Selasa, 12 Januari 2016

Cara Indah Allah Merangkul Hambanya

Siang ini matahari sangat terik , jaraknya seperti sejengkal dari ubun-ubun. Padahal hari ini rencananya aku dan dua kakak sepupuku ingin pergi ke luar, tapi karena panas dan juga pasti macet di bilangan antasari-kemang maka kami memutuskan untuk mengcancel acara kami.

Akhirnya kami pun menghabiskan waktu untuk saling bercerita. Dua kakak sepupuku bernama Ridwan dan Reza. Mereka bercerita tentang apa yang di dengarnya selepas solat Jum'at kemarin, di sekitaran masjid dekat Senayan City.

"Han kamu tau gak, kemarin waktu mas sama kakak Reza solat Jum'at kita denger kutbah seru, ya Za." Kata mas Ridwan

"Iya. Seru banget Han. Yah kamu sih gak ikut." Kak Reza melanjutkan

"Kan itu solat Jum'at kak. Masa iye Hana ikut, yang bener aja. Emang cerita apa kak, mas?"

"Soal orang keturunan Cina yang mualaf." Kata kak Reza.

"Biasa aja itu mah." Kata ku datar

" Yah dia sotoy, ini mah gak biasa ya Za. Orang Cinanya tuh bener-bener Cina. Matanya tuh sipitnya kaya balon di seset pisau. Gak bisa di bedain deh antara dia merem atau melek." Kata mas Ridwan penuh semangat.

"Terus apa yang bikin gak biasanya dari cerita dia?" Kata ku bingung

"Iya jadi dia itu ngalamin mati suri selama 38 jam." Kata kak Reza

"Wihh terus..terus.." kata ku yang mulai penasaran.

" Dia cerita ke jamaah tentang pengalaman sakaratul mautnya dan apa aja yang dia liat waktu dia mengalami mati suri. " kata kak Reza.

"Dia itu seorang GM di sebuah perusahaan waktu itu dia lagi makan, tau-tau dia meninggal. Pas nyawanya mau di cabut kata dia tuh sakit banget. Sakitnya kaya di silet-silet seluruh badan. Pokoknya katanya 1001 sakit jadi satu." Mas Ridwan semangat.

"Ih serem banget ya mas. Itu baru gladiresiknya meninggal, sakaratul mautnya aja begitu apa lagi yang benerannya ya." Kata ku merinding.

"Ya emang sakit banget, Nabi Muhammad yang Rasul nya Allah aja nangis pas di cabut nyawanya. Padahal Rasulullah udah di tiup kepalanya sama jibril buat ngurangin rasa sakitnya tapi tetep aja sakit." Kata kak Reza.

"Terus..terus.. mas."

"Nah dia bilang dia tuh kaya di bawa ke suatu tempat di padang pasir yang luas banget dan di sana banyak orang. Dia sama orang-orang itu di suruh jalan dan itu jalannya jauh.. banget tapi selama di perjalanan dia gak ngerasa haus atau lapar. Cuma ngerasa jauh banget udah jalan."

"Sampai di tengah jalan di suruh berhenti dan di tunjukin 7 pintu gede.. banget warnanya hijau dan itu harum banget. Katanya ada yang bilang ke dia itu pintu surga. Nah di tengah padang pasir itu orang-orang terbagi 2 golongan. Golongan kanan dan golongan kiri. Yang kanan itu pasti masuk surga dan muslim. Nah yang kiri itu orang-orang kafir. Kata dia orang islam pasti semuanya masuk surga, cuma orang yang durhaka sama orang tua perempuan walaupun dia Islam dia gak akan masuk surga. "

"Dia udah mau jalan aja ke sebelah kiri tuh. Eh tau tau ada yang ngomong ke dia. Belum waktunya. Tiba-tiba dia kaya di tarik. Dan bangun bangun dia udah ada di peti mati pakai jas dan mau di suntik boraks."

"Terus pada kabur dong mas?" Kata ku

"Iya kabur semua kecuali anak istrinya dan dari kejadian itu dia langsung memutuskan masuk islam. "

"Wihh langsung tuh mas?" Kata ku

"Iya, tapi bukan tanpa resiko. Karena dia memutuskan untuk mualaf dia jadi di buang dari keluarganya dan di pejat dari jabatannnya."

"Yang aku bilang tadi. Awalnya dia GM dan sekarang dia jadi kurir."

"Pas tau dia jadi mualaf pendeta dari gerejanya langsung datengin dia dan bilang dia udah sesat. Selama dia mati, dia udah di bisikin iblis. Pendeta itu nawarin kalo dia mau balik ke agamanya yang lama dia mau minta apa aja di kasih rumah, jabatan dan sebagainya. Terus dia jawab "kamu tuh iblisnya. Saya tau rasanya mati dan saya gak mau mati kedua kalinya. Kecuali setelah saya beragama islam."" Kata mas Ridwan.

Dari cerita atas aku hanya bisa bilang tiada Tuhan selain Allah. Jika kamu tau rasanya cinta dengan Allah, kamu pasti tau rasanya sakit jika jauh dari Allah. Hanya Allah yang maha pembolak balikan hati manusia. Kita sebagai hamba hanya bisa berdoa semoga tetap istiqomah di jalan Allah sampai ajal memanggil.

Ya muqolibal qulub tsabit qolbi ala di'inik. Ya Allah yang maha pembolak balikan hati teguhkan hatiku untuk teguh pada tali agamaMu. Aamiin.

-Hana Larasati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar