Kamis, 18 Januari 2018

Dari Sekat Jadi Dekat

Waktu itu kita bertengkar hebat, hingga aku ragu bahwa kita bisa jadi sahabat. Kau dengan argumenmu dan aku dengan presepsiku.

Lewat ego, kita bagai kutub magnet yang sama, namun jika dekat saling tolak menolak.

Aku tertawa saat membaca ulang semuanya. Kamu yang sarkastis bertemu aku yang egois.

Tapi dari kelapangan hatimu kau mau menerimaku yang pada saat itu adalah bayangan masa lalu dan dengan kerendahan hatiku, aku bisa menerimamu yang dulu pernah ku sebut perebut kekasihku.

Meski berat, terkadang bicara dapat mengubah hal yang sekarat menjadi sesuatu yang lebih manfaat.

Kita bukan nabi yang tidak punya kesal di hati. Namun untuk menjadi orang yang lebih baik, kita seharusnya bisa menurunkan ego hati.

Akhirnya dia jadi sahabat dan kita jadi dekat.

-Hana Larasati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar