Kita dipertemukan dalam waktu yang aneh, dengan cara yang
tidak biasa. Dua sahabat kecil yang dulunya acuh tak acuh dipersatukan oleh
soal fisika. Awal yang sangat unik, yang saya sendiri tidak pernah mengira hal
yang biasanya paling saya hindari kini menjadi sesuatu yang sangat saya nanti.
Saya tidak pernah merancang ini semua. Saya selalu mengikuti
alur, karena saya tau alur lah yang membawa saya pada tujuan akhir. Kita terus
berjalan beriringan, bantu-membantu. Kita dulu adalah pasangan yang kreatif
semua rumus dijadikan kalimat. Saya rasa Newton dan Einstein belum pernah
melakukan apa yang kita lakukan. Kita adalah pasangan yang unik.
Hinga pada suatu masa salah satu dari kita terpisah. Kita
dibentengi oleh jarak puluhan kilo meter jauhnya. Awalnya saya mengira ini hal
yang sepele, kita bisa melalui semua ini. Tapi nyatanya saya salah, karena ini
yang pertama buat kita, kita tidak bisa menangani masalah-masalah yang
sebenarnya bisa kita tangani. Misscomunication, egois, keras kepala, yang
membuat kita berakhir.
Tidak ada yang bisa di selamatkan dalam kapal tua kita.
Nahkodanya pun sudah lelah dengan ombak yang terus menerus menghantam kapal tua
ini. Mungkin Tuhan hanya ingin memepertemukan kita, bukan menyatukannya.
Kamu benar tentang saya, saya nekad, berpikiran pendek,
menyebalkan, keras kepala, kekanak-kanakan. Tapi kamu sudah banyak merubah
saya. Kamu adalah nahkoda yang sangat baik, yang bisa menangulangi ombak ombak
yang menerjang kapal kita. Kamu yang pertama yang berhasil mengajak saya jalan berdua.
Tapi sang nahkoda rupanya sudah sangat lelah dan memutuskan
untuk meninggalkan kapal tua ini. Tapi saya sangat berharap nahkoda itu kembali
lagi dan membantu kapal tua ini berlayar kembali. Menerjang semua gelombang
yang menghantam. Saya sangat berharap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar