Rabu, 02 Maret 2016

Percakapan

Kamu masih saja menatapku. Mata bulatmu yang penuh tanya tak lepas kau sorotkan pada wajahku. Seakan membuncah pemikiran dalam otakmu yang ingin kau sampaikan padaku.

Kamu masih terlalu kecil untuk mengerti sayang. Tapi baiklah akan aku beritau sebisaku. Toh kata orang ingatan masa kecil itu yang paling kuat dan membekas.

Bibir mungilmu mulai berujar.

"Kakak kenapa kita tidak boleh membalas orang yang sudah menyakiti kita?"

"Siapa bilang tidak boleh? Boleh tapi lebih baik jangan membalas. Nanti bagimu surga."

"Tapi kata kakak, setiap perbuatan pasti ada balasannya."

"Benar tapi hanya Allah yang berhak membalas."

Dia bertanya lagi padaku. Kali ini dia mulai duduk di pangkuanku.

"Jika kakak disakiti apa yang kakak lakukan?"

"Mendoakannya."

"Kenapa?"

"Karena doa melibatkan Tuhan. Tuhan adalah satu-satunya yang tau apa yang terbaik untuk hambaNya."

Dia tersenyum menatapku dan seketika mengecup pipiku.

"Semoga kakak jadi bidadari surga kakak ku."

"Aamiin."

Kemudian dia berlari pergi kearah pemuda yang aku tau, adalah kakaknya. Dia memeluknya erat sambil melambaikan tangan dan mengucapkan selamat tinggal padaku.

-Hana Larasati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar