Jumat, 12 Desember 2014

Jangan Jadikan Aku Boneka

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi yang terbaik dari yang paling baik. Sehingga banyak orang tua yang mengupayakan segala cara agar keinginannya tercapai tanpa memikirkan apa yang diminati sang anak. Maka tak jarang hal itu malah menjadi tekanan yang membuat anak menjadi stres.

Kadang apa yang mereka angap baik belum tentu kita juga menganggapnya baik walaupun sebenarnya niatnya baik.

Banyak orang tua yang mengangap kecerdasan akademis itu lebih baik dari non akademis, sehingga memaksa anak untuk menyukai sesuatu yang bukan minatnya.

Ada sebuah kisah tentang keluarga Ali Imran yang soleh, dia memiliki istri yang bernama Hanah yang lama tidak diberi keturunan. Sebagai seorang muslim Hanah selalu berdoa pada Allah "Ya Allah berilah aku keturunan, jika dia laki-laki akan aku abdikan dia di baitul maqdis" dan doa Hanah pun didengar oleh Allah, Dia memberikannya keturunan tapi bukan anak laki-laki seperti yang dia harapkan melainkan anak perempuan. Hanah menamakannya Maryam. Mengingat pada zaman itu anak perempuan lebih dipandang rendah dari anak laki-laki, tapi Hanah tetap bersyukur dan memenuhi janjinya mengirim Maryam ke baitul maqdis di palestina untuk mengabdi. Maryam adalah ibu dari Nabi Isa a.s. Dalam Al Quran pun ada surat yaitu surat Al Imran atau keluarga Imran.

Dari kisah ini dapat ditarik kesimpulan kadang keinginan itu tidak sejalan dengan kenyataan. Allah Maha Tau apa yang terbaik untuk hambanya. Jadi tidak selalu yang terbaik menurut kita itu baik untuk orang lain.

Ilmuan mengatakan bahwa kecerdasan seseorang itu berbeda-beda. Pola pikir orang tua dan anak pun berbeda. Setiap anak pasti ingin membahagiakan orang tua, itu sudah naluri sama seperti naluri orang tua yang ingin melihat anaknya bahagia.

Ali bin abu tholib pun pernah berkata "didiklah anakmu mengikuti zamannya"
Kenapa? Karena zaman yang membuat pola pikir berbeda. Jangan memaksakan kehendak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar