Jumat, 14 Oktober 2016

Tragedy Part I

Saat itu jam 09:00 pagi, semua terlihat baik-baik saja. Tak ada yang mencurigakan. Matahari bersinar cerah, langit biru dan semuanya aman.

Dia, seperti biasa duduk di kantin kampus sambil bermain laptop. Kali ini dia tidak sendiri, dia ditemani oleh seseorang.

"Heh.. heh.." kataku sambil lewat di depannya.

Dia pun celingukan seolah tidak tau siapa yang aku panggil.

Aku pun tersenyum.

"Jangan senyum mba. Nanti ada yang jatuh." Katanya.

"Apaan?"

"Hati saya." Katanya.

Aku pun tersipu.

"Mau kekelas nih. Bareng gak?" Kataku.

"Jalan apa terbang?"

"Jalan."

"Duluan aja. Aku masih mau ngerjain ini." Katanya sambil menunjuk ke laptop.

"Oke." Aku pun berlalu.

Dari arah yang berlawanan ada seseorang yang menghampiri ke arahnya.

"Hei boss." Kata seorang itu.

"Weii." Kata dia.

"Lu deket sama anak kelas K yang aneh itu?" Kata orang itu sambil melirik sinis ke arahku.

Dia hanya diam dan terus memainkan laptopnya.

"Ngapain bos?" Tanya orang itu.

"Benerin easy campus buat versi kittkat." Kata temannya.

Dia masih saja diam.

"Lu marah bro?" Tanya orang itu.

"Enggak."

"Sabrina nanyain lu tuh bos. Kenapa gak lu terima aja sih. Kan dia cantik dari pada anak kelas K itu."

Dia terus diam.

"Lagi juga apaan tuh cewe, paling ngedeketin lu karena ada maunya. Karena lu asdos jadi dia mau sama lu."

"Kata-kata itu pantesnya buat temen lu." Katanya sarkas.

"Alaahhh paling lengket karena udah ngapa-ngapain. Cewe murahan." Kata orang itu.

Dia pun langsung bangkit dan mengebrak meja kantin.

"Brakkkkkkk."

"Ngomong apa lu!" Katanya yang sekarang meremas kerah baju orang itu.

"Eng...ngak bos."

"Ulangin satttt!"

Orang itu hanya menunduk tak berani menatap.

"Punya mulut tuh di pake yang bener!" Katanya.

Akhirnya orang itu pun terpancing juga emosinya karena banyak mata yang melihat ke arahnnya.

"Kalo emang enggak, kenapa lu marah. Berarti emang kenyataannya  gitu kan!!"

"Bukkk"

Satu tonjokan melayang ke muka orang itu. Dia pun terjatuh.

"Lu denger ya! Dia itu beda gak kaya cewe lainnya!!!" Katanya saat orang itu masih terkapar di lantai.

"Gua gak pernah nyentuh dia sedikit pun. Lu catet! gak pernah sedikit pun. Walupun sekedar tangan!" Lanjutnya.

"Dan jangan ngejudge dia macem-macem! Awas sekali lagi lu ngehina dia. Abis lu sama gua!"

Dia pun memtur badannya dan berjalan pergi. Tapi saat dia baru berjalan beberapa langkah, orang itu melemparnya dengan botol dan kemudian berlari ke arah lapangan.

Dia pun mengejar dan timbulah perkelahian lagi.

"Banggg. Udah woy, lu bisa kena masalah nanti." Kata sahabatnya yang ikut juga berlari ke arah lapangan.

"Bodo amat. "

"Bang, orang gila kaya gitu gak usah di layanin."

"Tapi dia harus di kasih pelajaran!"

Tapi belum sampai dia menghajar orang itu untuk yang kedua kalinya beberapa dosen pun datang dan melerai.

Keadaan yang di takutkan pun tidak terjadi. Tapi, masalah untuknya pasti datang. Dia dapat teguran dari dosennya dan jika membuat keributan lagi akan di copot jabatannya.

Dia pun memutuskan untuk pergi ke warung emak.

Tak berapa lama, mungkin selang waktu 30 menit aku mendapat kabar dari temanku saat sedang di kelas bersama Nuri dan Anggie bahwa dia di keroyok.

"Han! Dia, di keroyok." Kata temannya dan aku pun langsung pergi mencari keberadaannya.

*to be continue.

*FIKSI

-Hana Larasati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar