Senin, 01 Agustus 2016

Pembuat Rindu

Hey, laki-laki yang bilang aku berkumis dan pemakan lumba-lumba, pada bundanya. Aku rindu.

Kau itu kurang ajar. Seenaknya menguasai pikiranku. Di mana saja aku ingat kamu.

Siang ini aku sedang bercengkrama dengan guruku dan beberapa muridku. Tapi pikiranku selalu padamu.

Kita sedang belajar pelajaran olahraga. Pelajaran yang selalu menggunakan motorik.

Kau tau kan pelajaran lempar tangkap? Saat itu mereka melakukannya termasuk aku.

Dan kau tau? Ada satu siswa yang tidak mau melempar dia malah memberikannya secara baik pada temannya.

Dia bilang.

"Kata ibuku memberi itu harus dengan cara baik-baik bukan di lempar."

Seketika aku terbahak-bahak. Bukan karena pristiwanya melainkan, bayangan wajahmu memenuhi pengelihatanku.

Aku berani bertaruh jika kita menikah nanti anak mu akan sepertinya. Konyol dan pandai persis ayahnya.

Hey, pembuat puisi singkat. Benar katamu waktu itu agar aku jangan rindu. Karena rindu itu berat dan aku tak akan kuat. Sekarang aku sedang merasakannya. Aku rindu. Sangat rindu.

-Hana Larasati

Ins : Dilan 1990

2 komentar: