Senin, 16 Juni 2014

Ketika Cinta Berpaling



Air mata ini tiba-tiba terjatuh. Perasaan ku pun mulai berkecamuk rumit. Hati wanita mana yang tidak sakit, ketika dia tau kecintaanya mendua? Ya Rabb.. jujur aku tidak ingin menjadi serapuh sekarang. Aku malu terus-terusan mengeluh kepada-Mu, sedangkan nikmat yang Kau berikan melimpah ruah untuk ku.
Ya Rabb jika boleh aku bertanya, apakah untuk menjadi kuat seorang hamba harus merasakan sakit? Atau apakah ini hukuman kerena aku salah, telah memberikan hati kepada yang belum berhak menerimanya? Aku tidak pernah membayangkan rasanya akan sesakit ini. Kenapa bisa orang yang sudah membahagiankan aku tega membuatku sakit separah ini.
Mungkin kasus ini sudah cukup lama, sekitar  5 bulan yang lalu. Tapi bagiku ini seperti baru kemarin. Bukan karena aku tidak bisa memaafkan, sejak pertama dia mengaku mempunyai selir dihatinya aku sudah melapangkan dadaku untuk memaafkannya. Tapi jujur Ya Rabb aku belum bisa mengikhlaskan kejadian ini, dan Engkau pun tau mengikhlaskan itu bukan suatu perkara yang mudah. Mengikhlaskan itu sesuatu yang sangat rumit. Ya Rabb, apakan setiap laki-laki selalu menodai cinta suci kekasihnya? Apakah hati mereka selalu bercabang? Lantas apa gunanya janji-janji itu?
Dulu aku selalu berpikir bahwa dialah calon imam yang baik dimasa depanku kelak. Aku selalu yakin dia adalah pengarah jalan yang tepat. Pembimbingku ketika aku berbuat kesalahan. Sebelum akhirnya dia menghancurkan hatiku dengan sangat parah, bahkan aku ragu apa masih bisa berfungsi jika sudah luka separah ini.
Ya Rabb, apakah semua kejadian ini adalah bukti tanda sayang-Mu kepada ku? Apa ini cara-Mu menunjukan suatu kebenaran yang akan berujung baik dikemudian harinya untuk ku? Jika iya, lapangkanlah hatiku untuk selalu percaya bahwa rencana-Mu lebih baik dari anganku. Teguhkanlah hatiku untuk selalu ber-husnuzan kepada-Mu. Hilangkanlah perasaan iri, dengki, dendam. Dan kirimkanlah untukku penganti yang lebih baik daripada dia.
Ya Rabb.. hanya itu yang bisa aku tulis untuk saat ini. Semoga aku menjadi seorang hamba yang tegar, ikhlas, dan pemaaf. Aamiin.

Hana Larasati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar