Rabu, 22 Juni 2016

Untuk Idolaku

Mungkin ini waktunya. Sayap-sayap malaikat yang sempat menjadi hijab untuk memisahkanmu dengannya kini mulai tersingkap membuka.

Perempuan ayu yang dulu pernah luka hatinya. Kini muncul ke permukaan dengan cahaya keimanan dan kepintaran yang menyinari sekitarnya.

Masa-masa jahiliah pernah di lewatinya. Saat hati menolak untuk berpisah. Sangat wajar karena itu sebagian proses dari kehidupan manusia.

Laki-laki itu meninggalkannya karena satu alasan yang dulu sempat di tolak oleh akal manusia.

Dia meninggalkan perempuan ayu itu karena satu hal. Takut pada Sang Maha Kuasa. Alasan yang klise memang dan terselubung kebohongan apa lagi di usia yang sangat belia.

Tapi dia serius dengan ucapannya. Tak pernah ku lihat dia menyentuh perempuan yang bukan mukhrimnya. Jangankan menyentuh sekedar menatap pun dia tak bisa.

Di belahan bumi yang lain. Perempuan ayu itu pun mulai membenahi lukanya. Membalut sedikit demi sedikit dengan ilmu dan iman.

Hingga pada suatu masa dia benar-benar siap berdiri tegap di atas kakinya. Pikiranya lurus, selurus jalanMu menuju surga.

Hanya Engkau satu-satunya yang kini menjadi cinta di hatinya. Dia terus bergerak, berjuang melawan nafsu dan kebodohan di jalanMu.

Aku selalu banga dengan sosoknya. Perempuan akhir zaman yang menjadi pelita bagi sahabatnya.

Matanya yang teduh dan tutur katanya yang lebut tapi tegas untuk segala hal kemunkaran.

Dia tak hanya sahabat di mataku. Tapi guru dan teman hidup yang selalu menuntun jalanku.

Tak lepas lisanku mendoakan kebahagian mereka. Dua insan yang sempat terpisah karena taat pada Allah menjadi teladan untuk semua.

Mereka sadar ketika jatuh cinta Pencipta di urutan tertinggi dari pada ciptaanNya. Di jalan yang sulit, mereka berdua sama-sama menjadikan Allah sebagai pelindungnya.

Semoga kalian selalu bahagia. Bagaimana pun jalannya kedepan. Entah kalian akan di bersatukan lagi atau sama-sama mendapatkan yang terbaik, itu masih jadi rahasia.

Satu yang aku tau. Kalian adalah salah satu teladan di akhir zaman ini. Yang walau pun aku tau keterbatasan manusia dalam melawan nafsunya, tapi kalian bisa meredamnya.

Benar-benar menjaga izzah dan iffah hingga kata halal terucap. Semoga terus menjadi contoh untuk para sahabat mu ya. Kalian pasti lebih tau bahwa yang baik untuk yang baik. Semoga kalian berdua mendapatkan yang terbaik. Aamiin.

-Hana Larasati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar