Senin, 31 Oktober 2016

Mengenali Rintik di Matamu.

Oktober akan berlalu, tapi hujan masih menetap hingga November menjadi syahdu.

Bak tirai tanpa penyangga dia beramai-ramai menghujam bumi. Menyebabkan dawai yang rintiknya mengayun rindu hingga ke kalbu.

Hujan selalu jujur dengan keadaanya. Deras ya deras. Rintik ya rintik. Petir ya petir. Badai ya badai.

Tapi tidak denganmu. Berusaha kuat? Lelaki selalu begitu. Harga diri untuk tidak terlihat lemah yang membuatku muak.

Aku bisa di tipu dengan senyummu. Tapi aku tidak bisa di tipu saat matamu beralih ke mataku. Karena aku bisa mengenali rintik pada matamu.

Di rumahku sekarang pukul 18:40, dan aku tau lukamu.

-Hana Larasati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar