Selasa, 05 April 2016

Nona

Sabtu 26 Maret 2016

Hai nona manis yang jarang menyungingkan senyum. Aku sudah membaca tulisanmu. Kau pasti terkejut aku mampir di diary terbukamu.

Aku hanya ingin bilang aku baik-baik saja di sini. Semoga kau pun begitu di sana. Sudah ku duga Jogja menyimpan kenangan yang tak ingin kau kenang. Aku bisa melihatnya dari sorot matamu ketika aku bilang ingin pergi sebentar kesana.

Aku terkikik geli membaca tulisanmu. Di depanku kau terlihat acuh, tapi di sini kau merengek mengisyaratkan aku untuk tidak pergi.

Kau tau kenapa aku memilihmu, nona? Karena kau berbeda. Mungkin dari tampak luar kau terlihat manja nona, dengan status anak semata wayang yang kau punya.

Tapi semua berubah ketika sudah tau lebih banyak. Kau mandiri dan pantang menyerah. Itu yang membuat hatiku jatuh padamu.

Entahlah bagaimana perasaanmu. Aku tidak akan memaksa. Aku yakin kau pun bingung dengan apa yang di rasakan hatimu saat ini.

Memang sulit membangun kepercayaan jika itu pernah rusak. Apa lagi aku adalah orang baru untukmu. Wajar jika kau tidak mudah membuka hatimu untukku.

Nona, kau pernah bilang padaku. "Temukan aku dalam doamu. Carilah aku di sepertiga malammu. Walau semua ini hanya terisi malu. Sekarang simpan saja semuanya dalam hatimu. Pastikan rasamu aman dalam hatimu."

Nona, aku yakin kau pasti tau itu sulit untukku. Kata itu seperti mengisyaratkan aku untuk pergi jauh darimu. Tapi nona, mungkin definisi kita itu berbeda-beda. Kau dengan pemikiranmu dan aku dengan pemikiranku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar