Rabu, 15 Juni 2016

Aku hanya mendengar gema, yang berbisik lirih merasuk ke hati. Tangismu. Iya tangismu ada di sana. Tersembunyi di balik sudut mata yang terlihat baik-baik saja.

Ketika kau mengusirku pergi. Aku lihat dengan jelas guratan penyesalan di sudut mata beningmu. Dan kau harusnya tau sudut matamu tak pandai berbohong seperti lidahmu.

Bias itu, mengisyaratkan aku untuk menetap dan jangan pernah menghilang. Tapi seperti ada tekanan yang membuncah di ronga-ronga rusukmu. Kau tertekan Tuan!

Baiklah jika kau ingin aku pergi. Tapi aku pergi bukan terusir. Aku sudah lama berkemas hanya kau saja yang tidak tau bahwa hatiku sudah lama hijrah.

Jangan khawatir. Kau bukan lagi prioritasku jadi kau bukan urusanku. Dan segala hal yang menyangkut dirimu bukan menjadi topikku.

Satu pertanyaan ku. Bahagiamu di sana bukan semu seperti fatamorganakan?

*cerita hanya fiktif dan jangan baper!!!

*Hana Larasati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar