Sabtu, 20 Agustus 2016

Jatuh

Bintang, aku baru dapat kabar dia jatuh dari motornya.

Seketika aku panik. Walau pun dia bukan siapa-siapaku. Tetap saja aku panik karena dia orang terdekatku.

Akhirnya untuk sedikit melegakan perasaan aku telpon saja dia. Sekedar bertanya kabarnya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumusalama, ini siapa ya?"

"Aku, Hana heh!"

" Hananing."

"Hana? Hana mana? Gak ada orangnya suaranya doang." Katanya seperti bertanya pada diri sendiri.

"Heh serius!"

"Jangan serius-serius." Katanya menenangkan.

Aku semakin sebal dengan jawabannya. Dia selalu begitu.

"Biar aku tebak." Katanya seperti orang yang sedang main kuis.

"Apa?"

"Kamu, orangnnya cantik kan."

"Makasih."

"Matanya bagus kan."

"Hahaha."

"Sekarang lagi pakai baju biru."

"Salahhhh!"

"Di jadwalnya hari ini pakai baju biru."

"Ngaco. Hahah."

"Tapi di jadwal tulisannya gitu. Apa mau ganti baju dulu?"

"Gak mauu." Kataku tertawa.

Aku sampai lupa tujuanku tadi. Jadi aku kembali pada tujuan awal.

"Kamu jatuh dari motor ya?" Kataku langsung.

"Jatuh cinta aku mah."

"Serius ih."

"Iya. Tapi gapapa. Jangan khawatir."

"Aku gak khawatir cuma mau tau aja."

"Kaki ku patah sih."

"Tuh kan. Pasti parah jatohnya. Gimana sih. Makanya hati-hati. Kamu mah ih gak sayang badan banget."

"Katanya gak khawatir."

"Emang enggak. Cuma ngasih tau aja."

"Kamu." Seraya mengeja.

"Gak bakat bohong hahaha." Lanjutnya sambil tertawa.

Aku juga ikut tertawa.

"Tapi beneran patah?"

"Enggak. Bohong."

"Hih aku pikir bener."

"Enggaklah. Eh kamu lagi ngapain."

"Gak ngapa-ngapain. Kamu?"

"Aku lagi nangkepin nyamuk nih. Dapet dua. Kamu mau gak?"

"Enggak ah. Nyamuk di sini juga banyak."

"Tapi nyamuk di sini beda. Preman-preman semua. Pada mabok-mabokan. Habis di kasih obat sama mama aku."

"Mama aku tuh baik orangnnya. Nyamuk aja di kasih obat. Dia yang beliin lagi. Kalo anaknya mah suruh beli sendiri ke warung."

Aku hanya tertawa.

"Kamu gila." Kataku.

"Yang penting kamu bahagia." Katanya lembut.

"Makasih."

"Buat?"

"Bikin aku bahagia."

"Tugas aku."

Lalu aku pun bilang ke dia.

"Eh aku besok mau pergi."

"Kemana?"

"Bogor."

"Sama mantan?"

"Sama Riri."

"Ngajak mantan gak?"

"Enggak lah. Emang kamu."

"Dia gak jadi ikut touring. Tiba-tiba sakit."

"Oh."

"Aku curiga nih. Jangan-jangan kamu apa-apain."

"Ngaco weh! Hahah." Kataku

"Habis tiba-tiba sakit."

"Gak mau ketemu kamu kali."

"Iya kali ya."

"Eh beneran mantan gak ikut."

"Enggak ih."

"Yah."

"Kenapa, gitu?"

"Aku mau ikut kalo ngajak dia."

"Ngapain?"

"Mau pamer."

"Pamer apa."

"Aku bisa bikin kamu bahagia."

"Hih!"

"Hahahhaha." Dia mulai tertawa.

"Aku juga mau ngadu ke dia." Katanya lagi.

"Kamu mah aduan."

"Biarin. Habis kamu bikin aku jatuh."

"Ngarang. Orang kamu jatuh sendiri sih dari motor."

"Bukan. Jatuh hati."

"Bodo amatttttttt!"

Begitulah kita. Tak ada makna. Yang ada hanya bahagia.

-Hana Larasati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar