Kadang ketika lo sakit hati, hanya lo yang bisa ngobati rasa
sakit itu sendiri. Iya sendiri.
Ada yang bilang buat ngilangin sakit harus nyari penganti
orang itu. Tapi gua punya pemikiran sendiri kita ibaratkan sakit hati kaya luka ditelapak
kaki. Lu gak akan bisa memfungsikan kaki lu dengan baik kalo luka itu belom
sembuh, lu harus ngobatin luka itu sampe dia bener-bener sembuh supaya lu bisa
memfungsikan kaki lu dengan baik. Sama kaya hati, lu harus ngobatin sakit hati
lu sampe dia bener-bener sembuh supaya dia bisa berfungsi dengan baik.
Kadang ketika lu sakit hati yang lu butuhin bukan orang
penganti, tapi perhatian penganti. Kerena ketika sakit obat yang paling mujarab
adalah perhatian. Gak tau kenapa perhatian itu kaya punya unsur magic
tersendiri yang bikin mood seakan balik lagi.
Entah itu dari sahabat, orang tua atau apa pun, perhatian itu
sangat dibutuhkan. Dengan perhatian kita merasa masih diperdulikan. Masih
dianggap ada, gak merasa sendirian. Iya perhatian.
Lalu kenapa kebanyakan orang lebih memilih mencurahkan isi
hatinya ke media social? Jawabanya simple, yak karena media social satu-satunya
tempat yang dia rasa bisa memahaminya, bisa memberi perhatian disaat dunia
nyata mengacuhkanya. Ia kadang kita suka mengejudge orang yang suka curhat di
twitter atau fb itu alay tapi apa kita pernah berpikir kenapa dia melakukan
itu?
Kebanyakan orang yang suka curhat di media social karena
jiwanya kosong, ketika seluruh dunia berpaling padanya dia pun berpaling ke
media social yang dia rasa bisa mengerti dia. Bukanya itu udah naluri setiap
manusia ya, manusia akan mencari tempat dimana dia bisa nyaman dan mengerti isi
hatinya.
Yak maka dari itu buat lo, lo, dan lo yang suka ngejudge orang
yang suka curhat di sosmed itu alay coba dah liat dari sisi terdalamnya mungkin
aja dia kesepian sehinga memalingkan dunia nyata untuk dunia maya dimana dia
bisa menemukan apa yang dia cari selama ini, perhatian. Atau mungkin gak ada
satu orang pun yang mengerti dia dan akhirnya dia pun menuangkan unek-uneknya kedalam
sosmed itu. We never know… karena dalamnya hati manusia gak ada yang tau. Tapi coba
deh buat sedikit aja peduli sama keadaan lingkungan sekitar, coba lebih peka
sama perasaan orang lain. Dijaman moderenitas ini rasanya kita krisis akan rasa
peka antar sesama manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar