Senin, 22 Februari 2016

Keraton.

Merindukan pagi di kala malam baru meninggi. Ah.. pagi cepatlah datang. Rajukku dalam hati. Aku ingin melihat sosok yang mengetarkan hatiku lagi.

Ini pertama kalinya. Aku jatuh cinta. Rasanya bagai melihat matahari senja di pantai selatan jogja. Sangat indah.

Sepertinya kali ini aku menjatuhkan hatiku pada orang yang tepat. Laki-laki dengan badan tinggi dan putih itu menjadi penyemangat hari-hariku. Matanya sipit dan wajahnya oval oriental. Aku selalu mengintipnya dari jendela kelas setiap hari.

Bagai fans yang tergila-gila pada idola, aku pun tau jadwal kegiatannya. Setiap pagi dia selalu menyempatkan untuk solat duha. Baru ketika jam 07:30 dia kembali lagi ke kelas.

Dalam hati aku yakin dialah orang yang tepat. Laki-laki soleh yang selalu menjaga solatnya. Setiap hari aku terus-menerus memperhatikannya.

Malam ini pikiran ku masih mengelana. Memikirkan sosok tentang dia. Dia itu sangat baik. Akhlaknya bagus dan prestasinya mulus.

Muhammad Malik Ibrahim. Laki-laki penyandang dua gelar nama nabi  pada namanya mampu merontokan hatiku. Tapi aku berpikiri mana mungkin aku bisa bersanding dengannya jika aku masih seperti ini.

Terbayang lagi wajahnya yang bersih dan mulus, apa lagi ketika ia terkena sinar matahari. Wajahnya semakin bersinar layaknya matahari pagi. Laki-laki yang selalu datang di awal untuk menyempatkan solat duha.

Apa aku bisa memiliki laki-laki keraton. Laki-laki yang pemalu seperti gadis pingitan. Laki-laki sopan dalam kata dan santun dalam sikap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar