Selasa, 01 Maret 2016

Fatimah pada Ali.

Hujan memang paling juara dalam mendistorsi ingatan. Rintik dan dinginnya semakin menyempurnakan hayalan.

Aku masih duduk sambil menatap hujan. Masih terus berpikir. Entahlah dari mana rasa ini bermula. Tapi aku tidak terlalu peduli. Yang aku tau wajahku tiba-tiba merona ketika berpapasan dengannya.

"Assalamualaikum, Hana." Kata pertama yang terucap dari mulutnya ketika berjumpa denganku. Hatiku sempat bergetar ketika mendengarnya. Lengkungan senyumpun tak bisa aku tahan keberadaannya.

"Waalaikumusalam." Balasku masih dengan perasaan yang entah bagaimana. Kita sempat berbincang-bincang. Tidak banyak. Tapi cukup untuk membuat gugup. Berpura-pura tidak suka pada orang yang di suka itu lebih sulit dari mengerjakan soal algoritma.

Katanya, kualitas seseorang bisa di lihat dari bahasanya. Dia memiliki bahasa yang sopan dan santun. Perangainya pun tegas, tapi dia juga lembut.

Aku tak pernah berpikir akan jatuh hati pada laki-laki yang menjadi sahabat baikku selama ini. Cinta ini seperti Fatimah pada Ali. Cintanya dua orang sahabat kecil yang terpendap hinga Tuhan berjanji akan mempersatukannya nanti.

Aku layak di katanya artis profesional ketika berada di depannya. Aku acuh, tapi perasaanku mengatakan aku butuh dirimu. Aku diam, tapi dalam hati melompat girang.

Bukan munafik, tapi Tuhanku Maha Pencemburu. Aku takut jika aku mencintaimu berlebihan Tuhanku akan cemburu dan mematahkan hatiku, untuk memberi tau sakitnya jika berharap kepada selainNya.

Jangan berpikir aku tidak berjuang. Aku memperjuangkanmu lewat sujud dalam di tengah malam. Tidak pernahkah kau berpikir keajaiban sujud. Kapan lagi berbisik ke bumi tapi langit mendengarkan.
Butiran doa dalam tasbih tak lepas aku lantunkan ketika menghadap pada Tuhan. Doa itu terus-menerus aku ulang. Aku tidak pernah bosan, karena aku tau doa itu menganulir takdir.

Kata ibuku jika cinta perjuangkanlah di jalan yang baik. Jalan yang tidak memancing murkaNya tapi mendapatkan ridhoNya. Layaknya Fatimah pada Ali.

Untukmu tuan berwajah teduh.

-Hana Larasati.

1 komentar:

  1. Pemilihan kata nya sudah jauh lebih baik,unik, dan lebih berkualitas. keren kak :D
    Ke depan nya pasti lebih baik (y)

    BalasHapus