Rabu, 22 Oktober 2014

Sepatu vans.

Bukan soal rupa hati ini tertarik, bukan soal harta hati ini terusik, tapi soal kepribadian dan kearifan sifat yang membuat hati ini tak henti-hentinya mengagumi sosok itu.

Kulit coklat khas jawa dengan tutur kata yang lembut mampu meluluhkan hati ini. Jujur aku akui dia memang tidak tampan. Tapi bukankah, tolak ukur seseorang untuk mencintai tidak hanya sekedar rupa? Jika semua hal melulu tentang rupa, bagaimana caramu mencintai Tuhan yang kau pun belum tau bagaimana rupanya?

Aku mencintai sifatnya, aku mencintai kepribadianya, aku mencintai prinsipnya, aku mencintai keimanannya. Dia adalah calon imam impianku. Sederhana dalam berperilaku dan bertutur kata.

Laki-laki kurus dan jangkung itu telah menarik perhatianku kini. Mata coklat kehitam-hitaman miliknya, yang ramah sangup membuat rindu siapa pun yang pernah menatapnya. Hidung yang mancung dan senyuman yang lebar ah.....sudahlah aku pun bingung untuk mendreskripsikannya lagi.

Pengalaman yang sangat mengesankan ketika aku melihatnya berbelanja. Ketika dia masuk di sebuah tempat yang aku kaget sekali. Pasar tradisional, ya dia berbelanja di tempat itu. Aneh rasanya, melihat seorang dia masuk ke dalam pasar tradisional dan memilih barang barang kualitas biasa padahal uangnya mungkin sangup membeli sepatu bermerk keluaran luar negri. Tapi ini beda, ini yang membuatku tertarik. Dia memilih sepatu vans kw yang di jual di pelataran pasar tradisional. Harganya pun sangat murah.

Mulai dari situ kecintaanku padanya pun bertambah. Kesederhanaannya mampu meluluhkan hati ku yang berkarat selama ini. Lewat sosoknya timbulah kepercayaan ku yang selama ini hilang, yaitu masih ada populasi laki-laki baik di muka bumi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar