Tempat kita memberi semua cinta

Dan menerima cinta yang tak terhingga

Dalam tiap detik hidup kita

Tulang Rusuk Siapakah ini?

Tulang rusuk siapakah Ini? Saat di dalam hati ini mulai terbersit tanya.

“Tulang rusuk siapakah diri ini?!”

Tapi tertahan erat hanya di hati kecil nan dalam.Hingga perih mulai kurasa. Namun segerah kubalut dengan jawabku sendiri

“Hanya Allah-lah yang tahu.”

Saat tanya selanjutnya pun mulai terurai di otak

“Kenapa dia sang pangeranku tak mencari rusuk bengkoknya yang hilang? Begitu sulitkah baginya temukanku? Kurang ikhtiarkah dia? Kurang berdo’akah? Mungkinkah dia tak sadar telah kehilangan rusuknya? Atau mungkinkah dia benar-benar tak butuhkan rusuk bengkok ini? Atauuuu... cukup-cukup."

Aku pun segera menyimpulkan tanya-tanya putus asa itu dengan jawaban.

“Tak usah bersuudzon. Semua tersebab Allah belum izinkan terjadi. Dan ingatlah betapa Allah telah gariskan sang pangeran teruntukku. Pangeranku sibuk berbenah diri sepertiku. Pangeranku pun tengah menantiku, pun mulai mempersiapkan segalanya untuk menyambut kehadiranku di sisinya”

Akupun tersadar, kupahami bahwa Allah juga tlah sediakan waktu tuk pemutaran episode yang dinantikan olehku dan pangeranku.

Yakinkan diri, betapa semua akan terasa indah pada waktunya. Jika Allah izinkan, kelak semua terjadi dengan hikmat, penuh ridlo, rahmat, barokahNya. Aamiin. ^^

Separuh Kunci Surgaku.

Ali dan Fatimah begitu syahdu dalam romannya yang menggetarkan Arsy.

Muhammad dan Khadijah terlebih lagi. Begitu mulia dalam naungan kubah yang suci.

Ibrahim, Hajar dan Sarah. Paduan nan bersahaja dalam bingkai ketabahan dan ketulusan.

Aisyah dan Muhammad. Penuh letupan keceriaan yang binarnya hingga ke jendela Firdaus.

Kisah cinta apa lagi yang kini sedang mengiringku meneguhkan hati?

Memang..
Cukup dalam diam saja. Sederhana nan penuh kelembutan.Terikat dengan penuh rahasia dan tak kasat mata. Di linangan doa yang mengalun di gelaran sujud panjangku.

Aku ridho…
Dengan atau tanpa adanya kamu. Dalam tiap tatap keistiqomahan.
Yang dengan lembut kau haturkan.
Sebagai pengingat bagiku…

Terima kasih..
Allah selalu cinta kamu, wahai separuh kunci surgaku. :')

Mencintai Dalam Diam.

Aku tau, cinta adalah fitrah. Sebuah anugrah tak terperih. Karena cinta adalah kehidupan. Karena rasa itu adalah cahaya. Aku tahu, hidup tanpa cinta, bagaikan hidup dalam gelap gulita.

Namun, saat rasa itu menyapa, maka hadapi dengan anggun. Karena rasa itu ibarat belenggu pelangi, dengan begitu banyak warna.

Cinta terkadang membuat bahagia, namun tak jarang membuat menderita. Cinta ada kalanya manis bagaikan gula, namun juga mampu memberi pahit yang sangat getir. Cinta adalah perangkap rasa. Sekali salah berlaku, maka akan terkungkung dalam waktu yang lama dalam lingkaran derita.

Agar dapat keluar dari belenggu itu dan mampu melaluinya dengan anggun. Maka mencintailah dalam hening. Dalam diam. Tak perlu lari, tak perlu dihindari. Namun juga, jangan di sikapi dengan berlebihan.

Jangan umbar rasa itu. Jangan tumpahkan segala suka itu. Cobalah merenung sejenak dan fikirkan dengan tenang.

Kita percaya takdir bukan? Kita tahu dengan sangat jelas. Dia, Allah telah mengatur segalanya dengan begitu rapinya? Jadi, apa yang harus di risaukan? Biarkan Allah yg mengaturnya, dan yakin di tangan-Nya semua akan baik-baik saja.

Cobalah renungkan. Dia yang aku cinta, belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikku. Dia yang ku puja, yang ku ingat saat siang dan yang ku tangisi ketika malam, Akankah dia yang akan menjadi jodohku?

Aku tak tahu dan tak akan pernah tahu. Hingga saatnya tiba. Tidakkah aku malu jika semua rasa telah ku umbar? Namun ternyata kelak bukan aku yang dia pilih untuk mendampingi hidupnya?

Karena cinta begitu agung untuk di umbar. Begitu mulia untuk di tampakkan. Begitu sakral untuk di tumpahkan.

Sadarilah , fitrah wanita adalah pemalu, dan aku indah karena sifat maluku. Lalu, masihkah aku berpikir tampak menawan jika rasa malu itu telah di nafikan?

Masihkah aku tampak bestari jika malu itu telah ku singkap? jadikan malu sebagai selendangku. Maka tawan hatiku sendiri dalam sangkar keimanan. Dalam jeruji kesetiaan.

Yap. Kesetiaan padanya yg telah Allah tuliskan namaku dan namanya. Maka cintailah dalam diam. Agar jika memang bukan dia yang ditakdirkan untuku, Maka cukuplah Allah dan aku yg tahu segala rasaku. Agar kesucianku tetap terjaga. Agar keanggunanku tetap terbias.

Maka, ku pegang kendali hatiku.Jangan lepaskan. Acuhkan semua godaan yg menghampiriku.Cinta bukan untuk di hancurkan, bukan untuk di musnahkan..

Namun cinta hanya butuh ku kendalikan, hanya cukup ku arahkan. Yang ku butuhkan hanya waktu, sabar dan percaya.

Maka, ku pegang erat kendali hatiku, Lalu..Arahkan pd Nya..Diam adalah caraku mencintaimu karenaNya, berharap hal itu lebih memelihara kesucian hatiku dan hatimu setelahnya. Dan cintailah dalam diam. Dalam hening. Itu jauh lebih indah. Jauh lebih suci.

Semoga bermanfaat. ^^

Aku Cemburu

Aku cemburu. Pada mereka yang berani memilih berubah walau perih & tidak mudah.

Aku cemburu. Pada mereka yang istiqomah walau sangat payah.

Aku cemburu. Pada mereka yang memiliki cinta-Nya walau teraniaya.

Aku cemburu. Pada mereka yang tetap berjuang walau tak selalu berujung senang.

Aku cemburu. Pada mereka yang terus bergerak sampai jantung tak berdetak.

Aku cemburu. Pada mereka yang apapun selalu bernilai akhirat.

Sedang aku…? Aku hanya bisa berusaha menjadi yang terbaik, tapi tak jarang ku ulangi dosa yang sebelumnya telah aku sesali.

Selasa, 09 Desember 2014

Jawaban Kicauan.

Jawaban terindah pada pemfitnah: “Jika kau benar, semoga Allah
mengampuniku. Jika kau keliru, semoga Allah mengampunimu.”

Jawaban terbaik pada penghina dan pencela kehormatan: “Yang kaukatakan tadi sebenarnya adalah pujian; sebab aslinya diriku lebih mengerikan.”

Jawaban teragung pada caci maki dan kebusukan: “Bahkan walau ingin membalas, aku tak kuasa. Sebab aku tak punya kata-kata keji dan nista.”

Terjawablah pujian: “Moga Allah ampuni aib yang tak kautahu; tak menghukumku sebab sanjungmu; dan jadikanku lebih baik dari semua itu.”

Jawaban termulia pada yang memuji: “Semoga Allah ampuni yang tak kau ketahui, semoga doamu membaikkan diriku dan dirimu.”
(Salim A Filah)

Dalam Dekapan Ukhuwah

Karena beda antara kau dan aku sering jadi sengketa karena kehormatan diri sering kita tinggikan di atas kebenaran karena satu kesalahanmu padaku seolah menghapus sejuta kebaikan yang lalu wasiat Sang Nabi itu rasanya berat sekali: “jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara”

Mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja menjadi kepompong dan menyendiri berdiri malam-malam, bersujud dalam-dalam bertafakkur bersama iman yang menerangi hati hingga tiba waktunya menjadi kupu-kupu yang terbang menari melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia

Lalu dengan rindu kita kembali ke dalam dekapan ukhuwah mengambil cinta dari langit dan menebarkannya di bumi dengan persaudaraan suci; sebening prasangka, selembut nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji.

(Salim A. Filah)

Cintaku CintaMu.

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"ya Allah, berilah aku rezeki cinta Mu dan cinta orang yang bermanfaat buat ku cintanya di sisiMu. Ya Allah segala yang Engkau rezekikan untukku diantara yang aku cintai, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang Engkau cintai. Ya Allah, apa yang Engkau singkirkan diantara sesuatu yang aku cintai, jadikan itu kebebasan untuku dalam segala hal yang Engkau cintai." (H R. Al-Tirmidzi)

Ketika cinta itu mulai berani bertutur mengucap satu nama. Aliran darah ke jantung seakan mengalir deras, hingga memicu hentakan demi hentakan tak menentu yang mulai mengusik nurani.

Saat itu tak ada yang bisa aku lakukan selain bersyukur kepadaMu. Karena atas nikmatMu-lah aku bisa merasakan hal ini.

Tapi terkadang aku takut jika perasaan ini malah membuatku jauh padaMu. Aku takut mencintai melebihi cintaku padaMu. Aku takut karena ini aku lalaikan kewajiban ku.

Maka, Ya Allah jadikanlah cintaku berada pada titik ketaatan. Cinta yang bersumber atas cinta karenaMu dan hanya untukMu. Jadikalah cinta ini bermanfaat, bukan cinta yang banyak mudharat. Jagalah kesucianku hingga ijab itu terucap. Limpahkan karunia kepadaku dan berkahilah apa yang sudah menjadi takdirku. Aamiin. 

Pray in the morning.

Dengan kuasaNya aku hidup.
Dengan rahmatNya aku bernafas.
Dengan karuniaNya aku berjalan menapaki hari.

Ya Allah jadikanlah aku, hamba yang selalu bersyukur.
Rendahkanlah hatiku dan tinggikanlah ilmuku.
Jagalah perilakuku, peliharalah lisanku, dan janganlah Kau golongkan aku kedalam golongan orang-orang pendengki. Aamiin. :')

#Doapagi

Indahnya Memaafkan

Tidak ada hati yang sekuat baja. Ia harus ditempa dengan ketidak sukaan, penolakan,dan rasa sakit untuk membangunnya menjadi kuat.

Bagai sebuah bangunan, hati pun harus memiliki pondasi yang kuat untuk menahan segala perkara yang terkadang membuat lelah jiwa. Teguhkan iman kepada Allah dan yakinlah segala ketetapanya memiliki hikmah yang besar jika kita mau berpikir.

Lembutkanlah hatimu, meski terkadang harus mengalah. Maafkanlah yang menyakitimu walau kau tau itu susah. Mohonkanlah doa kepada yang menyakitimu dengan kebaikan, sebagaimana kau memohon kebaikan untuk dirimu sendiri.

Semoga kita selalu menjadi pribadi yang pemaaf. Aamiin.

Senin, 08 Desember 2014

Mimpi itu tampak cerlang. Mengais senyum pada bening embun pagi. Ia taksabar ingin segera memberi kabar pada matahari yang melahirkan jingga di pagi dan senjanya.

Bayang itu, kian lekat meski masih terasa gelap. Hanya meraba dan menguliti memori tentang lintasan di simpang jalan. Tak sabar ingin melihat kerlip gemintang di sela ceria tawa.

Sederet aksara yang memeluk hari mungkin adalah penanda, bahwa takada yang tersia dari jeda yang dihadiahkan. Tak perlu meratap pada bintang selatan yang berjatuhan. Sebab kening yang tak berjarak dengan hangatnya sajadah adalah awal dari cerita indah dalam tiap langkah.

Bahwa doa yang dirapal saat hujan mulai membasahi tanah pasti berakhir dengan pengabulan.

Percayalah. :’)

Hujan di hari Senin.

Tak ada selain kesyukuran tak bertepi yang patut ku ucap.

Ketika hari ini ku mendapati tetes-tetes hujan itu kembali membasahi.

Membuat daun-daun bersorak-sorai oleh sebab bahagia;

tanah rebah dalam basah;

angin bekejaran menangkap pesan alam.

Tak ada selain kearifan yang patut ku ukirkan.

Pada hari-hari yang syahdu setelah hujan hari ini.

Walau sudah biasa, hujan hari Senin tetap istimewa.

Karena dengan derainya -atas kehendak Tuhan bumi kembali berwarna.

Minggu, 07 Desember 2014

Diomongin Orang.

Sering kali orang berkata buruk tentang diri kita bahkan hingga mencaci. Terkadang membuat kita merasa marah akibat cacian itu. Sadar atau tak sadar rasanya ingin membalas cacian orang lain itu.
Memang cacian itu terasa sangat menyakitkan apabila kita terus menanggapinya, tapi akan lebih arif apabila kita tidak menanggapi semua komentar buruk dari orang lain, selain membuang waktu dan pikiran akibat terlalu menanggapi komentar buruk dari orang lain itu, tapi juga dapat menguras emosi kita. Untuk apa kita mengurusi omongan orang lain, kalau hanya untuk membuat kita menjadi panas..dan emosi... Untuk itu Allah memerintahkan kita supaya menjadi seseorang yang pemaaf, seperti yang difirmankan dalam QS. Al-A'raf: 199 berikut:
(Khudzil 'Afwa Wa ' mur bil 'urfi wa A'ridh 'anil Jaahiliin)
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.(QS. Al-A’raf: 199)

Imam Syafi’i juga pernah mengatakan:

Orang pandir mencercaku dengan kata-kata jelek, maka saya tidak ingin untuk menjawabnya. Dia bertambah pandir dan saya bertambah lembut, Seperti kayu wangi yang dibakar malah menambah wangi.[Diwan Asy-Syafi’i hal. 156]

Subhanallah, demikianlah akhlak yang indah... ^^

#Tafakurforme

Kamis, 04 Desember 2014

Surat Pendek Untuk Sahabat

Langit gelap tak berbintang. Hujan disore hari menyebabkan dinginnya membekas hingga kini. Entahlah hawanya memang dingin atau hanya perasaanku saja.

Ada apa ini? Kelihatanya seperti gemericik perasaan tidak enak yang mulai menyelubungi hati. Aku sayang kamu. Tapi itu hanya berheti di ketikan ponselku.

Aku tidak ingin mengikuti ego. Karena aku sadar konsekuensinya jika kata itu terucap. Terlalu banyak yang harus dikorbankan. Persahabatan, rasa nyaman, tempat berbagi.

Mengingat aku hanya sendiri, jadi temanku adalah sepi. Tapi semua berbeda ketika kau hadir menyapa. Aku senang, aku nyaman. Belum pernah ku rasakan sebelumnya.

Awalnya aku pikir perasaan ini hanya sebatas sahabat. Ternyata benar apa kata orang, rasa nyaman membuat lupa kalau kita hanya sebatas teman.

Tapi ketakutanku melebihi perasaan cintaku. Mengingat betapa susahnya untuk sampai pada tahap ini. Salahku seutuhnya. Aku mencintai 2 sosok dalam satu tubuh. Dan sekarang aku takut kamu pergi, aku takut kamu menghindar.

Kamu masa lalu yang datang ke masa kini. Orang yang dulu aku cintai kini menjadi sahabat dan kecintaanku lagi.

Jika kamu baca tulisan ini pura-puralah tidak tau. Tetaplah menjadi biasa. Jika yang ada dalam hatimu cinta seperti yang ada dihatiku. Tetaplah rahasiakan. Biarkan waktu yang memperjelas. Jika yang ada dihatimu bukan cinta seperti yang ada dihatiku. Jangan pernah menghindar. Tetaplah jadi sahabatku. Aku tidak minta untuk dicintai. Hanya sekedar kamu tau.

-Hana Larasati

Sabtu, 29 November 2014

Tuhanku…. Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu, Kajian demi kajian tarbiyah kupelajari, untai demi untai kata para ustadz kuresapi,

Tentang cinta para nabi, tentang kasih para sahabat, tentang mahabbah orang shalih, tentang kerinduan para syuhada.

Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam, kutumbuhkan dalam mimpi idealisme, yang mengawang di awan.

Tapi Rabbi… Berbilang hari demi hari dan kemudian tahun berlalu, tapi aku masih juga tak menemukan, cinta tertinggi untuk-Mu, aku makin merasakan gelisahku memadai, dalam cita yang mengawang, sedang kakiku mengambang, hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan.

Allahu Rahiim…. Illahi Rabbii…. perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku…. Perkenankanlah aku mencintai-Mu, sebisaku…. Dengan segala kelemahanku….

Illahi…. aku tak sanggup mencintai-Mu, dengan kesabaran menanggung derita. umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al-Mustafa. Karena itu ijinkan aku mencintai-Mu, melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu, atas derita batin dan jasadku, atas sakit dan ketakutanku.

Rabbii…. aku tak sanggup mencintai-Mu, seperti Abu Bakar, yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan Rasul-Mu, bagi diri dan keluarganya. atau layaknya Umar, yang menyerahkan separuh hartanya demi jihad. atau Ustman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan Dien-Mu. Illahi…. aku tak sanggup mencintai-Mu, dengan khusyuknya shalat salah seorang sahabat nabi-Mu, hingga tiada terasa anak panah musuh terhujam di kakinya.

Karena itu Ya Allah…. perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu, dalam shalat yang coba kudirikan dengan terbata-bata, meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.

Robbii…. aku tak dapat beribadah ala orang-orang shalih, atau bagai para al-hafidz dan hafidzah, yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta dengan-Mu, dalam satu putaran malam.

Perkenankanlah aku mencintai-Mu, melalui satu-dua rakaat shalat lailku, atau sekedar sunnah nafilahku, selembar dua lembar tilawah harianku, lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.

Yaa Rahiim…. aku tak sanggup mencintaiMu, semisal para syuhada yang menjual dirinya dalam jihad bagi-Mu

Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu, dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu, dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.

Allahu Kariim…. aku tak sanggup mencintai-Mu di atas segalanya, ijinkan aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku, membawa mereka pada nikmatnya hidayah dalam naungan Islam, manisnya iman dan ketabahan. Dengan mencintai sahabat-sahabatku, mengajak mereka untuk lebih mengenal-Mu, dengan mencintai manusia dan alam semesta…

Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku, Yaa Allah… Agar cinta itu mengalun dalam jiwa…. Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku...

Cinta dalam mihrab taat.

Jadikan cintaku Ya Allah berhenti atas titik ketaatan, meloncati rasa suka dan tidak suka. Kerana aku tahu mentaatiMu dalam hal yang tak kusukai adalah kepayahan, perjuangan dan bergelimang pahala.Karena seringkali ketidak sukaanku adalah bagian dari ketidak tahuanku.

Mungkin aku tidak bisa mencintaiMu layaknya syuhada yang menjual jiwa raganya untuk syahid dijalanMu. Aku hanya bisa mencintaiMu lewat ketakutanku dan kelemahanku yang selalu aku keluhkan padaMu.

Jadikanlah aku hamba yang selalu tunduk dan patuh kepada semua perintahMu. Aamiin. ^^

#Tafakurforme

Selasa, 11 November 2014

Kunjungan Sahabat

Hari ini bertemu sahabat tersayang. Aku selalu kagum jika melihatnya. Dia tidak hanya cantik fisik tapi hati dan jiwanya pun sangat cantik. Wajahnya terlihat teduh di bawah kerudung merah mudanya. Aku ingin sepertinya. Dia sosok inspirasi untuk ku.

Tema percakapan kita hari ini adalah tentang masa lalu. Masa lalu, masa yang telah berlalu. Entah itu buruk atau baik masa lalu akan menyisakan kenangan, baik itu menyakitkan atau menyenangkan. Tapi lewat masa lalu kita bisa belajar untuk menjadi yang lebih baik di masa depan.

Kita berdua punya kepercayaan yang sama. Yang baik pasti mendapatkan yang baik. Dan sesuatu yang baik pasti susah untuk di dapatkan. Perlu pengorbanan dan perjuangan untuk mendapatkannya.

Kadang Tuhan menguji lewat permintaan kita. Saat aku meminta mawar, dia memberiku kaktus yang penuh duri. Aku tidak bertanya kenapa pada Tuhan. Aku takut malah akan jadi menolak takdirNya.

Setiap hari aku perhatikan kaktus itu. Sampai pada suatu masa ketika kemarau tiba, tak banyak pohon yang dapat hidup dalam kemarau panjang. Tapi kaktus ku tetap hidup dan dia malah menghasilkan bunga yang sangat cantik.

Dari situ aku sadar. Apa pun yang di berikan Tuhan pasti memiliki makna dan manfaat. Lewat kaktus aku belajar. Saat itu mungkin buatku mawar lebih indah, lebih cantik dibanding kaktus yang penuh duri. Tapi apa mawar bisa bertahan hidup seperti kaktus ketika ada ujian kemarau panjang datang?

Ada hikmah dibalik sebuah pristiwa. Ada makna dibalik sebuah derita. Kaktus yang aku angap aneh itu kini telah menampak kan kecantikannya.

Senin, 10 November 2014

Ku Bahagia.

Aku menyulam bahagia dari tawa kecilmu. Menerjemahkan syukur dari bola mata bulatmu. Aku menamaimu sebagai bintang kecil.

Di hari Senin ini kita seperti biasa bermain-main, saling tertawa satu sama lain. Berlari-lari di pelataran sambil mengeja A B C. Semua terasa bahagia.

Aku menamaimu sebagai anugrah dari Tuhan. Walau pun aku yang mengajar di sini, tapi kalian yang malah lebih banyak mengajariku. Sesuatu pelajaran yang tidak di berikan oleh guru. Sebuah ketabahan.

Setelah solat isya berjamaah kita beristirahat. Aku menyuruh kalian membuat angan. Ku biarkan kalian berimajinasi sambil merangkai mimpi di masa depan. Dibawah atap surau kecil ini ku tatap satu persatu wajah anak muridku,  semuanya terlihat sangat bahagia. Mengambarkan impian dengan caranya.

Bintang malam, seakan tersenyum menyemangati impian kita. Tak peduli betapa sulitnya hidup yang terkadang untuk makan pun susah, untuk bertahan hidup juga susah, dan untuk sekedar tersenyum pun susah.

Tapi rasa syukur ini karena, selalu mengingat nikmatNya pun juga susah di lupakan. Itu yang membuat ku bahagia.

Kita berlari-lari bersama mengejar mimpi. Walau letih tiada yang peduli. Saat ini tak ada kata untuk berhenti. Semua akan bahagia. Semua pasti bahagia.

Kita akan terus berlari tanpa kenal lelah hanya akan berhenti saat kita sudah meraihnya. Ilmu tak akan pernah terikat waktu. Mari sama-sama mengejarnya.

Berlari teruslah berlari, jangan lupa untuk selalu tersenyum dan tertawa walaupun dunia tidak seindah surga. Bersyukurlah sebanyak-banyaknya kepada yang Maha Kuasa.

-Hana Latasati

Sang Raja

Alasan ku mencintaimu cukup sederhana.
Aku mencintaimu atas agama yang ada pada dirimu.
Atas iman yang ada di hatimu.
Dan atas islam yang ada di jiwamu.

Aku mencintaimu tidak dengan melemah lembutkan suaraku.
Tidak juga dengan memandang wajahmu.
Atau bermanis muka di hadapanmu.
Tapi aku mencintaimu dengan caraku.

Cara yang dipakai matahari dalam mencintai bumi.
Lewat jarak yang sangat jauh dia menyampaikan cintanya.
Cara yang mungkin sulit di terapkan, tapi itulah kodradnya.
Maka dari kejauhan ia hanya bisa memandang, mengawasi, dan mengagumi.
Matahari memberikan kehidupan dibumi, dan bumi adalah alasan untuk ia terus hidup dan bersinar.

Sabtu, 08 November 2014

Aku selalu percaya kalau kebahagian itu menular. Entahlah lewat media apa, udara, air, tanah, atau api? Yang aku tau kebahagiaan itu layak dibagi.

Belum pernah aku sebahagia ini. Hatiku seakan melompat-lompat riang. Aku merasa sangat dekat dengan Rabb ku. Baru aku tau rasanya disayang. Karunia dan nikmatnya menyadarkan betapa hebatnya Ia.

Aku sangat senang, seperti aku menemui cintaku lagi. Cinta yang akan selalu berbalas. Cinta yang tidak pernah memberikan rasa sakit. Cinta yang suci dan abadi. Telah kutemukan cinta ku ini.

Aku selalu memohon agar perasaan ini bertahan selamanya. Perasaan cinta seorang hamba kepada Rabb nya. Jangan sampai waktu dan rasa bosan mengikisnya. Aku selalu berharap agar aku selalu istiqomah dalam memperbaiki diri.

Mungkin ini sederhana tapi bagiku sangat bermakna. ^^

Mungkin ini salah, tapi buatku ini benar. Bukan karena benci, hanya ingin menjaga kesehatan hati.

Aku tau ini tidak baik tapi, menurutku ini yang terbaik. Bukan ingin memutuskan silahturahmi hanya ingin menjaga diri.

Sudah cukup remuk redam perasaan dan kepercayaan ini. Sudah cukup air mata yang jatuh sia-sia.

Ku pastikan kau tidak akan melihatku menangis lagi. Gadis sempurna itu kini telah memutuskan untuk pergi.

Setiap wanita pasti memimpikan mempunyai suami yang bisa mengajaknya berjalan menuju surga. Pembimbing yang baik, ayah yang bertanggung jawab, dan sosok seorang panutan.

Aku pun sering memimpikan hal seperti itu. Memiliki keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah. Tinggal dalam rumah sederhana yang cukup untuk menampung dua putra dan satu putri ku. Memiliki halaman yang luas untuk para jagoanku bermain bola.

Rumah yang setiap magrib selalu ramai dengan suara orang mengaji. Mengenalkan betapa indahnya jika dekat dengan Allah. Rumah yang selalu riuh dengan gelak tawa dan senda gurau penghuninya.

Aku suka mengarang nama-nama anak ku kelak. Jika dia laki-laki aku ingin menamainya Robbi Zitni Ilman, yang artinya Ya Rabb tambahkanlah ilmuku. Jika anak ku perempuan aku ingin menamainya Hana Shabara Zhafira, yang artinya Bunga kebahagiaan dari sabar adalah keberuntungan. Nama yang sangat indah bukan?

Selasa, 04 November 2014

Hujan di luar tidak menyurutkan hati ini untuk berhenti mengaji. Petir yang saling bersautan, dan angin kencang yang menyibakan tirai jendela tidak membuat pikiran untuk mundur.

Entahlah, aku belum pernah sesenang ini. Hatiku seakan melompat-lompat riang. Hari ini baru aku rasakan kebahagiaan yang nyata. Bak pohon yang mendapatkan air setelah setahun kemarau.

Aku merasa sangat dekat dengan Rabb ku. Setelah beberapa pristiwa yang mengoncangkan jiwa, hingga membuat hati rasanya sakit tersayat sembilu. Kini akhirnya aku menemukan penawarnya. Sederhana tapi bermakna.

Aku selalu teringat sebuah kata-kata "Jika kita diam maka Allah pun diam. Tapi jika kita berjalan kearahnya makan Allah akan menghampiri kita dengan berlari."

Aku belum taat, tapi aku ingin taat. Aku belum baik, jadi aku ingin baik. Aku belum solehah, tapi aku terus mencoba solehah.

Tulisan ini aku tulis bukan semata ingin pamer, aku hanya terlalu senang hingga ingin membagikannya kepada semua orang. ^^

Jumat, 31 Oktober 2014

Hana Zhafira. ^^

Kerudung panjang yang menjulur bak tirai sempurna menutupi dadanya, dengan gaun coklat muda panjang yang ia kenakan menambah angun sosok itu.

Mata coklat, dan wajah manis khas jawa yang sangat kental menambah indah parasnya pada siang yang terik. Senyumnya yang teduh bak air di tengah gurun.

Keindahan parasnya bertolak belakang dengan keindahan kisah cintanya. Dia sosok yang sulit jatuh cinta, sulit bilang sayang, dan sulit melupakan.

Pernah sekali dia jatuh cinta, dan percaya cinta itu tidak akan menyakitinya. Tapi kenyataan berkata lain. Ketika cintanya jauh cinta itu berpaling darinya. Menyisakan kubangan luka yang sangat dalam. Meski sakit tidak pernah ia menyumpah atau memaki, walaupun ia tau. Di simpan rasa sakitnya dalam kata, dan disusun menjadi sebuah kalimat lalu dirangkainya menjadi sebuah tulisan.

Dia tidak pernah dendam, atau bahkan membenci. Dalam sakit dia terus mendoakan yang terbaik. Mencoba sabar, ikhlas, serta ridho akan semua takdir yang telah di gariskan Tuhan.

Dia adalah lukisan cinta suci. Walaupun nelangsa hatinya sepi, senyumnya tetap terkembang dalam ikhlas. Biar pun lama ia menanti datangnya cinta sejati, tetap hatinya berpegang pada apa yang di perintahkan Allah.

Dia adalah risalah cinta suci. Tidak pernah sedikit pun tersentuh oleh laki-laki yang bukan mahramnya. Selalu menjaga kehormatan dan martabat sebagai wanita. Cintanya hanya karena Allah walau dingin hatinya menunggu. Mengunungnya hinaan tidak akan melunturkan cinta sucinya.

Tidak sedikit laki-laki yang menyatakan ingin meminang hatinya. Tapi dia tetap dia. Wajah tampan dan kaya raya bukan standar untuknya. Keimanan, ilmu, serta mau bekerja keras adalah yang utama.

Jangan heran jika selalu tersebut nama Tuhan nya dalam setiap aktivitasnya. Dia memang tidak pernah mau berjauhan dengan Tuhan nya, karena hanya dekat dengan Tuhan ia merasa damai. Ia selalu meminta agar segala perkara hidup dan cintanya indah pada waktunya. Mengangap bahwa takdirkan cinta adalah atas restuNya dan atas pilihapNya dan menyerahkan segala urusan cinta dan hidup hanya pada Allah.

Dialah Hana Zhafira. Gadis bermata coklat kesayangan teman. Sedikit galak tapi merindukan.

Kamis, 30 Oktober 2014

Zafira

Dia adalah lukisan cinta suci. Nelangsanya hatinya sepi tapi dia tetap tersenyum dalam ikhas. Biar lama menanti tetap hatinya berpegang pada apa yang di ridhoi Allah.

Dia adalah risalah cinta suci. Cintanya hanya karena Allah walau dingin hatinya menunggu. Mengunungnya hinaan sebagai perawan tua tidak melunturkan kesucian hati dan jiwanya.

Setiap saat dia selalu menyebut nama Tuhan nya, meminta padaNya agar segala perkara hidup dan cintanya indah pada waktunya. Selalu percaya bahwa takdir cinta itu adalah atas restu Nya dan pilihan Nya, menyerahkan segala urusan cinta dan hidup hanya pada Allah.

Dia bukan khadijah, bukan pula fatimah atau aisyah. Hanya perempuan biasa, yang ingin selalu disayang oleh Tuhan nya. ^^

Allah-lah yang mencukupi bagi agamaku, Allah-lah yang mencukupi untuk duniaku, Allah-lah yang mencukupi kepada apa yang menyedihkan aku. Allah-lah yang mencukupiku pada orang yang memperdaya aku dengan kejahatan. Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah.

Wahai Allah, berilah aku rela pada keputusan Mu, dan berkahilah bagiku pada apa yang telah ditakdirkan sehingga aku merasa tidak suka cepatnya kedatangan sesuatu yang Engkau mengakhirinya, dan terlambatnya sesuatu yang Engkau segerakan.  Aamiin. ^^

Kuasa Mu.

Dalam keheningan malam ku bersimpuh di atas sajadah coklatku. Ku buka perlahan lebar demi lembar halaman kitab Mu dan seketika ku temukan damai setelah membaca sabda Mu. Dalam tangis yang tesisak ku memohon agar aku ridho menjalankan semua takdirmu dan aku pun memohon agar selalu di pancarkan cahaya dalam hidupku.

Tuhan, aku selalu percaya bahwa engkau pasti telah merencanakan yang terbaik untuk ku. Kalau pun akhirnya Engkau berkata tidak pada permohonan ku berarti Kau tidak mau aku terjatuh dalam pilihanku dan Engkau ingin aku tetap ada di jalan Mu.

Tanpa perlu aku melihat dan mendengar, aku percaya akan besarnya kuasa Mu karena aku bisa merasakannya. Betapa banyak nikmat yang telah Engkau hadirkan dalam hidupku.

Tuhan, aku selalu yakin bahwa Engkau pasti berikan dan telah Kau sediakan semua bagi hamba Mu, tanpa Kau bedakan satu dengan yang lain. Aku mohon Tuhan, jangan biarkan Hati ini mengeluh meragukan rahmat Mu, karena hanya engkaulah penuntun langkahku untuk selalu tetap ada di jalan mu.

Surat cinta untuk Tuhan

Tuhan, selamat sore atau selamat pagi, atau mungkin selamat malam. Aku tidak tau di surga sedang musim apa, penghujankah? Atau kemarau? Atau mungkin salju? Di surga pasti indah.

Tuhan, tanpa aku berkata Engkau pasti sudah tau apa yang sedang aku rasakan. Aku merasakan perasaan yang sangat bahagia, karena Engkau telah melimpahkan nikmat dan karunia yang sangat banyak untuk ku.

Tuhan, aku ingin mengucapkan terima kasih karena Engkau telah menghadirkan orang-orang terhebat dalam hidupku. Mereka mungkin bukan pemenang nobel atau jura olimpiade fisika, mereka hanya sahabat dan keluarga ku.

Sahabat dan keluarga yang selalu mencintai aku dalam keadaan apa pun. Sahabat dan keluarga yang selalu menyempatkan waktu sesibuk apa pun. Aku sangat mencintai mereka.

Lewat perhatian dan cintanya aku merasa di sayang. Aku bukan tipe orang yang neko-neko mereka mengingat aku pun aku sudah merasa senang.

Tuhan, sekali lagi terima kasih. :')

Astagfirullah

Ketika sedih itu datang, aku tetap disini. Di dalam kamar kecilku yang berwana biru sambil membuka-buka halama kitab Mu. Tangis itu tidak dapat aku tahan. Ada sesak yang menyekat nafas, sampai rasanya aku ingin mati lemas.

Tuhan, apa ini adalah cemburu? Tapi cemburu untuk apa? Penghianatan yang kedua ini bagaikan koyakan taring binatang buas yang tidak menyisakan sedikit pun cinta kasih ku untuknya.

Aku tidak akan tanya kenapa pada Mu, Tuhan tentang semua kejadian yang aku alami ini. Aku tidak mau menjadi hamba yang menolak takdirMu. Aku hanya minta di kuatkan, di sabarkan, dan di beri kelapangan hati untuk menerima segala macam rencana Mu yang pastinya baik untuk ku.

Tuhan, jika aku boleh meminta. Jaga hatiku untuk tetap istiqomah dalam niat memperbaiki diri karena Mu dan untuk Mu. Aku percaya jodohku ada di tangan mu. Jadikalah aku wanita yang pantas, yang bisa menjaga harga diri dan martabatnya. Yang selalu patuh akan semua perintah Mu. Aamiin. :')

Rabu, 29 Oktober 2014

Cinta Dalam Angkot.

Sekitar jam 8 pagi aku pergi menuju kampus. Ketika itu cuaca lumayan panas. Buru-burulah aku menyetop angkot, kebetulan angkot yang aku tumpangi mulai penuh jadi tidak terlalu lama ngetem. Ketika itu aku duduk bersebelahan dengan nenek tua, dan di depanku ada ibu-ibu dengan tampang dan gaya berpakaian ala preman. Sedikit takut aku pun bergeser mendekat nenek tua itu.

Sampai di tengah perjalanan ibu-ibu yang bergaya ala preman menyetop angkotnya. Dan dia bilang pada supir angkot. " Ambil aja bang kembalinya buat ongkos nenek itu." Seketika aku menoleh padanya. Tapi tidak lama karena angkot berjalan lagi. Ditengah perjalanan aku pun bertanya pada nenek tua itu. "Tadi itu anaknya nek?" Lantas dia menjawab. "Bukan dia penumpang juga."

Seketika aku sadar kalau aku telah melakukan kesalahan, sudah menilai buku dari sampulnya. Pakaian ibu-ibu tadi mungkin seperti preman tapi hatinya lebih mirip malaikat. Untuk di zaman seperti sekarang ini bisa dibilang sangat jarang menemukan orang yang memiliki rasa belas kasih.

Sederhana tapi bermakna, sepele tapi penuh pelajaran. Telah aku temukan cinta yang sesunguhnya. Cinta murni dari hati seorang bidadari. Yang awalnya aku angap menyeramkan tapi malah memberiku pelajaran.

Selasa, 28 Oktober 2014

Jangan Tanya Kenapa.

Pasti pernah mikir kenapa ya begini? Kok gak gitu aja? Atau harus ya kaya gini? Menanyakan kenapa kepada Allah sama saja menolak takdirnya.

Kadang memang kita merasa berat menjalani hidup tapi coba deh belajar jangan pernah tanya kenapa sama Allah. Cobaan itu selalu ada.

"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakukan,kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." QS Al Baqarah 155.

Dalam surat itu di jelaskan Allah akan memberikan cobaan kepada kita dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan, tapi disitu juga Allah bilang dan berikalah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Kenapa kok suruh menyampaikan kabar gembira? Karena Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Gak percaya? Yuk liat masih dalam QS Al Baqarah, ayat 153.

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar."

Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami cobaan. Entah itu cobaan besar atau kecil. Cobaan itu sendiri bukan karena Allah gak sayang kita. Justru lewat cobaan Allah meningkatkan kualitas hidup kita. Yang tadinya gak sabar di kasih cobaan jadi belajar sabar. Yang tadinya kikir di beri cobaan jadi pemurah.

Setiap berdoa minta aja selalu di kuatkan, di sabarkan, dan di beri kemudahan. Allah juga bilang dalam QS Al Baqarah ayat 186.

" Dan apa bila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."

Nah udah tau kan gimana sayangnya Allah sama kita. Maka dari itu jangan pernah tanya kenapa sama Allah. Banyak-banyak berdoa aja karena doa bisa menarik takdir. Dan selalu memperbaiki diri karena Allah. ^^

Bismillah.

Setiap wanita yang terlahir Islam pasti memimpikan menjadi muslimah yang taat. Tapi kadang sulit untuk mengaplikasikannya. Banyak faktor yang membuat impian itu tersendat. Takut kurang cantik jika berhijab, itu adalah faktor utama yang membuat para wanita mengurungkan niatnya untuk memanjangkan kerudungnya.

Tau gak sih kalo kamu meninggalkan apa yang kamu sukai karena Allah maka Allah akan mengantinya dengan yang lebih baik. Toh gak ada ruginya jika berjilbab. Derajat kita di mata orang pun lebih tinggi, bisa menjadi wanita yang bermartabat, tidak mudah di sentuh, dan jadi wanita yang mahal.

Aku tau ini sulit, makanya hadiah untuk orang-orang yang berjilbab itu syurga. Tapi jilbab itukan buat yang taat? Bukan buat yang taat aja tapi yang ingin taat. Mending jilbabin hati aja dulu baru jilbabin kepala? Jilbabin kepala terus pasti hati akan ikutan terhijab. Ngapain pakai jilbab kalo kelakuannya gak baik? Emang gak semua wanita yang berjilbab itu baik, tapi wanita baik pasti berjilbab. Tapi gimana kalo gara-gara berjilbab jodohku jauh? Bukan jauh, Allah mau jodoh untuk wanita yang baik itu laki-laki yang baik jadi dipilihin dulu deh. Tapi gimana nanti kalo aku gak menarik? Kalo kamu cuma mau menarik dimata orang gak akan lama pas kamu tua dan kulit jadi bergelambir kamu juga gak akan menarik lagi jadi mending menarik dimata Allah aja.

Yuk sama-sama istiqomah dalam niat. Memperbaiki diri karena Allah dan untuk Allah. Gak usah musingin jodoh. Jodoh itukan takdirnya Allah jadi gak usah takut takdir akan ketuker. Allah gak pernah bilang yang cantik untuk yang baik kan? Allah selalu bilang yang baik untuk yang baik. ^^

Minggu, 26 Oktober 2014

Sahabat jadi Cinta.

Ada perasaan takut untuk ditinggal ketika perasaan nyaman mulai bersemayam. Jadi merasa memiliki, padahal sadar bahwa semua adalah titipan.

Aku bagai embun yang bermimpi menjadi samudra. Bagai debu yang bermimpi menjadi sahara. Bagai rumput yang bermimpi menjadi hutan.

Kamu terlalu jauh untuk ku gapai. Tidak pantas rasanya walau hanya sekedar berhayal untuk bersamamu. Kamu terlalu indah, terlalu baik, aku terlalu takut akan melukaimu.

Kita sangat dekat. Kita sangat akrab. Tapi kenapa dalam hati, aku merasa jarak kita seperti satu juta tahun cahaya.

Bagai punguk yang merindukan bulan. Bagai matahari yang menuntut kebersamaan bersama bintang. Itulah aku.

Aku telah menyimpan semuanya begitu lama. Sengaja. Karena aku takut akan kehilanganmu dan persahabatan kita.

Andai saja orang itu bukan kamu, suatu saat nanti aku pasti akan mengatakannya. Tapi, itu kamu yang ku angap sahabat. Kurang berhak perasaan ini ada.

Biarlah dia hilang bersama waktu. Biarlah ku kubur semuanya bersama masa lalu. Aku akan selalu disini, menjadi sahabat terbaikmu. Aku memang menyanyangi mu tapi aku lebih sayang persahabatan kita.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Kekasih Halalmu

Jangan coba coba sentuh hatiku kalau kau tak niat serius. Bila ku benar-benar jatuh cinta, apa kau mau tanggung jawab? Bukan berarti ku tak suka kau dekati aku,tapi aku takut kau hanya memberiku harapan palsu.

Apakah kau menaruh hati pada ku? Dan berniat untuk menjadikan aku kekasih halalmu? Only one for you?

Jangan coba-coba dekati aku.Hanya karena kau ingin tahu. Bila ku benar-benar jatuh cinta, aku pasti akan selalu setia. Bukan berarti kau tak boleh mendekati aku, tapi aku takut kau hanya memberiku harapan palsu.

Apakah kau menaruh hati pada ku? Dan berniat untuk menjadikan aku kekasih halalmu? Only one for you.

Kalau kau benar sayang, jangan pernah kecewakan diri ku. Promise me you’ll marry me and I will be the best for you.

Little sister.

Gadis kecil bertubuh gemuk itu berlari-lari kecil ke kamar ku. Dengan rambut ikal sepundak yang basah sehabis keramas membuatnya tampak lucu.

Setiap sabtu dan minggu memang dia rutin ke rumah ku. Gadis kecil bermata sipit dan berkulit putih mirip cina. Gadis kecil yang selalu membawa aura ceria setiap masuk ke dalam kamarku.

Tak kulihat beban di ke dua bola matanya. Tak ku lihat senyum yang tertekan di bibir kecilnya. Sepertinya dia tidak pernah mengenal masalah dalam hidupnya. Hanya ke cerian dan gelak tawa yang selalu aku lihat darinya.

Gadis kecil angota pramuka yang semangat dan pantang menyerah. Aku selalu iri jika melihatnya. Ingin rasanya aku kembali ke masa dimana yang aku tau hanya bermain dan tertawa. Tidak mengenal cinta, duka, dan luka. Tidak menjadi dewasa. Stay young. Tidak ada senyum yang tersekat. Tidak ada tertawa yang tertekan. Jadi apa yang aku mau.

Tapi ini hidup. Tidak semua yang aku suka baik untuk ku dan tidak semua yang aku benci tidak baik untuk ku. Tuhan sudah merencanakan sedimikian rupa. Menyelipkan pelajaran-pelajaran berharga dalam setiap kejadian.

Cicak di dinding.

Ada seorang teman yang diam-diam mencintaimu. Dia telah menyimpan perasaannya dalam-dalam. Dia tidak pernah mengungkapkanya pada siapa pun, karena dia takut hatinya akan terlukan dan kehilanganmu.

Aku menyembunyikan perasaan ini begitu lama. Hal itu membuatku frustasi. Semakin dekat kita semakin membuat jantungku berdebar. Ketika kau melihatku sedang memandangmu, saat itu selalu ku alihkan pandanganku kepadamu.

Kau hanya berada sejengkal tetapi aku merasa jau sekali. Kau adalah teman baik ku kurang berhak aku memberi tahumu tentang semua ini.

Aku bagaikan cicak di dinding yang selalu bersembunyi dan mengendap-ngendap padahal sang nyamuk tepat di depannya. Tidak berani maju apa lagi menangkap. Hanya berdiam dan bersembunyi.

Jikalau orang itu bukan kamu suatu hari nanti aku pasti akan mengatakannya dan biarkan kamu tau. Tapi itu kamu, yang ku angap sahabat. Jadi ku putuskan untuk menahan diri.

Ini aneh, kau hanya berada sejengkal dari ku tapi aku tetap merasa jauh sekali. Kau adalah teman baik ku, kurang berhak aku memberitahumu bahwa aku mencintaimu.

Kamis.

Siang ini begitu terik. Matahari serasa sejengkal dari atas kepala, tapi entah kenapa perasaan ku begitu gembira. Kamis, seakan menjadi hari favoritku sekarang.

Dengan dres levis warna biru dan kerudung merah aku berjalan di tengah panasnya siang. Dengan segelas jus alpukat ditangan aku melengang santai ke depan perpustakaan.

Entah kenapa aku begitu menantikannya. Orang yang semester lalu sangat aku benci. Yang bahkan untuk mengetahui namanya pun aku engan. Orang yang jangankan aku lihat wajahnya, untuk sekedar melirik pun rasanya sangat berat.

Tapi kini justru ia yang paling aku nanti. Setiap Kamis aku diam-diam mencuri pandang padanya. Tema pakaiannya hari ini adalah kemeja coklat kotak-kotak panjang dan celana levis.

Aku tidak tau kenapa bisa begini. Si sipit dengan nada ketus saat bicara yang dulu sangat aku benci kini menjadi sangat aku nanti. Aku geli jika mengingat ini.

Agota mapala dan asisten dosen itu sukses menarik perhatianku kini. Orang yang dulu setiap bicara selalu aku abaikan kini menjadi seseorang yang mungkin sangat aku nantikan.

Simpati ini muncul ketika ia mengatakan apa yang selama ini aku pikirkan. Mungkin cara bicaranya agak merendahkan, tapi jika dipikir dan di lihat dari sudut pandang lain dia ada benarnya. Intinya "Gak semua yang bagus itu bagus, semua itu tergantung bagaimana mengelolanya."

Kini aku hanya bisa diam-diam mentap wajahnya dari kejauhan. Perasaan kagum akan aku simpan. Entah berapa lama.

Rabu, 22 Oktober 2014

Sepatu vans.

Bukan soal rupa hati ini tertarik, bukan soal harta hati ini terusik, tapi soal kepribadian dan kearifan sifat yang membuat hati ini tak henti-hentinya mengagumi sosok itu.

Kulit coklat khas jawa dengan tutur kata yang lembut mampu meluluhkan hati ini. Jujur aku akui dia memang tidak tampan. Tapi bukankah, tolak ukur seseorang untuk mencintai tidak hanya sekedar rupa? Jika semua hal melulu tentang rupa, bagaimana caramu mencintai Tuhan yang kau pun belum tau bagaimana rupanya?

Aku mencintai sifatnya, aku mencintai kepribadianya, aku mencintai prinsipnya, aku mencintai keimanannya. Dia adalah calon imam impianku. Sederhana dalam berperilaku dan bertutur kata.

Laki-laki kurus dan jangkung itu telah menarik perhatianku kini. Mata coklat kehitam-hitaman miliknya, yang ramah sangup membuat rindu siapa pun yang pernah menatapnya. Hidung yang mancung dan senyuman yang lebar ah.....sudahlah aku pun bingung untuk mendreskripsikannya lagi.

Pengalaman yang sangat mengesankan ketika aku melihatnya berbelanja. Ketika dia masuk di sebuah tempat yang aku kaget sekali. Pasar tradisional, ya dia berbelanja di tempat itu. Aneh rasanya, melihat seorang dia masuk ke dalam pasar tradisional dan memilih barang barang kualitas biasa padahal uangnya mungkin sangup membeli sepatu bermerk keluaran luar negri. Tapi ini beda, ini yang membuatku tertarik. Dia memilih sepatu vans kw yang di jual di pelataran pasar tradisional. Harganya pun sangat murah.

Mulai dari situ kecintaanku padanya pun bertambah. Kesederhanaannya mampu meluluhkan hati ku yang berkarat selama ini. Lewat sosoknya timbulah kepercayaan ku yang selama ini hilang, yaitu masih ada populasi laki-laki baik di muka bumi ini.

Sabtu, 11 Oktober 2014

Let it go

Bintang berkilau di langit malam ini. Sekolah yang di asingkan, seperti akulah muridnya. Angin berhembus seperti badai, berputar-putar di dalam diri. Tidak bisa di biarkan, penduduk langit pun tau aku selalu berusaha. "Jangan biarkan mereka tau, jangan biarkan mereka lihat. Jadilah kau gadis yang sesungguhnya. Sembunyikan, jangan rasakan, jangan biarkan" Kata-kata itu selalu membuatku tertekan. Tapi sekarang akan ku biarkan mereka tau!

Relakan...
Biarkan...
Perasaan ini tidak bisa lagi di tahan. Ku tak peduli dengan apa yang mereka katakan. Sekarang akan ku persilahkan badai berkecamuk, dinginnya tidak akan mengganguku lagi. Akan ku hadapi mereka semua satu persatu. Akan ku perlihatkan kepada mereka siapa diriku sesungguhnya.

Kau tak tau betapa lucunya jarak membuat segalanya terlihat aneh. Dan rasa takut yang selama ini mengatur ku, ku pastikan tidak akan pernah bisa kembali. Sekarang waktunya melihat apa yang bisa aku lakukan, untuk menguji ruang dan waktu. Tidak ada kata benar, tidak ada kata salah, tidak ada aturan bagiku. Aku bebas!

Relakan...
Biarkan aku menyatu dengan angin dan awan. Lepaskan... kau tak akan pernah melihatku menangis lagi. Di sini aku berdiri, di sini aku berada. Biarkan ku hadapi sendiri badai yang berkecamuk itu.

Kini seakan kekuatan ku membanjiri seluruh permukaan bumi, dari udara hingga tanah. Jiwa ku berputar dalam pecahan yang membeku dan pikiranku pun ikut membeku seperti ledakan es. Aku tidak akan pernah kembali, sekali pun kau tertunduk memohon. Untuk pertama kalinya bagijau masa lalu biarlah masa lalu.

Selasa, 23 September 2014

If You're Not The One



Jika itu bukan dirimu, mengapa hatiku merasa gembira hari ini? Jika itu bukan dirimu, mengapa tanganku seserasi ini dengan tanganmu? Jika kau bukan milikku, mengapa hatimu membalas panggilanku? Jika kau bukan milikku, mungkinkah aku punya kekuatan untuk berdiri?

Aku tidak pernah tau apa yang dibawa sang masa depan tapi aku tau kau disini bersamaku saat ini. Kita akan melaluinya. Dan ku harap denganmulah akan ku habiskan sisa hidupku.

Jika aku tidak membutuhkanmu, mengapa aku menangis diatas ranjangku setiap malam? Jika aku tidak membutuhkanmu, mengapa namamu menggema di kepalaku? Jika kau bukanlah untukku, mengapa jarak diantara kita mengoyakkan hidupku? Jika kau bukanlah untukku, mengapa aku memimpikanmu menjadi suamiku?

Aku tidak ingin melarikan diri, tapi aku tidak bisa terima. Aku tidak mengerti, jika aku tidaklah tercipta untukmu mengapa hatiku berkata lain? Adakah jalan lain agar aku bisa tetap tinggal dalam rangkulanmu?

Sampai sejauh ini aku tidak mengerti hidup, tapi aku tau ia hanyalah perjalanan. Kita akan melaluinya. Dan ku harap denganmulah akan ku habiskan sisa hidupku. Dan aku berharap bersamamulah aku akan mati. Dan aku berdoa semoga denganmulah akan ku bangun rumahku. Ku berharap aku akan mencintaimu sepanjang hidupku.

Karena aku merindukanmu, jiwa dan raga sangat kuat sampai-sampai aku kehabisan nafas. Dan aku pun menghirup dirimu kedalam hatiku. Dan berdoa semoga aku punya kekuatan untuk berdiri hari ini. Karena aku mencintaimu, aku tidak peduli ini benar atau salah. Dan meskipun aku tidak bisa bersamamu hari ini, kau tau hatiku berada disisimu.

Hana Larasati.

Minggu, 14 September 2014

Surat Cinta Seno

Tik tok tik tok tik tok.. hanya suara dentak jarum jam yang menemani ku malam ini. Aku merasa  suaranya lebih ramai dari biasanya, atau mungkin hidupku yang terlalu sepi.  Sekarang sudah pukul 02:58 dan mataku masih saja terjaga. Akhir-akhir ini aku sering tidur larut, aku tidak tau kenapa bisa begitu. Yang aku tau kepala ku terasa berat akhir-akhir ini. Seperti pengap, entah apa yang kupikirkan. 

Hampa? mungkin benar itu yang ku rasakan. Tapi bagaimana hampa bisa begitu menyakitkan? Hampa harusnya berarti tidak ada apa-apa. Tidak apa-apa berarti tidak ada masalah. Termasuk rasa sakit. Aku ingin sekali mengubah rutinitasku agar rasa hampa itu tidak lagi aku rasa. Tapi bukanya mengubah rutinitas itu sama saja dengan menawar bumi agar berhenti mengelilingi matahari?

Sesaat aku menatap langit. Sejenak aku berpikir, kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang-bintang kita tetap disana. Bumi hanya sedang berputar.

Aku terbayang wajah itu lagi, wajah yang lelahnya akan selalu menjadi lelahku, dan bahagiannya tentu jadi bahagiaku. Kita selalu berbagi dalam banyak hal, seperti sudah menjadi takdir kecuali setiap dia jatuh hati pada orang lain. Ada perasaan sakit saat hal itu terjadi. Tapi aku memilih untuk bungkam. Aku tidak mau dia tau, cukup berada disampingnya sudah membuatku puas.

Terkadang aku merasa sudah hampir habis dayaku, untuk membuktikan padanya bahwa aku memiliki cinta yang nyata. Aku selalu setia hadir dalam hidupnya setiap hari, tapi dia seperti tidak peduli dengan kehadiranku. Pernah aku berpikir ingin meninggalkanya sendiri tapi aku tak tega, meskipun sering kali dia malah asik dengan duniannya sendiri.

Mungkin dia tidak melihat, terkadang malaikat itu tidak perlu sayap, tidak harus cemerlang dan tidak mesti rupawan. Kasih sayang ini bisa dia adu, dengan yang lain untuk membuktikannya  tapi satu hal yang ingin aku bilang malaikat pun juga sudah tau siapa yang akan menjadi juaranya.

Rasa sakitnya mungkin tidak akan bisa hilang dalam semalam, meski pun ada pacar impian disampingnya. Tanpa dia meminta, aku akan terus menemani. Tak jarang dia bercanda, andai saja wajahku diganti. Andaikan ada kesempatan untukku yang mungkin tak sesempurna mereka, tapi aku siap untuk dia uji. Aku yakin dan sangat percaya diri bahwa cintakulah yang sejati.


Kamis, 04 September 2014

Tanpa perlu menatap.



Aku bukan yang terbaik, tapi aku selalu belajar untuk menjadi yang terbaik. Mencoba segala macam cara untuk membuatnya bahagia. Namun aku merasa apa yang ku lakukan bukan membuat segalanya semakin baik tapi malah merubahnya menjadi lebih buruk.

Aku tidak pernah tau kenapa bisa begitu. Aku bukan malaikat, yang tau siapa lebih mencintai siapa dan untuk berapa lama. Tapi menurutku itu tidak terlalu penting.

Karena menurutku cinta adalah kumpulan air mata, keringat, dan pengorbanan untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang.

Selama ini aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku mendengarmu tanpa perlu alat. Aku menemuimu tanpa perlu hadir. Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa.

Tidak pernahkan kau dengar keluhanku? Sebab aku mencintaimu mengunakan alat yang bernama hati. Tanpa pamrih, tanpa ungkitan, tulus dan ikhlas.

Hana Larasati.