Rabu, 04 Mei 2016

Izinkan Aku Mencintaimu Bersama Allah

Allah, hari ini aku merasakan perasaan itu lagi. Perasaan yang sempat aku lupa bagaimana rasanya.

Debar siang itu menyadarkan bahwa ada sesuatu yang berbeda saat aku di dekatmu. Mendapati mu selewat dalam hariku adalah kebahagian yang aku bingung bagaimana menerjemahkannya.

Laki-laki yang hanya berani aku pandang punggungnya saja. Kini berdiri di hadapanku.

Dia masih sama, tinggi dan tidak gemuk tidak juga kurus. Rambutnya pun sama terurai sebahu dan bergelombang rapi.

Aku hanya bisa menunduk ketika di hadapannya. Kau tau Tuan, ketika di dekatmu rasanya dadaku sesak sangking senangnya.

Aku tidak mungkin meluapkan perasaan senangku. Terlebih kepadamu. Aku suka menikmati perasaan ini sendirian. Walaupun aku juga tidak munafik aku mengahrapkan kau merasakan hal yang sama.

Tapi.. ah sudahlah. Untuk saat ini biarlah begini saja alurnya. Aku suka. Kau tak perlu tau  jadi aku tak perlu repot-repot bersikap padamu.

Tuan, mungkin kau tak mengenalku. Tapi aku selalu memperhatikanmu. Sudah hampir 2 semester ini aku diam-diam memperhatikanmu.

Jangan risih Tuan, karena aku tak menuntut apa pun darimu. Aku pun tak menginginkan kau untuk tau.

Tapi ada yang aku risaukan. Aku takut Allah akan cemburu sebab cintaku padamu. Karena aku tau, rasa ini salah dimata Tuhan. Perasaan yang semestinya di simpan untuk suatu masa yang baik.

Banyak hal yang sudah aku langgar semenjak perasaan ini ada. Salah satu pelanggaran yang aku buat adalah yang harusnya aku menundukan pandanganku kepadamu tapi aku malah mencuri-curi pandang saat kau ada di dekatku.

Saat ini yang bisa aku lakukan hanyalah. Aku memohon perlindungan pada Allah atas segala perasaan ini. Semoga dengan adanya kau dapat memperbaiki urusan dunia dan akhiratku.

Bukanya tujuan manusia hidup adalah mencari ridho Allah? Izinkan aku mencintaimu bersama Allah. Semoga perasaan ini tetap pada jalan yang di ridhoiNya. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar