Kamis, 08 September 2016

Selamat Tinggal.

Setiap keputusan yang di ambil selalu berat. Karena setiap keputusan akan melahirkan resiko.

Aku tau, ini sulit. Aku tidak menyangkalnya. Di saat aku yakin kamu yang terbaik dan tidak munafik hatiku pun sudah lama tertaut.

Tidak salah jika kamu marah. Keputusan tiba-tiba yang aku ambil ini, mungkin membuatmu terkejut.

Jika kamu membaca ini, kamu akan tau jawabannya. Jika tidak biar Allah saja yang memberi tau seiring berjalannya waktu. Tapi aku tau, kau akan membaca ini.

Kau tau, betapa banyak pertanyaan yang ingin ku sampaikan.Tapi...

Aku hanya ingin kau yang menjawab. Di waktu senggang antara ashar dan senja.

Aku teramat yakin, kamu akan menjawab. Namun, sang pemilik hati membisikan yang lain.

Bagaimana jika kamu Aku sandingkan dengan yang lain?

Lantas...

Siapa yang akan jawab pertanyaanku?

Aku tau setiap insan di perbolehkan berharap. Bahkan Dia pun menyuruh kita untuk selalu berharap padaNya.

Seperti yang pernah sahabatku sampaikan. Doa itu menganulir takdir.

Tidak ada salahnya diam-diam berdoa. Masalah nanti di bersamakan dengan siapa. Itu terserah padaNya.

Karena Dia yang Maha tau segala yang baik untuk hambaNya.

Tapi di sisi hati yang lain menjawab. Masalah nanti di bersamakan dengan siapa memang terserah padaNya.

Jika yang membersamai bukan yang disebut dalam doa, apa yang harus dirasakan?

Kiranya memang wajib aku menyimpan rasanya.Karena aku sudah terlalu sayang dari sekarang. Bahkan walau belum tau siapa dia.

Hingga tak ingin aku menyakitinya, dengan memendam rasa kepada lelaki siapa siapa.

Aku selalu menanamkan ini ketika jatuh cinta. Kita hanya punya dua pilihan. Memilih ciptaanNya atau Penciptanya.

Aku tau bagaimana perasaanmu padaku. Bagaimana kerasnya perjunganmu untuk membuatku selalu bahagia. Hingga terkadang kau harus mengalah.

Aku juga tau, kuatnya usahamu hanya untuk sekedar memastikan aku aman, dan tidak ada yang bisa menyakitiku.

Aku hargai semuanya. Tapi, sekali lagi sekuat-kuatnya cinta manusia pasti lebih kuat cinta Allah kepada hambaNya.

Jika ada yang berkata rugi. Iya, aku akui aku rugi memilih jalan ini. Di saat semua wanita iri pada posisi ku yang selalu di angungkan kamu.

Tapi, itu hanya dalam sudut pandang dunia. Mungkin di mata orang lain, wajar.  Tapi dari sudut pandang agama itu sudah keluar jalur.

Terima kasih, untuk kau yang tak hentinya membuatku tertawa. Tidak ada yang bisa ku janjikan saat ini. Semua hanya bisa aku doakan. Semoga apa yang menjadi harap terlaksana. Jika tidak? Allah tau yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar