Sabtu, 16 April 2016

Disable

Tema ini di ambil, akibat dari tugas kecerdasan buatan yang mengharuskan saya membuat suatu program fuzzy logic.

Saya kebetulan mendapatkan tema tentang diagnosa. Setelah mencari di suatu situs yang sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa tingkat akhir. Saya pun mendapatkan tema  diagnosa untuk mendeteksi penyakit autism sejak dini.

Dari dulu memang saya tertarik dengan penderita disable. Maka dari itu saya senang sekali mendapat tema itu.

Menurut pandangan saya mereka itu unik. Mereka itu sama seperti kita tapi mungkin di bungkus dengan kemasan yang berbeda dan menyebabkan mereka istimewa.

Saya pernah membaca di sebuah situs. Di situs itu menceritakan tentang seorang penderita disable yang mencari alamat guna menjadi standar kelulusannya di sekolah SLB. Orang itu berusia 37 tahun tapi dengan daya pikir setara anak 13 tahun.

Jarak yang harus di tempuh orang itu adalah berpuluh puluh kilometer karena dia berasal dari Jogja dan pergi ketujuannya yaitu Surabaya, dan itu memerlukan waktu hingga 10 jam.

Dalam ujiannya dia tidak boleh diantar, meminta-minta dan naik kendaraan yang mengantar sampai tujuan sperti taxi dan becak.

Dari cerita ini saya berpikir, seorang yang memiliki pikiran yang setara dengan anak 13 tahun bisa sampai pada tujuannya yang memerlukan waktu hingga 10 jam lamanya.

Jadi bisa di tarik kesimpulan penderita disable bukan seorang yang berketerbatasan bila kita, lingkungannya mendukung dan membantu mereka untuk lebih mandiri.

Karena saya selalu percaya Tuhan tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Apa lagi Ia sudah berkata bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna.

Di balik keterbatasannya ada sesuatu yang, membuat kita berpikir jika kita ada di posisinya saat ini mungkinkah bisa melewatinya?

Keterbatasan justru menjadi jendela awal untuk melewati batas dan melampauinya. Secara garis besar, seorang disable bukan seorang yang menyebabkan beban jika kita bisa membantunya dan mengajarkannya.

Bantulah dan jangan kucilkan. Disable bukan suatu penyakit yang menular jadi kita sebagai yang normal ada baiknya membantu, kalau pun tidak bisa cukup dengan tidak mengucilkan karena mereka memiliki hak yang sama dengan kita.

-Hana Larasati

2 komentar:

  1. Saya juga sangat tertarik dengan teman-teman difable

    BalasHapus
  2. Sebenarnya itu disable atau difable sih mbak? Mohon keterangannya hehe.

    BalasHapus