Sabtu, 25 Oktober 2014

Kamis.

Siang ini begitu terik. Matahari serasa sejengkal dari atas kepala, tapi entah kenapa perasaan ku begitu gembira. Kamis, seakan menjadi hari favoritku sekarang.

Dengan dres levis warna biru dan kerudung merah aku berjalan di tengah panasnya siang. Dengan segelas jus alpukat ditangan aku melengang santai ke depan perpustakaan.

Entah kenapa aku begitu menantikannya. Orang yang semester lalu sangat aku benci. Yang bahkan untuk mengetahui namanya pun aku engan. Orang yang jangankan aku lihat wajahnya, untuk sekedar melirik pun rasanya sangat berat.

Tapi kini justru ia yang paling aku nanti. Setiap Kamis aku diam-diam mencuri pandang padanya. Tema pakaiannya hari ini adalah kemeja coklat kotak-kotak panjang dan celana levis.

Aku tidak tau kenapa bisa begini. Si sipit dengan nada ketus saat bicara yang dulu sangat aku benci kini menjadi sangat aku nanti. Aku geli jika mengingat ini.

Agota mapala dan asisten dosen itu sukses menarik perhatianku kini. Orang yang dulu setiap bicara selalu aku abaikan kini menjadi seseorang yang mungkin sangat aku nantikan.

Simpati ini muncul ketika ia mengatakan apa yang selama ini aku pikirkan. Mungkin cara bicaranya agak merendahkan, tapi jika dipikir dan di lihat dari sudut pandang lain dia ada benarnya. Intinya "Gak semua yang bagus itu bagus, semua itu tergantung bagaimana mengelolanya."

Kini aku hanya bisa diam-diam mentap wajahnya dari kejauhan. Perasaan kagum akan aku simpan. Entah berapa lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar