Kamis, 04 Desember 2014

Surat Pendek Untuk Sahabat

Langit gelap tak berbintang. Hujan disore hari menyebabkan dinginnya membekas hingga kini. Entahlah hawanya memang dingin atau hanya perasaanku saja.

Ada apa ini? Kelihatanya seperti gemericik perasaan tidak enak yang mulai menyelubungi hati. Aku sayang kamu. Tapi itu hanya berheti di ketikan ponselku.

Aku tidak ingin mengikuti ego. Karena aku sadar konsekuensinya jika kata itu terucap. Terlalu banyak yang harus dikorbankan. Persahabatan, rasa nyaman, tempat berbagi.

Mengingat aku hanya sendiri, jadi temanku adalah sepi. Tapi semua berbeda ketika kau hadir menyapa. Aku senang, aku nyaman. Belum pernah ku rasakan sebelumnya.

Awalnya aku pikir perasaan ini hanya sebatas sahabat. Ternyata benar apa kata orang, rasa nyaman membuat lupa kalau kita hanya sebatas teman.

Tapi ketakutanku melebihi perasaan cintaku. Mengingat betapa susahnya untuk sampai pada tahap ini. Salahku seutuhnya. Aku mencintai 2 sosok dalam satu tubuh. Dan sekarang aku takut kamu pergi, aku takut kamu menghindar.

Kamu masa lalu yang datang ke masa kini. Orang yang dulu aku cintai kini menjadi sahabat dan kecintaanku lagi.

Jika kamu baca tulisan ini pura-puralah tidak tau. Tetaplah menjadi biasa. Jika yang ada dalam hatimu cinta seperti yang ada dihatiku. Tetaplah rahasiakan. Biarkan waktu yang memperjelas. Jika yang ada dihatimu bukan cinta seperti yang ada dihatiku. Jangan pernah menghindar. Tetaplah jadi sahabatku. Aku tidak minta untuk dicintai. Hanya sekedar kamu tau.

-Hana Larasati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar