Tik tok tik tok tik tok.. hanya suara dentak jarum jam yang
menemani ku malam ini. Aku merasa
suaranya lebih ramai dari biasanya, atau mungkin hidupku yang terlalu
sepi. Sekarang sudah pukul 02:58 dan
mataku masih saja terjaga. Akhir-akhir ini aku sering tidur larut, aku tidak
tau kenapa bisa begitu. Yang aku tau kepala ku terasa berat akhir-akhir ini.
Seperti pengap, entah apa yang kupikirkan.
Hampa? mungkin benar itu yang ku rasakan. Tapi bagaimana hampa bisa begitu menyakitkan? Hampa harusnya berarti tidak ada apa-apa. Tidak apa-apa berarti tidak ada masalah. Termasuk rasa sakit.
Aku ingin sekali mengubah rutinitasku agar rasa hampa itu tidak lagi
aku rasa. Tapi bukanya mengubah rutinitas itu sama saja dengan menawar
bumi agar berhenti mengelilingi matahari?
Sesaat aku menatap langit. Sejenak aku berpikir, kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang-bintang kita tetap disana. Bumi hanya sedang berputar.
Aku terbayang wajah itu lagi, wajah yang lelahnya akan
selalu menjadi lelahku, dan bahagiannya tentu jadi bahagiaku. Kita selalu
berbagi dalam banyak hal, seperti sudah menjadi takdir kecuali setiap dia jatuh
hati pada orang lain. Ada perasaan sakit saat hal itu terjadi. Tapi aku memilih
untuk bungkam. Aku tidak mau dia tau, cukup berada disampingnya sudah membuatku
puas.
Terkadang aku merasa sudah hampir habis dayaku, untuk
membuktikan padanya bahwa aku memiliki cinta yang nyata. Aku selalu setia hadir
dalam hidupnya setiap hari, tapi dia seperti tidak peduli dengan kehadiranku.
Pernah aku berpikir ingin meninggalkanya sendiri tapi aku tak tega, meskipun
sering kali dia malah asik dengan duniannya sendiri.
Mungkin dia tidak melihat, terkadang malaikat itu tidak
perlu sayap, tidak harus cemerlang dan tidak mesti rupawan. Kasih sayang ini bisa dia
adu, dengan yang lain untuk membuktikannya
tapi satu hal yang ingin aku bilang malaikat pun juga sudah tau siapa
yang akan menjadi juaranya.
Rasa sakitnya mungkin tidak akan bisa hilang dalam semalam, meski
pun ada pacar impian disampingnya. Tanpa dia meminta, aku akan terus menemani. Tak jarang dia
bercanda, andai saja wajahku diganti. Andaikan ada kesempatan untukku yang mungkin
tak sesempurna mereka, tapi aku siap untuk dia uji. Aku yakin dan sangat percaya diri
bahwa cintakulah yang sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar