Senin, 20 Juni 2016

Pesan Ibuku

Aku pernah menemukanmu dalam dizkir panjang. Tak terasa lisan dengan lancang menyebut namamu di depanNya.

Aku tau ini salah, saat iffah dan izah yang mati-matian aku syiarkan dalam lisan dan tulisan goncang karena sedetik kerlingan matamu.

Senyum ini masih tersekat Tuan, karena pada saat yang sama Tuhan sedang memperhatikan.

Mata ini masih merunduk Tuan, walau kadang sesekali durhaka untuk melihatmu yang belum pantas untukku.

Aku pernah membaca, entah sajak atau tulisan seseorang yang sedang resah hatinya sepertiku.

"Saat seorang hamba jatuh cinta ia sedang mempertaruhkan jalan hatinya. Lebih condong kemana. Ciptaan-Nya atau Penciptanya "

Berat memang menahan semua ini di usiaku yang tergolong masih dini. Perasaan yang menuntut di sampaikan dan cinta yang menuntut untuk di ungkapkan.

Bukan tau mu akan perasaanku yang aku tuntut. Tapi kesabaran ku untuk menahan semua ini yang selalu aku semogakan di setiap doa. Seperti Fatimah pada Ali atau Muhammad SAW dan Khadijah. Yang menjaga perasaannya hingga batas sepi.

Ibuku pernah berpesan "kamu boleh menyukai siapa saja, tapi bukan berarti apa yang kamu sukai itu yang akan kamu pilih. Pilihlah pilihan yang di pilih Allah. Maka kamu akan beruntung. Sebab tidak semua yang kamu sukai akan baik bagimu dan tidak semua apa yang kamu benci akan buruk bagimu."

-Hana Larasati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar