Sabtu, 12 Agustus 2017

Pelita

Dan lagi,
nurani terpenjara saat menatap bola matanya.

Dia sangat banyak tersenyum dan bertanya. Celotehnnya semakin meruntuhkan nuraniku.

Dia bertanya kepadaku perihal matematika, aku menjawabnnya sambil terus menatap matanya.

Sebelumnya ibunya bercerita, anaknya memiliki sebuah kelebihan, ku sebut saja begitu.
Susah ingat dan mudah lupa.
Dia sering terasing karena kelebihannya.

Banyak yang menyerah untuk mengajarinya. Ibunya datang padaku sambil berkata.

"Anak saya punya kekurangan. Dia susah ingat dan gampang lupa. Bicaranya pun belum lancar karena dia telat bicara. Sewaktu kecil dia pun pernah mengalami gagal jantung."

Aku tersenyum, tapi mataku tak bisa berbohong jika ini sangat menyakitkan.

"Setiap anak punya keistimewaannya sendiri bu."

Ibunya seperti memberi sinyal bahwa aku harus sabar dalam mengahadapinya.
Ku eja alif ba ta. Dan dia mengikuti walau agak lama.
Ku kenalkan A B C dan dia mengikutiku walau berbeda bunyi hurufnya.

Aku tidak tau harus mengartikan ini bagaimana? Dia adalah pelita, bagaimana pun wujudnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar