Selasa, 12 April 2016

Pengejar Mimpi

Pernah terhenti harap di tengah peluh. Berteriak pun rasanya percuma. Tidak ada yang bisa menerjemahkan kata ke dalam bahasa.

Aku berlari dengan gontai. Sempat putus harapan di tengah perjalanan. Rasanya kaki ku tak kuat menyelesaikan setengahnya.

Air mata sudah habis tercurah dalam pahitnya perjuangan. Jadi kini menangis pun aku rasa percuma. Sama sekali tidak mengubah keadaan.

Entah sudah di kilometer berapa saat ini aku berlari. Mengapai tujuan yang masih terselubung fatamorgana. Entah nyata atau tidak.

Berat memang jika perjalanan ini hanya di lalui sendiri. Tapi jika bukan aku siapa lagi. Kesuksesan tidak bisa hanya berpangku tangan pada orang lain.

Jadi aku terus berlari. Mengabaikan semua pencibir dan peragu mimpiku. Aku terus berlari dalam langkah yang terseok. Karena aku percaya tujuan itu ada walau entah dimana.

Akhirnya aku sampai pada sebuah titik terang. Dimana mimpiku mulai terlihat hasilnya. Walaupun lama dan banyak yang meragukan tapi aku terus berjuang demi mengapainya. Asalkan ada Allah aku kuat dan ikhlas.

-Hana Larasati

2 komentar: