Selasa, 08 November 2016

Sajak Hujan.

Kau tersenyum melihatnya berdiri dengan kakinya. Di tengah hujan deras yang membasahi tubuhnya.

Dia pun tersenyum menatapmu di tengah hujan. Seorang perempuan itu dengan lukanya.

Dia menatapmu tak lepas. Kau pun melakukan hal yang sama.

Coba lihat kedalam matanya. Mata itu dulu selalu berair laksana hujan bulan november ini.

Tapi tak pernah kau dengar keluhnya menyesal memilihmu di hidupnya.

Dia masih tersenyum di tengah hujan. Dengan luka yang tidak bisa di jelaskan.

Beda denganmu. Senyum itu pudar. Di sapu penyesalan. Di hantam kesadaran.

Tak kau sangka kan? Kakinya mampu berdiri walau di tengah hujan.

Tak kau kira kan? Bibirnya mampu tak mengeluh di tengah luka yang dia rasakan.

Perempuan itu. Perempuan yang kau sia-siakan. Kini semakin kuat dari apa yang dia harapkan.

Perempuan itu. Perempuan yang kau buang dan kau tendang. Kini semakin bercahaya walau di guyur hujan.

Karena dia adalah perempuan baik.  Perempuan yang tidak merebut senyum perempuan lain demi membuat semua ceritanya menjadi senyum.

-Hana Larasati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar