Senin, 14 Maret 2016

Bunga di Kota Jogja

Cerita ini ibarat teori relatifitas Einstein dimana teorinya bumi mengangap matahari yang mengelilinginya dan matahari mengangap bumilah yang mengelilinginya. Dua-duanya mengangap dirinya sebagai pusat. Sama seperti kita.

Aku mengenalmu lewat kata yang bernama tidak suka. Aku sering menulis hal yang buruk tentangmu. Penghianatan, rasa sakit, kekecewaan, semuanya aku luapkan di situ. Karena memang hanya itu yang aku tau.

Tapi entahlah walaupun semua tulisanku selalu menyudutkanmu tapi dari hatiku aku tidak pernah membencimu. Aku juga tidak tau kenapa. Terserah kau mau percaya atau tidak. Kali ini aku serius dengan ucapanku.

Ini lucu biasanya pertemanan di awali dengan pertemuan yang baik, saling sapa, bertukar hadiah. Tapi kita aneh ke salah pahaman yang membuat kita akhirnya berteman.

Dimulai dari tulisan ke 26  ku, kamu mulai menegurku. Aku menulis hanya dengan pengetahuanku yang selama ini aku tau. Seperti yang bisa kalian duga. Aku murka, aku angap kau pengangu, aku marah padamu.

Kita pun beradu argumen. Saat itu, aku seperti biasa tidak mau mengalah. Hingga kau jelaskan semuanya padaku. Bukan kau perebutnya, kita hanya kurang komunikasi.

Kali ini bukan sakit hati lagi yang aku terima tapi rasa lega. Aku benar-benar tertawa saat itu. Haruskah aku menunggu hingga 2 tahun untuk tau semua ini?

Sepertinya prinsip kita sama. Lebih baik di sakiti dengan kejujuran dari pada di bahagiakan dengan kebohongan. Bukan tangis yang aku rasakan tapi tawa gembira yang aku ungkapkan lewat tulisan ini.

Rasanya aku ingin memelukmu. Tapi kamu terlalu jauh. Ah entahlah lagi-lagi jarak yang membuatnya rumit. Sekarang kamu benar-benar menjadi perempuan kesayanganku.

Sepertinya apa yang aku tuliskan benar-benar menjadi doa atau intuisiku? Ya banyak orang yang bilang intuisi perempuan itu kuat. Dari dulu aku memang tidak pernah menyimpan benci padamu. Sudah aku katakan kan.

Sudah aku duga. Kamu menyenangkan dan ramah. Intuisiku benar-benar tepat. Aku senang bisa mengenalmu, semoga kau juga begitu. Sayang sekali 2 tahun hanya di habiskan untuk saling benci dan caci.

Tapi kini kita sudah melepas topengnya masing-masing. Dua perempuan yang bernama sama. Aku terjemahan namamu dalam bahasa Jepang, dan kamu adalah arti namaku. Hana dan Bunga.

Menyalahkan orang yang membuat kita salah paham? Ah sudahlah aku sudah sangat amat lelah dengan semuanya. Tidak ada yang taukan rasanya 2 tahun berjuang dengan luka. SENDIRIAN.

Kau harus berusaha bangun, menopang tubuhmu, hatimu, kepercayaanmu. Setelah kau berhasil, luka itu mengahajarmu lagi dan kau harus berusaha bangkit kembali. Begitu terus. Berulang-ulang.

Meminta Allah untuk menghukum pun rasanya aku benar-benar malas. Aku hanya bersyukur pada Allah tidak ada kesalah pahaman lagi di antara kita dan sepertinya aku sudah bisa melaksanakan wasiat sang nabi : "Jadilah hamba-hamba yang bersaudara."

Ini adalah tantangan hari terakhir. Terima kasih. Lewat 30 day writing challenge aku menemukan musuhku. Yang sekarang jadi sahabat baik ku. Semoga kita bisa lebih baik. For your information tulisan ini gak di bawah tekanan loh hahah.

Teruntuk Bunga Permata Adviani. :D

-Hana Larasati

1 komentar: