Kamis, 24 Maret 2016

Maryam

11 tahun yang lalu aku menemuimu sebagai gadis yang ayu dan lugu. Dengan rambut sebahu dan kulit putih semakin menambah manis dirimu.

Kau menyapaku dengan senyum yang menampakan ke dua gigi kelincimu. Awalnya aku menilaimu sebagai wanita yang pendiam dan pemalu. Lama waktu memandu, ternyata kau adalah gadis yang ceria. Harus di sapa dulu maka kau akan membuka dirimu.

Sekarang gadis kecil itu sudah tumbuh semakin dewasa dan mempesona. Dengan kerudung panjangnya dia membawa perubahan-perubahan yang mampu mencerahkan para sahabatnya.

Seorang yang dulunya adalah gadis desa biasa kini hadir menjadi aktifis yang mengetarkan keimanan kita. Menyiarkan apa yang harus tersiar.

Dia bagaikan mercusuar bagi kami. Yang selalu mendampingi dan mengawasi di setiap langkah kami.  Walau pun terlihat lembut dia tergolong wanita yang tegas.

Apa lagi jika itu menyangkut soal kemunkaran. Tak segan ia menegur jika kami salah. Dengan tutur kata yang santun dan tidak menyakiti.

Dia juga gadis yang pandai menjaga harga dirinya. Yang selalu mengingatkan kami bahwa tak semua perasaan harus di siarkan. Yang menyadarkan bahwa pandangan harus di tahan. Aku suka menamainya sebagai Maryam. Karena kuatnya dalam menjaga dirinya dan sangat mempesonanya dia.

Betapa takutnya dia akan amarah Tuhan. Mencerminkan bahwa dia adalah gadis yang bertakwa. Selalu ada Allah dalam setiap langkahnya dan membawa para sahabat dalam kebaikan.

Bukankah kata orang sahabat yang baik apa bila engaku melihatnya semakin dekat engkau pada Tuhanya. Ketika engkau mendengar suaranya, yabg terdengar seruan mengajak pada kebaikan dan ketika engkau ada di sampingnya kebaikan-kebaikan yang tercipta.

Katanya Allah, tidak akan membiarkan seorang hamba masuk ke dalam surga seorang diri. Maka Allah akan menyuruhnya membawa sahabatnya. Semoga Allah menjaga kita dan kita bisa selalu bersama tak hanya di dunia tapi sampai di surga. Aamiin.

-Hana Larasati



Tidak ada komentar:

Posting Komentar